Reiki, Miya, Kevin.

2.3K 217 15
                                    

"Onii-sama"

"Onii-sama"

"Kamiya nii-sama. Bangun.... Lea takut... Lea ga mau sendiri. Lea cuma punya Kamiya nii-sama!"

"Kamiya Nii-sama!"

"UWAH...!"
Itu, mimpi? Aku bermimpi? Ga, ga mungkin! Selama ini aku ga pernag mimpi. Terus apa? Ada anak kecil perempuan, suaranya manggil nama aku- nama aku dulu. Aku kayak pernah denger, dimana? Ga mungkin kalo didunia ini, ini pasti dikehidupan aku dulu, tapi siapa?

"Apa aku ngelupain seseorang? Tapi siapa? Aku yakin aku inget semuanya! Otochān pengusaha besar umur 65, Okachān seorang dokter dan peneliti umur 47, Obachan arkeolog, Ojichan enterteiment, O bāchan sama O jīchan udah meninggal pas aku kecil. Aku inget semuanya. Tapi kenapa, aku ngerasa lupa sesuatu yang penting?"

"Bodo amat! Nanti aku tanyain Papa aja kalo dah nyampe di Thoran-shi. Semoga aja mereka punya Gereja"

"Pios, kuy kita lanjut berangkat ke kota Toran" kata aku menaiki Scorpios yang aku jinakin tadi, dichapt sebelumnya.

Dulu itu pertama kali aku tiba ke Edea, aku datang ke kota/desa Thoran sama Reiki dari hutan Ible. Aku inget banget, Desa Thoran tuh dulu sederhana dan kekurangan tapi aku seneng karna didesa itu semuanya rukun damai. Warga Thoran itu kekuarangan, tapi masih senyum dan tolong menolong, bahu membahu.

Aku didesa juga ketemu Ova-san, pria prajurit penjaga gerbang yang dekat dengan Reiki, anak "bangsawan" disana. Ada juga Kevin, sahabat Reiki yang super duper nyebelin dan sok keren, tapi orang nya asik sih sama emang keren. Aku tinggal dipenginapannya semalam, terus balik lagi kehutan Ible.

Aku ga kasih tau kalo aku balik ke hutan Ible ke Reiki, karna dia pasti khawatir. Tapi ternyata dua bulanan aku tinggal dihutan, aku ketemu lagi sama Reiki. Dia penuh luka dan darah ngewarnain bajunya.

"Miya?! Cepat lari!"

"Ada apa? Kamu ko bisa luka luka gini?"

"Aku lagi berburu, lalu ketemu sfinks"

"Kamu kenapa ada disini?"

"Aku tinggal disini, Reiki"

"Apa!? Tapi itukan bahaya"

"Udah deh, jangan ngomel ngomel dulu. Kita cari tempat aman dulu, terus sembuhin luka kamu"

Reiki nolak diobatin terus terusan minta aku jelasin kenapa aku tinggal dihutan Ible. Aku masih inget tatapan nya waktu itu, tatapan yang sama yang dulu pernah dilihatin oleh Okasān, tatapan khawatir.

"Aku udah bilang bukan? Aku harus kuat. Tempat ini cocok buat aku jadi kuat! Terus untuk raih cita cita aku, pertama harus kuat, sangat kuat. Setelah itu aku bisa melanjutkan meraih cita cita aku. Tapi kalo aku belum kuat atau 'mengetahui' nya, aku ga akan bisa raih cita cita aku"

"Tapi kalo disini bahaya! Aku bakal nemenin kamu tinggal disini!"

"A-apa?"

"Aku bakalan tinggal disini bareng sama kamu, ikut jadi kuat. Kita bisa jadi kuat bareng bareng-"

"GA BISA!"

"Mi-miya?! Kenapa? Apa aku ga cukup kuat untuk disamping kamu? Kalo begitu aku akan dengan cepat jadi lebih kuat bersama kamu!"

"Bukan, tapi kamukan harus merawat wilayah kamu"

"Aku bisa serahin ke Kakak kakak aku!"

"Jangan! Nanti kamu bakalan dicap buruk"

"Kalo gitu aku bakalan sering kesini, jengukin kamu"

God DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang