Dua orang dewasa tengah masak dan menyiapkan sajian makanan di restoran kecil mereka. Mereka adalah orang tua Freya. Mereka selalu bertengkar meributkan hal yang tidak jelas. Sampai Rasty ibu Freya menginginkan cerai. Namun Rasty selalu memikirkan Freya. Bagaimana nasib anaknya jika menikah nanti. Lalu Rasty memutuskan perceraian setelah Freya menikah.
Lalu bagaimana mereka hidup seperti itu di satu atap?
Mereka tak pernah bicara langsung. Rasty menggunakan hp sebagai alat komunikasi dengan Yoga, suaminya itu, sedangkan Yoga menggunakan mainan papan tulis hapus geser / drawing board magnetik. Pasti tau kan?
Aneh memang.
Tak tak (suara papan tulis geser yang dibentur kecil dua kali ke dinding dekat Rasty)
"Dimana Freya?" tanya Yoga pd istrinya lewat papan tulis geser itu.
Rasty yang melihat tulisan dipapan tulis geser itu menjawab melalui hp nya.
"Entahlah" jawabnya.
Lalu Yoga menerima pesan dari istrinya itu, dibacalah, lalu di balas kembali menggunakan alat papan tulis geser itu. Begitupun seterusnya.
"Kapan dia datang?"
"Entahlah" sms balasan dari Rasty.
"Tanya dia"
"Kamu saja" balasan Rasty.
"Kalian mulai lagi?" Ucap Freya tiba tiba, ia ke restoran kecil milik orang tuanya itu. Tepat berada dibelakang sang ayah, Yoga. Freya sedikit mengintip.
"Kapan kamu datang?" tanya Yoga
"Ayah sama ibu kan disini, disatu ruangan, kenapa harus begini segala siii?"
"Kenapa kau ke sini?" Yoga mengelak
"Pengen saja" ucap Freya santai.
"Kapan kamu membawa manajer restoran itu? Kamu bilang akan menikah... kenapa? apa keluarganya tidak menyukaimu karna kita menjual minuman keras? Tanya Rasty pada Freya.
Yaa. Memang orang tua Freya menjual miras. Bukan orangtuanya. Hanya Yoga saja. Rasty tidak suka suaminya itu menjual miras. Ia tau itu tidak baik.
"Bukan begitu bu"
"Ibu sudah tau. Seandainya ibu jadi orangtua kekasihmu itu, ibu tidak mau punya menantu penjual miras"
"Suruh ayahmu tutup tempat ini" ucap Rasty.
"Bisnis adalah bisnis. Beritahu ibumu tidak usah ribut mau buka restoran" kata Yoga
"Aku selalu menggoreng ayam untuk suami yang serakah. Katakan itu pada ayahmu!" kata Rasty emosi.
"Hentikan!!!!!" ucap Freya. "Saling berhadapanlah kalau mau bertengkar! Lempar saja tv atau pecahkan pot bunga seperti sebelumnya! Setidaknya kalian seperti pasangan yang normal" Ucap Freya dengan nada emosi tinggi.
Tiba tiba Freya menerima pesan entah dari siapa dan apa isinya. Dibacanya pesan itu. Lalu Freya membuka kulkas dan mengambil miras satu botol. Diteguknya hingga habis tanpa menyisakan satu tetes.
"Apa yang kamu lakukan Freya?" Rasty
"Freya, Freya! hei apa yang kamu lakukan?!" Yoga
Freya sama sekali tidak merespon apa omongan mereka. Dia pergi meninggalkan orang tua.
"Ada apa dengannya" ucap Rasty
"Pasti ada sesuatu terjadi padanya" ucap Yoga.
Lalu mereka bertatapan.
"Aku bukan bicara padamu" ucap Rasty. Lalu meninggalkan Yoga
"Aku juga sedang bicara dengan diriku sendiri" ucap Yoga dalam hati
-
CAFE ALAN
Alan melihat pesan yang ia kirim pada Freya "Terimakasih, maaf, bahagialah" itulah pesannya.
Ternyata pesan itu yang membuat Freya minum miras hingga satu botol langsung.
Seorang gadis cantik melambaikan tangannya ketika melihat kedatangan Ano. Gadis itu adalah Bianca.
"Tunggu sebentar" ucap Ano melewatkan Bianca. Lalu ia pergi menemui Alan duduk di meja belakang Bianca.
"Ayo kita bicara" ucap Ano membuat Alan kaget. "Temui Freya!"
"Ngapain lagi" ucap Alan
"Lo harus ucapkan 'pisah' padanya secara langsung!"
"Kenapa lo serius sekali si? Ngga usah khawatir lah! Lo ngga akan terganggu lagi kok. Freya ngga akan muncul lagi" ucap Alan.
*Maaf kalo ada typo😘 kasih tau aja kalo ada dia hehe
Jangan lupa vote biar semangat update nya💕
12519
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang Meminta
Random"Ya, sekarang aku ngerti karna sudah melihatmu. Hanya aku yang jatuh cinta, semuanya hanya aku yang rasakan" Cinta bertepuk sebelah tangan? PENGUNTIT?