VI. Dangerous Boy

1.9K 139 45
                                    

Jangan lupa vote(tekan bintang dipojokan) dan comment ya ☺
Diizinkan untuk spam kok 😍

Dan jangan lupa juga tambahkan cerita ini ke library kalian, biar nanti dapet notif kalo aku update 💜💜

###

Berkali-kali Allana mengubah posisi duduknya, berusaha untuk tidak menyentuh sedikitpun bagian dari milik Aldo. Ini adalah neraka. Harusnya tadi Allana melanjutkan pekerjaannya saja, bukan malah tersesat di antara dua lelaki di sampingnya, Aldo dan Jordy. Allana bisa meminta jatah trantiknya nanti.

"Urusan lo udah selesai?" Tanya Arka.

Aldo mengangguk acuh, mengambil air mineral milik Allana yang sama sekali belum tersentuh lalu meneggaknya.


"Itu punya Allana." Ujar Kayla dengan ketus. Semua anak Pelita juga tahu bahwa setelah diselingkuhi oleh Aldo, Kayla mati-matian membenci cowok bermata tajam itu. Ya, saat kelas 10 Kayla dan Aldo sempat berpacaran karena orang tua mereka yang menyuruh. Mungkin istilah orang kaya itu seperti hubungan bisnis yang menguntungkan perusahaan. Allana tidak mengerti. Meskipun menjalin hubungan tanpa rasa, Kayla tetap saja kesal.

"Gapapa, Kay. Nanti gue bisa ambil sendiri kalo haus."

"Ya tapikan itu pesenan lo. Lagian kenapa air mineral, sih. Beli ini caffe juga Arka ga bakal miskin." Masih dengan ketusnya Kayla berucap.

"Udah. Gapapa, lagian juga gue belum haus." Allana memberi senyum terbaiknya, berusaha memberi tahu Kayla bahwa ia memang tidak mempermasalahkan air mineralnya.

"Gue nggak habisin. Dia masih bisa minum." Disela perdebatan dua sahabat itu Aldo mengeser minuman yang masih terisa setengah itu ke dekat Allana. Mata tajam itu menatap Allana dengan alis terangkat. Entah mengapa Allana berpikir Aldo sedang mengolok dirinya didalam otaknya.

Allana ingin mengatakan tidak apa-apa sekali lagi untuk Aldo namun lidahnya terasa kelu. Ingatan di atap saat itu terlintas dalam kepalanya tanpa diminta. "Iya." Sialan, suaranya seperti tikus terjepit.

Lonceng pintu berbunyi dan segerombolan anak SMA yang masih memakai seragam masuk mengambil meja yang tak jauh dari tempat mereka. Melihat Shintia yang tidak ada di mesin kasir, maka Alana beranjak. "Kayaknya caffe udah mulai rame. Gue harus balik kerja."

"Jadi lo lebih mentingin kerjaan lo itu daripada gue?" Kayla bersidekap dengan tatapannya yang lagi-lagikesal. Kali ini Allana tahu bahwa itu untuk Allana sendiri.

"Nanti kalo agak senggang gue balik kesini kok."

Lagipula ini juga demi kebaikannya. Entah kenapa sejak kedatangan Aldo yang duduk disampingnya jantung Allana jadi bertalu cepat. Apalagi ditambah adengan yang tidak sengaja dilihatnya. Allana merasa seperti sengaja tidak mengerjakan PR tapi mengatakan bahwa bukunya ketinggalan. Itu mungkin terdengat lebay tapi Allana akan sangat merasa tidak nyaman, bahnkan hanya untuk kebohongan kecil seperti itu.

Dan sekarang dirinya merasa tidak nyaman dan seperti akan terbakar.

"Awas aja kalo lo ga balik." Ancam Kayla. Bagaimanapun juga Kayla pasti mengerti bahwa ini adalah pekerjaan Allana.

Baru saja Allana akan melangkah seseorang mencekal legannya. Allana melihat Aldo yang kini memegang legannya namun matanya menatap ke meja kasir. "Gue pikir acara ini belum selesai. Satu dari kita belum pesen apapun." Ucap Aldo dengan intonasi santai tapi terdengar memerintah. Itu telohat jelas dimata hitam legam itu.

Jordy yang sudah berdiri untuk memberi Allana ruang mengangkat alis. Sama halnya seperti Arka dan Kayla yang kebingungan dengan alis yang menyatu, heran.

Best MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang