2

504 35 1
                                    

"Waaa! Nethh! Joo! Ini gimanaaaa!? Ucha kok belum balik.... Gue takut Ucha kenapa-napa.... Kalian tau sendiri kan, Ucha kalo menyangkut tentang orang tuanya dia bakalan nangis dan nyembunyiin diri.... Ucha gak bisa nangis lama-lama... Kalian ta-"
"Ziell, bukan cuman Lo doang yang panik... Gue, Anneth, sama Uwa juga sama paniknya kayak Lo... Udah yaaa! Lo kan gak boleh terlalu pikirin banyak hal, entar malah Lo yang sakit kayak waktu itu, mending kita cari Ucha aja bareng bareng oke!" Potong Joa lembut sembari merangkul Mirai yang sudah membendung air matanya dipelupuk matanya.
Yaa begitulah Mirai, dia akan menjadi orang yang paling panik diantara sahabatnya jika salah satunya tidak baik-baik saja, padahal dia mempunyai penyakit yang membuat ia tidak boleh berfikir terlalu keras. Tapi apa boleh buat jika itu menyangkut tentang sahabatnya??.
Setelah Joa mengucapkan kata itu, mereka berempat bergegas mencari sahabatnya yang satu itu sembari sesekali memanggil nama Charisa dengan keras.
🎸🎸🎸
"Woi lo berdua! Devano belum balik??" Tanya Friden yang baru datang ke kelas XI IPS-3-Kelas Deven,Devano dan Gogo- dari kelas XI IPS-1-Kelas Friden-yaa lelaki itu memang memiliki otak yang encer, sehingga membuatnya terpisah dari ketiga sahabatnya tersebut.
Deven, maupun Gogo hanya menggelengkan kepalanya. Mereka berdua memang tidak tau Devano ada dimana, dia belum kembali semenjak dari rooftop tadi. Dan ya, Deven, Gogo, dan Friden kembali ke kelas mereka masing-masing setelah Devano menuju rooftop, karena katanya guru-guru mereka sedang ada rapat mendadak, dan para murid menjadi Free Class. Jika guru-guru tersebut tidak ada rapat, ya ketiga lelaki tersebut tidak mungkin kembali ke kelasnya hanya untuk kembali mempelajari materi yang diberikan oleh guru mereka. Terkecuali Friden.
"Chat deh coba Dev, kan hari ini kita mau kumpul di rumah Lo" Saran Gogo. Ya memang keempat lelaki itu akan mengumpul di rumah Deven, tentu saja bukan untuk belajar, melainkan bermain bersama, atau bahasa gaulnya Mabar.
"Baterai gue habis, dari tadi gue pake main Mulu, hehe." Ujar Deven dengan kekehan kecil diakhir kalimatnya.
"Yauda Go, coba Lo deh yang chat Devano" kali ini Friden yang memberi saran.
"Paket gue habis, pulsa gue juga." Balas Gogo dengan santainya.
"GAK MODAL!"
"Kenapa gak Lo aja yang ngechat Den??" Tanya Gogo bingung, sebab sejak dari tadi Friden hanya menyuruh Deven dan Gogo saja, kenapa tidak dia yang menghubungi Devano??.
"Hp gue ketinggalan dimobil, Lo tau kan jarak ke parkiran sekolah gak Deket" Ujar Friden.
"Ya udah, kita keluar kelas aja dulu, siapa tau ketemu" kali ini Deven yang memberi saran yang langsung disetujui oleh keduanya.
Benar saja ketika mereka keluar kelas, mereka bertiga langsung menemui Devano, tapi dia tidak sendiri, melainkan sedang menggendong ala bridal seorang gadis yang sangat Deven kenal. Mata Deven langsung membelalak ketika melihat gadis itu pingsan dan dibawa oleh Devano.
"DEV!" Panggil Deven sembari berlari menuju Devano.
"UCHA! LO APAIN UCHA?!?! LO APAIN SEPUPU GUE?!?" Emosi Deven meluap, ia tidak terima sepupunya lecet sedikitpun ditangan orang lain. Maupun oleh sahabatnya sendiri.
"Ucha?? Sepupu??" Devano bingung.
"Oke! Pertama, gue gak tau kalo dia sepupu Lo, dan gue gak kenal sama dia! Gue nemuin dia pingsan di rooftop sendirian." Sambung Devano. Setelah kata itu terucap, emosi Deven seketika menurun, ia menjadi merasa bersalah kali ini sudah menuduh sahabatnya sendiri.
"Maaf ya bro! Gue udah salah paham tadi!"
"Udah udah! Ko malah drama gini, mending Lo lanjutin deh baw-" belum sempat Gogo menyelesaikan kalimatnya, ada keempat gadis yang berlari menghampiri mereka.
"UCHAAAAAAAA!" Teriak panik serta histeris keempat gadis tersebut, inilah yang mereka takutkan jika melihat Ucha mulai menyendiri.
"Ya Allah Cha! Kok lu bisa gini sih"
🎸🎸🎸
Keempat gadis itu sudah mencari sahabatnya, namun tidak kunjung bertemu. Sembari mencari, tiba-tiba mereka melihat seorang lelaki bersama ketiga temannya. Salah satunya sedang membawa gadis yang tidak sadarkan diri. Mereka mengenal gadis itu. Itulah yang mereka cari sedari tadi. Mata mereka bertemu, kemudian dengan kompak mereka meneriakkan nama sahabatnya tersebut dan berlari kearahnya.
"UCHAAAAAAAA!"
"Ya Allah Cha! Kok lu bisa gini sih" Ujar Nashwa panik, sangat panik.
Hal yang ditakutkan Mirai terjadi. Oh ralat, maksudnya hal yang ditakutkan keempat gadis tersebut.
"Yaudah! Lo bawa Ucha ke UKS! Buruan!" Perintah Joa kepada lelaki didepannya yang tidak dikenalnya.
Tanpa berucap sepatah katapun, lelaki yang membawa Charisa pun langsung membawa Charisa ke UKS, disusul oleh Ketiga temannya dan keempat gadis tersebut.
🎸🎸🎸
"Makasih udah nolongin Ucha De- Dev" Ujar Anneth sembari mengingat-ingat nama lelaki didepannya ini.
"Devano" potong lelaki itu.
"Nah iya! Makasih Devano! Kenalin nama gue Anneth, yang pake kacamata itu Joa, sebelahnya Mirai, sebelah gue Nashwa" Anneth memperkenalkan dirinya kepada keempat lelaki didepannya.
"Gue Deven, sepupu sahabat Lo"
"Gue Friden"
"Gue Gogo"
"Emm, kalo boleh tau, gimana ceritanya Lo nemuin Charisa??" Tanya Nashwa penasaran, walaupun ia mungkin sudah tau alasannya.
"Gue nemuin dia lagi nangis di rooftop tadi, gue gak mau nyapa dia, takut ganggu, tapi gak lama, dia tiba-tiba pingsan gitu aja" balas Devano jujur.
'Benerkan dugaan gue' Ujar Anneth, Nashwa, Joa, Mirai serta Deven bersamaan. Namun dengan suara yang sangat pelan.
"Gimana? Ucha udah sadar?" Tanya Deven kepada Joa yang sedang mengoleskan minyak kayu putih pada sepupunya tersebut.
"Belum, tapi kayaknya bentar lagi bakalan sadar." Ujar Joa sembari meletakkan Minyak kayu putih pada meja kecil yang tersedia didekat ranjang UKS. Kenapa Joa yang mengoleskan?? Kenapa tidak pengurus UKS?? Karena saat ini pengurus UKS sedang tidak berjaga, masa sudah waktunya pulang mereka harus terus berjaga??.
"Ziel? Lo kenapa? Pusing?" Tanya Nashwa melihat Mirai yang sedari tadi hanya diam dan memegangi kepalanya. Mungkin ini efek akibat ia memikirkan Charisa tadi.
"Eh, engga kok Wa..." Bohong Mirai, dari cara berbicara nya saja sudah ketahuan berbohong, suara nya pun melemah dari biasanya.
"Kita gak kenal sama Lo baru kemarin Ziel, udah ini minum obat Lo dulu" Balas Anneth sembari mengeluarkan obat Mirai dari kantongnya. Keempat gadis tersebut memang sudah sepakat jika kemana mana mereka akan membawa obat Mirai, mereka takut jika Mirai lupa membawanya.
"Oh iya ada yang bawa minum gak??" Tanya Anneth.
"Nih, gue tadi beli, belum gue minum kok" Tawar Deven menyerahkan sebotol minuman kemasan kepada Anneth.
"Thanks."

1014 Words gaiissss🌚🌚 gimana gimana🌚 tambah lagi gak🌚
Btw ada yang bener gak nih, kalo yang merhatiin Charisa di rooftop tadi itu Devano🌚 oh ada dong ya:v
Btw jangan lupa Vomment gais🌚

Destiny || C.F.L [Wattys 2019]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang