Di musim panas justru rasanya lebih nyaman untuk menyapa salju.
Tapi, di musim dingin rasanya tak perlu.Bersemi dengan daun yang bersuah bunga warna-warni.
Juga, daun merah dan kuning yang berguguran.Si cerah berawan yang nyaman untuk teman berbagi dengan secangkir kopi. Lalu, berubah sedih disertai kemarahannya.
Layaknya menggadaikan sebuah tawa pada pohon yang memang sudah mati, membuat asa terkalahkan oleh rasa.
Menjauhi senja dengan harapan, pagi-pagi sekali fajar di depan rumah untuk menjemput.
Harapan rasanya hampir tumbang melihat enam musim yang hanya ada di satu hari.
Merasa hidup yang dijalani tidak lebih berguna sebagai topeng kepalsuan.
***
Bukan fajar. Tapi, senja.
Banjarmasin, 13 Mei 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keramaian itu Bukan Aku
PoesiaHanya kumpulan omong kosong yang sedang mencari teman. Jadi, mau berteman denganku? Was in : Rank 881 #alone Rank 534 #poem Oleh : Biruharu -Tarara Copyright © 2019