sixth!

6 0 0
                                    

hello s z m here~

this shor bits was republished... enjoy ><

.

sehari sebelumnya di markas wsos...

"hufft, kita istirahat disini sebentar, prisa"

"oke."

kedua remaja itu duduk di sofa, saling berhadap-hadapan dengan meja kopi di tengah mereka.

"bagaimana anomali itu? benar dia ya orangnya, si calon dewa?"

prisa mengangguk, "iya, bahkan liontinku berkata begitu."

"hmm ... bisa gawat kalau arles datang. anak itu harus segera kita hilangkan dari daftar anomali."

"well, aku sudah coba berteman dengannya. tapi firasatku ini tidak akan berhasil... apalagi dengan batas waktu yang singkat"

will menghembuskan napasnya gusar. prisa hanya menunduk. tidak disangka keadaan berubah runyam dalam waktu yang begitu singkat.

"will, kalau aku yang mati bagaimana?"

laki-laki berambut merah itu tidak menjawab. atau mungkin lebih baik tidak menjawab. ekspresi wajahnya tidak terbaca, memang sengaja agar gadis itu tidak tahu apa yang dia rasakan sekarang.

karena nyatanya ia marah, sangat marah.

marah terhadap dirinya sendiri yang telah melibatkan gadis itu sejak awal.

kalau gadis itu mati.

berarti sama saja dengan dia telah membunuhnya.

"prisa ... jangan berkata seperti itu."

kening gadis itu berkerut resah, "ta-tapi perjanjiannya kan seperti itu? ... kamu lupa?"

brak!

will memukul meja di hadapannya. prisa belum pernah melihat will semarah itu.

"mana mungkin aku bisa lupa!" bentak will.

"sejak awal aku tidak mau melibatkanmu! tapi lihat keadaannya sekarang! pengganti setan itu sudah ditemukan, sebentar lagi dia akan datang kepada salah satu dari kita dan--"

prisa tertunduk, perkataan will benar. begitu dewa dendam yang baru sudah terpilih, tamatlah mereka. nyawa dibalas dengan nyawa, begitulah isi perjanjian yang mereka buat dengan arles.

karena membalas dendam adalah sebuah pedang bermata dua. maka begitu arles digantikan oleh sabishi, salah satu dari "arsonis" yang membuat perjanjian dengan arles akan mati sebagai tumbal untuk dewa itu.

ibaratnya seperti sebongkah arang yang dilemparkan pada api agar baranya semakin besar. dan api itu adalah dewa dendam.

itulah nyawa seorang arsonis, hanya ibarat sebongkah arang. tidak lebih dan tidak kurang.

"ya, kamu benar! dan itu karena aku ingin balas dendam! bukan salahmu aku terlibat, tapi itu salahku! kalau aku mati ya itu juga salahku! aku hanya ingin tahu bagaimana menurutmu kalau itu benar terjadi." ujar prisa.

will menghampiri prisa yang wajahnya memerah menahan tangis. ia menyesal sudah membentaknya.

"maaf prisa, hanya saja aku ... tidak mau kehilangan teman lagi."

gadis itu terisak, will mendekapnya.

"will, aku tidak mau mati! aku juga tidak mau kamu mati!"

"iya aku tahu..." ujar will berusaha menenangkan prisa.

"apa yang harus kulakukan?"

seketika wajah will menjadi serius.

"hanya ada satu hal yang bisa kita lakukan, prisa."

"apa itu?" tanya prisa.

"yaitu dengan..."

"dengan?"

will terdiam, seakan ragu untuk mengatakannya.

"...membunuh sabishi."

.

tbc~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WSOS : Why So Lonely [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang