first!

62 7 0
                                    

n o t e

lowercase intended. sengaja diketik dengan huruf kecil.

karena aku suka huruf kecil~

.

w r i t e r

s z m / crapsackarin

.

satu, dua, tiga....

dentingan piano terdengar. melodi yang menyedihkan pun mulai bermain. walau samar karena diselimuti rintikan hujan, namun melodi itu seakan memiliki jemari yang dapat meraih telinga siapapun yang melewati rumah putih itu.

ya, rumah mewah milik keluarga magnolia.

magnolia adalah keluarga berstatus lumayan yang terkenal karena piano buatan mereka yang ajaib. karena siapapun yang menggunakannya di sebuah kompetisi piano, dijamin akan memenangkan kompetisi itu.

jemari laki-laki muda yang usianya masih belasan tahun itu asik menari di atas tuts-tuts piano. namun melodinya berubah dari menyedihkan ke mencekam ketika kepalanya menangkap sebuah memori yang sudah lama ingin ia buang jauh. namun selalu gagal. bermain piano selalu mengingatkan ia kepada ibunya.

rasanya ia begitu merindukan wanita itu, di saat yang sama ia juga begitu membencinya.

karena ibunya lah ia bisa bermain piano sebaik sekarang. mulai dari membiayai les pianonya hingga mengikutkannya ke berbagai kompetisi piano, ambisi ibunya memang luar biasa.

begitu luar biasanya hingga ia memutuskan untuk berhenti. selamanya.

kini piagam-piagam itu telah menjadi abu, dan piala-piala itu tak lebih dari gumpalan tembaga meleleh yang sudah mengeras. bahkan, grand piano setengah hangus miliknya itu pun sudah cukup lama terduduk di dalam toko antik.

laki-laki itu berhenti bermain piano. ia merogoh kantung jaketnya dan mengeluarkan sebuah pemantik api. ia menatap pemantik kosong itu dengan senyum yang terukir di bibirnya. pemantik inilah saksi dari perbuatannya pada malam itu. malam dimana ia membalaskan dendamnya teruntuk masa kecilnya yang disita oleh ambisi ibunya.

dan saksi tidak seharusnya dibiarkan hidup ... benar?

tanpa aba-aba apapun, laki-laki itu melempar pemantiknya ke lantai. membiarkan benda mungil itu terjatuh di dekat kakinya. ia menginjaknya. kini pemantik itu tidak lebih dari serpihan plastik yang bertebaran di atas karpet. bau bensin pun menguar kemana-mana.

selang beberapa detik, terdengar suara langkah kaki terburu-buru dari luar ruangan. langkah itu berhenti tepat di depan pintu. lalu pintu terbuka, menampakkan seorang gadis yang tidak lain dan tidak bukan adalah putrinya si tua magnolia.

nama gadis itu prisa.

prisa memasuki ruangan kesayangan ayahnya itu dengan tatapan bingung sekaligus kaget. laki-laki itu hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.

"selamat sore, prisa!" sapa laki-laki itu dengan santai.

"ada apa? aku mendengar suara benda pecah dan ... kenapa ruangan ayahku jadi bau bensin begini? tunggu-tunggu, dan sejak kapan kamu masuk ke dalam rumahku?!" prisa bertanya dengan nada agak histeris.

laki-laki itu tertawa melihat tingkah temannya, "ckck, banyak banget sih pertanyaannya. kangen ya?"

prisa menghela napasnya sembari menggelengkan kepalanya, "will ... semua orang tahu masuk lewat pintu itu lebih mudah daripada masuk lewat jendela."

WSOS : Why So Lonely [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang