v

401 96 7
                                    

"Kamu hanya sendiri saja? Setiap kali kulihat, kamu hanya sendiri."

"Kamu juga sendiri."

Lino tertawa. Menurut otak dan pemikirannya, ia mengasumsikan balasan tadi sebagai hal yang menurutnya serasi. Sangat pas dan sama. Padahal nyatanya, si perempuan itu berbicara fakta bahwa Lino juga sendirian.

Lalu Lino membenarkan posisi buku yang sepertinya sedikit tidak simetris.

"Aku tidak sendiri, aku denganmu saat ini."

Perempuan tadi tertawa sekenanya. "Benar juga. Tapi kamu selalu datang sendirian kesini."

"Itu karena aku ingin berdua denganmu."

Lino terlalu jujur. Lino tidak bisa mengontrol perasaannya. Dia terlalu menyukai perempuan yang saat ini sedang tertawa karena ulahnya.

"Kita bisa berteman kalau begitu. Kita juga akan sering bertemu setiap kali jam pulang kerja."

"Aku suka idemu."

Senyum Lino mengembang seiring suara roda kereta dan tawa diantara kursi nomor lima puluh dua.

"Oh iya, namaku Lino. Ingatlah dan jangan sampai lupa. Aku, si Tampan Lino. Oke?"

Perempuan itu tersenyum dengan lugu.

"Baik, aku akan mengingatnya. Lino, si Tampan Lino"

Dan biarkan kali ini Lino yang tersenyum sambil bersusah payah menahan tubuhnya yang merinding geli.

SHINKANSEN || Lee Minho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang