Chapter 4

113 6 2
                                    

Waktu terus berlalu. Jarum jam masih berotasi pada tempatnya. Menghantarkan siang dan malam yang silih berganti. Satu bulan telah berlalu sejak pertemuan singkat Sasuke dan Naruto.

Kedua makhluk beda jenis itu masih menjalani aktivitasnya masing-masing didua alam yang berbeda. Sangat berbeda.

.
.
.

"Jalang! Dimana sepatu baruku?!!!" seru Tayuya

"Ada dirak sepatu Tayu-chan.." jawabnya pelan

"Cepat bawa kemari dalam hitungan sepuluh atau kau akan tau akibatnya!!!"

Dan tanpa disuruh dua kali Sasu segera berlari menuju rak sepatu.

"I..ini..."

"Tck!! Kau ini manusia atau siput!! Kenapa lama sekali, HAH?!!"

"M...maaf..."

"Dasar tak berguna." seru datar Tenten menatap sadis Sasu. Sementara Sasu hanya bisa menunduk menahan ngilu dan sesak dihatinya.

'Apa salahku pada kalian? Kenapa kalian kejam sekali...' batin Sasu lirih.

Sementara itu terlihat diarah tangga sang ibu dengan pakaian formalnya menatap angkuh tiga anak yang tengah berada diruang keluarga itu.

"Sialan! Ini masih pagi. Kenapa kalian selalu saja ribut?!" tanya Anko dengan mata yang menyorot jengah.

"Kalau kau tak mau mendengar keributan kami sebaiknya tak usah pulang kerumah, eh Ibu?!!" jawab Tenten dengan penekanan pada kata ibu.

"Mulutmu gaki!" geram sang ibu

"Jangan mengeram pada kakakku orang tua!" seru Tayuya menapat nyalang sang ibu.

"Cihh!! kalain anak tak berguna. Apakah disekolah gurumu tak mengajari tentang tata krama. Tayuya Mitarashi!"

"Jangan berceramah tentang tata krama jika ibu saja tak bisa melakukanya." sahut Tenten

Sementara Anko hanya diam menatap tajam kedua anak kandungnya, setelahnya ia berlalu begitu saja.

"Dasar jalang tua menjijikan!!" seru Tayuya gemas.

sementara itu Sasu masih setia diam mendengarkan perdepatan ibu dan anak. Dan Tenten hanya bisa menghela nafas malas.

"Ayo sekolah Ta!" seru sang kakak berjalan meninggalkan sang adik.

Kakak beradik itu berangkat menuju sekolah menggunakan mobil pribadinya dan kembali meninggalkan Sasu seorang diri didalamnya.

"Siapapun... Kumohon tolong... Tolong aku.. " lirih Sasu menatap langit-langit rumah dengan sorot mata yang terluka

"Tou-san.. Kaa-san.. Apakah kebagaian begitu membenciku sehingga mereka jarang hadir dalam hidupku..." lirihnya lagi dan berjalan keluar rumah untuk berangkat sekolah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

'Save me! Seseorang selamatkan aku dari neraka keputusasaan ini...'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mata shappire gelap itu langsung terbuka begitu sebuah suara yang tak asing memasuki pikiranya

'Save me! Seseorang selamatkan aku dari neraka keputusasaan ini...'

"Prince..." gumangnya

"Ada apa Maou-sama?"

"Bukan hal penting, Shika.."

"Hmmm.. Kapan Anda akan membawa ratu kami kedunia ini?"

.
.
.

Dominus TenebrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang