Part 5❤

104 36 1
                                    

Assalamualaikum😊

Happy Reading

"Tapi ini sungguh memalukan. Nggak! Nggak akan." ucapnya kembali

Tiba tiba mobil putih berhenti di depan rumah yang Freya akan datangi.

"Siapa kamu? kenapa kamu mengintai rumahku? " ucap wanita paruh baya pada Freya.

"Saya diundang kemari" Ucap Freya tersenyum

"Diundang? oleh siapa?" Tanya ibu pemilik mobil putih tersebut.

"Ibunya Alan bu"

"Saya? Saya ngga pernah mengundangmu ya" ucap wanita paruh baya itu

"Oh, bukan anda bu. Tapi ibunya Alan. Dia yang mengundangku"

"Hey! Saya ini ibunya Alan! Saya ngga pernah mengundangmu. Jadi mendingan kamu pergi dari sini!"

Ibu itu pun keluar dari mobil.

"Jadi kamu orangnya?"

"Iya bu?" tanya Freya kebingungan.

"Dia kan sudah sopan putus denganmu, tapi kamu tetap mau menempel padanya. Sekarang kamu mau menyiksa anak saya? hmm?

Freya semakin bingung dengan ibu itu.

"Kamu pasti menguntitnya. Kamu tau kan itu kejahatan" Lanjut ibu itu

"Iya? Menguntit? Maaf bu, saya di undang ke sini dengan ibunya Alan" pernyataan Freya

"Saya dengar kamu sangat rakus saat makan"

"Apa Alan yang bilang begitu?" Freya bertanya

"Saya juga mendengar kamu mengadakan pesta dan membuat cake. Kamu tau? betapa terkejutnya anakku yang malang itu?"

"Si brengsek yang bilang begitu?"

Freya tak tahan dengan omongan ibu itu. Dan? Freya menjatuhkan air mata di pipinya.

"Brengsek kamu bilang?"

Dengan spontan ibu itu langsung mengambil cake yang dibawa Freya dan menjatuhkan cake itu dengan sengaja.

"Sudah saatnya kamu menyerah" kata ibu itu. "Beraninya kamu datang ke rumahku dengan tidak sopan seperti ini"

"Saya tidak sopan? Lalu bagaimana dengan anakmu yang menghindari kekasihnya yang sudah 1tahun pacaran? Dia bersembunyi dibalik temannya dan ibunya. Apa itu sopan buk?"

"Sekarang saya tau mau anak ibu. Tapi saya ingin mendengarnya langsung dari brengsek itu sendiri. Jadi katakan padanya. Suruh dia bertindak manusiawi" lanjut Freya dengan mengeluarkan cairan bening dimatanya.

Lalu Freya pergi dari sekitar situ.

Ternyata ibu itu memang benar ibunya Alan.

-

Tanpa Freya dan ibu itu sadari, Ano sudah dari tadi mendengar percakapan mereka.

Saat Freya berjalan, dia menemukan Ano sudah berdiri di depannya.

Sekarang mereka bertatapan diam.

"Oh, Ano" seru ibu Alan.

Freya yang mendengar suara itu spontan langsung pergi dari mereka.

Sekarang entah apa yang dibicarakan Ano dengan ibunya Alan.

-

Makanan sudah siap saji dimeja makan. Tidak hanya satu, dua piring. Banyak sekali makanan yang sudah siap di santap.   Tapi belum mereka makan. Mereka hanya menatap makanan itu. Ibu pemilik rumah menunggu kedatangan seseorang yang diundang kemarin.

"Mah, aku lapar sekali" ucap adik perempuan pemilik rumah kepada ibunya.

"Tunggu sebentar"

"Kenapa mbak ngga telfon saja dia, suruh cepat sedikit?"

"Ngga usah. Nanti pasti datang" ucap pemilik rumah tersebut.

"Aku mau ke kantor dulu, ambil berkas penting" ucap suami ibu itu.

Lalu sepasang suami istri itu pergi keluar.

"Ano saja belum pulang selama tiga tahun. Apalagi pacarnya yang mau kesini? hah?" ucap nenek Ano.

Ternyata yang bercakap cakap tadi itu keluarga Ano. Ano masih punya kedua orangtua, nenek, dan bibi/tante. Tapi Ano lebih memilih tinggal sendiri dibanding dengan mereka.

Sudah tiga tahun Ano tidak pulang. Hari ini Ano di suruh pulang. Tidak hanya itu, Ano disuruh membawa kekasih. Jika tidak datang, terpaksa Ano akan dinikahkan dengan gadis pilihan mamahnya.

Sekarang Ano belum memiliki kekasih. Ano semakin bingung dibuatnya.

Takdir yang MemintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang