Tinggal dan Pergi

2.4K 230 46
                                    

Sudah seminggu sejak kedatanganku ke hutan Ible. Berarti sudah seminggu juga aku tinggal disini. Sejak kedatanganku di hari itu. Aku berniat membuat sebuah rumah atau mungkin gubuk dari pohon yang ada dihutan ini. Sebelumnya aku belum pernah membuat rumah seumur hidupku. Untung nya, buku the world Edea ini sangat membantu. Tapi tetep aja, praktek tidak semudah memahami materi.

Aku beberapa kali menghancurkan pohon yang ingin aku tebang menggunakan sihir angin. Tapi karna aku belum bisa mengendalikan sihir dengan baik, banyak pohon yang kuhancurkan malahan sampai aku ratakan. Sempat kagum sih kalo aku punya mana yang banyak, karna melakukan sihir besar beberapa kali tapi tubuhku tidak apa apa.

Sampai akhirnya percobaan ke-88 kali, aku bisa menebang pohon dengan baik mengunakan sebilah angin. Setelah menebang beberapa pohon dan memotongnya menjadi papan, aku bingung mau ngapain. Karna kan aku dah bilang, kalo aku belum pernah buat rumah. Ngeliat kontruksi pembuatannya aja belum apa lagi ngebuatnya, kecuali di internet atau game, aku dah pernah.

Bermodalkan pengetahuan game dan video internet yang ada diingatanku, Aku membuat sebuah rumah. Tapi ternyata, aku emang ga bisa buat rumah. Rumah yang aku buat tuh jelek banget dan kayak nya ga bisa aku huni. Gubuk sama rumah aku aja bagusan gubuk.

Aku menyerah! Waktu makan siang tiba. Karna dihutan tidak ada warung makan atau toko kelontong, aku pergi menangkap ikan disungai.

Ini pengalaman yang berarti banget. Aku ga akan kira, nangkap ikan sesusah ini. Setiap kali aku mendekat ke ikan yang bakalan aku tangkap, ikan itu bakalan berenang dengan cepat. Kalo ga, pas aku dah menangkap nya! Dia bakal menggoyangkan tubuhnya dan terlepas karna tubuhnya yang licin.

"Aku ga peduli lagi. Aku akan menangkap mu bagaimana pun cara nya. Sekalipun pakai sihir!"

Memfokuskan pikiran sambil mengerahkan tangan kedepan. Aku membayangkan air sungai didepanku terangkat dan membuat arus yang berputar kencang sampai ikan ikan didalamnya terpental.

Air sungai mulai terangkat dan menjadi sangat tinggi, ia juga mulai membuat arus yang sama seperti imajinasiku, tapi ada satu kesalahan. Arusnya terlalu cepat dan air sungainya terlalu tinggi. Ikan ikan yang didalamnya terpental ke segala arah. Aku dengan cepat menghentikan sihir nya agar tidak semakin berbahaya.

"Aku tidak mengantisipasi itu. Aku bakalan terus berlatih agar kejadian seperti tadi tidak terjadi lagi"

Itu pengalaman yang sangat berat dan berarti. Namun setelah seminggu tinggal disini, aku mulai terbiasa. Walau tetap kesusahan, Aku juga sekarang tinggal di gua yang dulu nya dihuni segerombolan goblin. Aku juga semakin baik mengendalikan sihir yang aku punya, walaupun masih.... you knowlah :v

×+×+×

Lima ratus tahun berlalu tanpa aku sadari, engga deng bohong. Aku sadar banget sama waktu yang terus berjalan dan berganti disekitar, apa lagi saat baru 100 tahun aku tinggal disini. Tahun tahun yang berat karna sesi latihan yang dikasih Papah yang selalu berubah dan tentunya ekstrim abis...

Walaupun Papah kelihatan lembut dan penyayang banget sama aku, tapi kalo udah mode latihan, buum! Sambil mentutor dengan senyum diwajahnya, dia kasih latihan yang buat aku bakal kehilangan nyawa setiapa kali latihan.

Tapi Aku seneng sih, karna latihan yang dikasih Papa berguna dan buat aku mampu ciptaan sihir aku sendiri, yang artinya sihir baru! Yeaaay!

Hahhhh...
Tapi, sekarang Aku lagi capek dan frustasi banget. Karna, entah udah berapa bulan aku masih otak atik didepan perkamen kulit binatang yang terdapat sebuah tulisan rumit didalamnya.

God DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang