Kau tahu, di mana hal pertama itu sangatlah berarti?
Kau tahu, di mana moment pertama itu sangatlah penting?
Kau tahu, menjadi orang pertama itu sangatlah spesial?Karena semua itu tidak akan menjadi apa-apa bila ketiganya tidak terpaut.
Bohong jika aku tidak memikirkan hal apa yang akan aku lakukan jika aku bertemu denganmu untuk pertama kali.
Bohong jika aku tidak memikirkan moment di mana saat pertama kali kita bertemu menjadi moment penting bagiku.
Bohong jika aku tidak memikirkan bahwa aku akan sangat bahagia jika aku menjadi orang pertama dan terakhir untukmu.
Lupakan di mana menjadi orang pertama tidak akan pernah menjadi orang terakhir, karena aku percaya akan takdir.
Takdir yang aku tahu itu hanya sebuah makna yang terselip kata, "sebuah pilihan."
Dan di sini pilihan ku hanya satu, yaitu kamu.
TAKDIRKU.
***
Satu kebiasaan yang sering Rafhi dan teman-temannya lakukan adalah berkumpul bersama disaat malam pertama libur sekolah –malam sabtu.
“Jon” Sahut Rafhi.
Jonathan atau yang lebih dikenal dengan Joni, ia dan yang lainnya sedang asik makan kacang dengan mata yang terfokus pada tv di depannya, pasalnya hari ini mereka nongkrong di rumahnya Joni karena ingin menonton bola bersama.
“Lo tau gak cewe itu?” Rafhi mengeluarkan kembali suaranya.
Firas yang mendengar kata ‘cewe’ dari bibir Rafhi langsung tertarik dan bertanya, “cewe yang mana Jon?”
“Kaga tau gue.” Joni menengok ke arah Rafhi, “yang mana maksud lo?”
“Ck.” Rahfi berdecak, “di gerbang. Hari senin, yang kata lo-” belum selesai Rafhi berucap. Joni sudah menjawab, “Oohhh.. gue tau, gue tau.”
“Siapa-siapa?” sahut Firas yang tidak kalah hebohnya dengan Joni.
Jena yang sejak tadi berada di dekat Joni langsung berkata, “sans aja kali gengss.” Sambil memukul kepala bagian belakangnya Joni.
"Jangan berisik gue lagi serius," lanjutnya.
“Sakit gila!” sahut Joni yang mengusap-usap kepala belakangnya yang terasa sakit.
“Bodo.” Jawab Jena, kembarannya Joni.
“Dari awal gue udah berasa kenal sama dia, pas gua cek di-IG ternyata bener dia.” Ujar Joni dalam mode serius dan tidak lagi memperdulikan Jena.
“Siapa Jon?” Tanya Firas dengan gemas karena ia sudah kelewat kepo.
“Dia Mojang IPA 3 punya, inget gak lo?” Joni mengarahkan pertanyaan tersebut pada Firas.
“Tahun kemarin di sekolah sebelah heboh.”
“Ka Avril?” Tanya Firas setengah tidak percaya.
“Lo ketemu dia di mana? Ko gue gak tau?” tanya Firas kembali.
“Ka Avril?” Jena yang mendengarnya mencoba mengingat, “Ahh. gue tau, iya dia Mojang IPA 3 punya.”
“Mojang IPA 3 punya?” Rafhi mengangkat alisnya sebelah -heran.
“Iya. Ka Avril itu, dia sekolah di SMA 2 sebelah sekolah kita. Nah kata anak-anak dari sekolahnya yang sama ngefansnya sama gue,” sahut Firas dengan bangga, lalu ia menegakan badannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionIni cerita Avril. Anak pertama dari keluarga sederhananya Prasetyo. Menyukai cowo yang lebih muda 1 tahun darinya, yang masih berstatus pelajar dan bersekolah di sekolah yang sama dengan adiknya. Ini bukan cerita yang akan dapat langsung menemukan...