part 8 (menyesal)

46 2 0
                                        

Sudah 3 hari Keisha belum sadar dari koma nya,Dan selama 3 hari itu juga malven tidak pergi ke kantornya. Ia masih tetap menjaga Keisha di ruang rawatnya

"Ven,lo harus makan" ucap kiki

"Gue gak selera"

"Tpi seharian lo belum makan" Malven tak mengindahkan ucapan sahabatnya itu,ia masih tetap fokus memandang wajah tak bersalah istrinya

"Tolong tinggalkan gue dan istri gue" kiki dan the best hanya saling memandang dan pergi keluar dari ruangan itu.

Malven memandang wajah lemah istrinya.
'Mengapa aku begitu tega terhadapnya,bahkan ia yang tak berdosa dan tak tau masalahnya malah kena imbasnya' ujar malven pada dirinya sendiri. Ia begitu merasa bersalah atas apa yang di alami Keisha. 'Wanita itu tak tau apapun, pembunuh papanya itu papanya Keisha, bukan Keisha, lalu mengapa ia yang terkena imbasnya' kalimat-kalimat itu terus terngiang di fikiran malven saat ini. Ia memandang lekat wajah istrinya itu,ia merasa sangat bersalah pada wanita itu. Kata-kata yang keluar dari mulutnya pasti sangat melukai hati wanita itu. Tak ada satu pun istri yang mau dikatakan jalang oleh suaminya sendiri. Malven menggenggam tangan Keisha.

"Maafkan aku sha" ujar malven. Tanpa sadar ia meneteskan air matanya. Persetanan dengan orang yang mengatakan jika laki-laki menangis itu lemah,terutama untuk malven Samuel chandra,harga dirinya pasti akan sangat jatuh jika ada seseorang yang melihatnya menangis. Pasalnya ia pemilik perusahaan besar malven's Corp dan orang mengenalnya dengan pria yang tegas dan sukses di usia muda dalam bisnis menangis hanya karena seorang wanita. Tapi ada kalanya pria menangis karena merasa kehilangan seseorang yang berharga untuknya. Ia juga tak tau kenapa ia begitu tak tega melihat Keisha berbaring lemah begini. Apa ia merasa bersalah karena ia lh Keisha koma atau ada perasaan lain?,ia pun tak tau harus menjawab apa. Ia mengecup punggung tangan wanita itu cukup lama.
Malven duduk di samping ranjang Keisha lalu merebahkan kepalanya di tepi ranjang dan tertidur disana.

Malven terbangun dari tidurnya ketika cahaya mulai masuk kedalam ruangan itu.

"Maaf pak,saya tak bermaksud membangunkan bapak" ujar seorang suster dengan wajah bersalahnya

"Tak apa sus" ucapnya lalu tersenyum kepada suster itu. Ia kelihatan salah tingkah,lalu keluar ruangan dengan membungkukan badannya terdahulu kepada malven. Malven melihat arloji di  dinding putih itu  yang menunjukkan pukul 9. Tiba-tiba pintu ruangan rawat Keisha terbuka,dan menampilkan wajah sahabat-sahabatnya yang selalu ada buatnya selama 3 hari belakangan ini.

"Bro,kita bawak makanan nie buat lo. Dari semalam lo gak makan"

"Gue gak selera lex"

"Lo terus bilang gak selera,kapan seleranya?"Tanyak kafila kesal dengan tingkah sahabatnya itu

"Lo mau ikutan koma kayak Keisha, atau mau pergi luan ngedahuluin kita-kita" ucap Micheal tak kalah kesalnya dengan kafila.

"Mulut bro" ucap kiki dengan memukul lengan Micheal. Malven tak mengindahkan ucapan teman-temannya,ia terus memandang wajah istrinya itu.

"Ven dengerin gue,kalau lo sakit siapa yang bakalan jagain keisha?.lo gak mau kan buat dia makin benci sama lo karena lo gak ada kalau dia sadar kelak. Dia mikir pasti lo gak merasa bersalah sama dia makanya lo gak ada waktu dia sadar" ucap alex panjang lebar. Malven terdiam,ia masih menyaring ucapan alex. Yang dikatakan alex ada benarnya juga fikir nya. Ia segera mengambil makanan itu dari tangan alex lalu memakannya.

"Ternyata cuman lo yang punya fikiran dewasa brother" ucap kiki sambil menyenggol lengan sahabat nya itu. Alex hanya tersenyum membalas ucapan kiki

Drrt Drrt drrt

Ponsel malven berdering,ia tak mengindahkan panggilan itu,hingga ketika yang ke 3 kalinya ia melihat nama si penelepon dan segera mengangkat nya

my broken lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang