part 10

60 2 0
                                    

Flashback on

Malven prov

Entah perasaan apa yang aku alami sejak kejadian yang menimpa Keisha, aku sangat merasa bersalah dengan kondisinya saat ini. Meski aku membenci papanya tapi bukan hal ini yang aku harapkan. Aku ingin menjatuhkan papanya melalui Keisha, bukan malah membuatnya koma. Perasaan bersalah terus merambat ke otakku. Aku ingin meminta maaf padanya,tapi otak ku mengatakan ini bukan seutuhnya kesalahanku,jika ia tak melakukan hal kasar kepada pacarku aku tak akan melakukan ini. Tapi hatiku terus mendorong ku untuk meminta maaf padanya.
Maaf Keisha,rasa ego ku lebih besar dari suara hati ku.

Aku memutuskan untuk menjenguk keadaannya,bukan karena aku ingin meminta maaf atau khawatir padanya. Aku hanya ingin melihat kondisinya. Aku memarkirkan mobil sport ku di parkiran rumah sakit dan segera masuk.

"Maaf pak,waktu berkunjung sudah habis" ucap suster pada ku

"Saya hanya ingin melihat....hmm,a..adik ku sebentar" entah mengapa kata istri begitu sulit ku keluarkan saat ini

"Tapi pak,kami tak bisa untuk melanggar peraturan pihak rumah sakit"

"Apakah kau tak tau aku??" Ucapku dengan nada merendah kan padanya, aku pemilik rumah sakit ini dan ia berani mengatakan melanggar peraturan rumah sakit??,bahkan aku mengunjungi subuh-subuh pun tak masalah disini.

"Maaf pak,saya tak tau anda siapa" balasnya.

Tak tau katanya??,dia bekerja di sini tapi ia tak tau siapa pemilik tempat ia bekerja ini.

"Maaf pak malven,ia suster baru disini" ucap salah satu suster yang menghampiri ku dan suster yang di katakan baru ini.

"Dia pak malven,pemilik rumah sakit ini" ucap suster itu kepada suster yang baru itu. Ada mimik terkejut yang aku melihat wajahnya

"Ah,maaf kan saya pak. Saya tak tau kalau bapak pemilik rumah sakit ini" ucapnya dengan nada takut

"Lain kali cari tau dulu pemilik tempat kau bekerja,sebelum kau mulai bekerja" ucapku lalu pergi meninggalkan dua suster yang masih terdiam

"Ah,dan jangan bilang pada pasien yang aku kunjungi bahwa aku mengunjunginya tengah malam" lanjut ku

Aku segera melangkahkan kaki ku ke ruang inap Keisha. Aku melihatnya yang tertidur pulas di ranjang rumah sakit. Aku mencoba mendekatinya. Aku melihat wajahnya yang pucat. Aku mencium keningnya,entah angin dari mana aku bisa melakukan hal itu. Tpi rasa bersalah ku muncul ketika aku melihatnya dengan wajah pucatnya. Bohong jika aku tak merasakan bersalah,tapi sekali lagi ego ku lebih besar dari rasa kasihan ku.

"Selamat malam" bisik ku pada nya dan pergi meninggalkannya.

Aku berniat pergi Club malam ini, pikiran yang penat menuntutku untuk melakukan refreshing sesaat. Satu hal yang terus mengiang di pikiran ku, bagaimana cara menjatuhkan mr.raka si tua Bangka itu dan melepaskan anaknya sebagai umpan nya sekarang. Melihat keadaan Keisha membuat ku berfikir untuk melepaskan wanita itu, tapi setelah balas dendamnya terbalaskan.

"Hello brother,how are you??" Ucap bartner sekaligus sahabat bagi ku.

"Liking do you know"

"How about your wife?"

"Can you don't ask about her now??" Aku sungguh malas untuk membahasnya. Aku perlu mengistirahatkan otak ku,bukan malah membuat semakin sukar.

"I'm sorry" balas reynand

"Berikan aku minuman seperti biasa" lalu reynand segera memberikan minuman tersebut

Banyak wanita jalang yang terus mendekati ku,tapi ku usir dengan kasar. Aku sungguh tak mau berurusan dengan wanita malam ini. Pandangan ku seketika fokus pada satu titik. Bella, 'sedang apa dia di sini?' Tanyaku dalam hati. Aku segera pergi mendekatinya yang sedang memeluk seorang lelaki. Amarah ku sedang memuncak sekarang,tak ku biarkan seseorang merebut apa yang ku punya,terutama apa yang aku suka apalagi orang yang aku cintai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my broken lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang