05.

5.1K 681 21
                                    




Cekleck!

Kamu yang semula lagi mandangin foto di figura yang kamu taruh diatas meja belajar kamu, noleh waktu ada yang buka pintu.

Kamu langsung ngalihin pandangan lagi waktu tau kalau yang datang itu Mama kamu, dan itu ngebuat Mama kamu makin merasa bersalah.

"Y/n,"

Mama kamu jalan kearah kamu, sementara kamu nggak ngasih respon panggilan Mama kamu.

"Mama minta ma'af ya.."

Mama kamu ngerangkul pundak kamu dari belakang, tiba-tiba aja kamu ngerasa sesek, kayak mau nangis tapi berusaha kamu tahan.

"Harusnya Mama nggak egois ke kamu, Mama cuma khawatir ke kamu, Mama nggak mau kejadian kakak kamu terulang lagi, Mama nggak mau kehilangan lagi,"

Kamu lepasin tangan Mama kamu, terus muter kursi yang kamu duduki. Sekarang kamu menghadap ke Mama kamu yang udah netesin air mata entah sejak kapan.

Kamu megang tangan Mama kamu, "Mama sayang kan sama Y/n?"

Mama kamu nggak mikir panjang dan langsung ngangguk, kamu menghela napas, makin sesek mau ngomong.

"Mama, kalau Mama sayang sama Y/n, please biarin Y/n keluar. Y/n ingin menikmati dunia sekolah kayak yang lain, Ma. Y/n pengen punya teman,"

Mama kamu diam aja, ngebiarin kamu ungkapin semua yang kamu pendam selama ini.

"Y/n tau kalau Mama khawatir, Mama takut Y/n kenapa-napa kayak kakak dulu. Tapi Y/n janji bakal jaga diri, Ma.. Y/n nggak akan ceroboh, Y/n mohon Mama izinin Y/n buat sekolah di umum ya.."

Mama kamu masih diam, natap kamu sendu. Setelah itu dia meluk kamu yang ngebuat kamu nggak bisa nahan air mata lagi. Entah kapan terakhir kali Mama kamu meluk kamu.

"Mama izinin kamu, sayang. Tapi ada syaratnya.."

"Apa, Ma?"

"Kamu harus jaga diri baik-baik, ya.. Mama nggak mau kamu kenapa-napa.. Nanti kalau kamu sekolah di umum, Mama nggak bisa awasi kamu terus. Kamu harus bisa jaga diri.. Janji?"

Kamu ngangguk, terus senyum masih dengan air mata yang mengalir. Kamu tau kalau Mama kamu nggak mungkin nyuruh kamu homeschooling tanpa alasan, karena itu kamu harus yakinin Mama kamu supaya percaya kalau kamu bisa jaga diri.



...




"Assalamu'alaikum!"

Seperti biasa kamu langsung nyelonong masuk berasa rumah sendiri, bahkan kamu langsung ke dapur buat nyariin orang yang biasa kamu ajak curhat.

"Bunda..." kamu nyari Bunda dari dapur, ke taman belakang, sampe ke gudang dan kamar mandi tapi nggak ketemu.

Kamu balik lagi ke ruang tamu, soalnya tadi kamu sempat lihat ada beberapa manusia di ruang tamu. Cuma sekilas, karena kamu buru-buru ke dapur.

"Hyunjin, bunda mana?"

Hyunjin muter bolamata malas, berdiri dari duduknya, terus nyamperin kamu.

Pletak!

"Aish!" kamu meringis sambil ngusap kepala kamu yang dijitak sama Hyunjin.

"Kebiasaan ya di rumah orang teriak kayak di hutan. Bunda lagi keluar sama Yeji, kenapa?"

Kamu cuma natap Hyunjin kesel, "Nggak jadi.."

Kamu mau pergi, tapi mata kamu malah nangkap pemandangan yang udah lama nggak kamu lihat.

"Kak Jaemin!!"

Cowok itu senyum ke kamu sambil mainin alisnya, kamu auto nyamperin dia terus duduk di samping dia.

"Kak Jaemin kemana aja sih kok lama nggak main kesini?"

"Ke rumah nenek, nemenin nenek soalnya sendiri, jadi kalau liburan Kakak kesana,"

Kamu ngangguk aja, niatnya mau ngobrol panjang lebar lagi sama Jaemin, tapi ternyata nggak cuma ada Jaemin sama Hyunjin di ruang ini.

Kamu langsung tegakin posisi duduk kamu terus senyum ke dua cowok yang duduk di sofa panjang.

"Ma'afin adek gue nggak punya malu emang,"

Kamu auto melotot ke Hyunjin yang dengan santainya ngomong gitu sampai dua temennya itu terkekeh. Nggak cuma dua temennya, bahkan Jaemin juga.

Pengen deh kamu mukul Hyunjin saat ini juga, tapi kamu harus jama image dulu selama masih ada dua temen Hyunjin yang nggak kamu kenal ini.

"Dia adek lo, Jin? Lah gue kira lo anak tunggal.." tanya satu teman Hyunjin.

"Iya gue anak tunggal," jawab Hyunjin santai.

"Lah tadi lo bilang dia adek lo,"

"Nggak tau deh tiba-tiba jadi adek gue,"

Kamu cuma masang wajah datar aja, kan Hyunjin kalau udah kayak gini pasti nyebelin banget.

Kalau ada temannya Hyunjin itu adalah kesempatan Hyunjin buat ngeledekin kamu tanpa harus khawatir kamu ngamuk, soalnya kalau ada teman dia pasti kamu mulai kalem mode on, nggak berani ngelabrak Hyunjin.

"Dia adek gue," kamu kaget waktu Jaemin ngerangkul pundak kamu dari samping.

"Dia adeknya Yeji, udah lepas nanti kakaknya ngamuk,"

Jaemin ketawa lalu lepasin tangan dia yang ngerangkul kamu, Hyunjin noleh ke dua temennya.

"Kalian jadi Prakerin dimana?"

Dua temannya Hyunjin itu kelihatan mikir bentar sebelum jawab pertanyaan Hyunjin.

"Udah dapet tempat sih tinggal minta persetujuan sekolah,"

"Terus lo?" giliran Hyunjin yang ditanya.

"Aman lah gue pokoknya,"

"Kapan Prakerinnya?" kamu main nyelonong nanya.

Hyunjin natap kamu males tapi tetep jawab pertanyaan kamu, penting nggak penting harus dijawab, takutnya kamu ngadu ke Bunda kalau dikacangin sama Hyunjin.

"Semester 2 ini,"

"Yahh.." kamu kayak masang wajah kecewa gitu.

"Kenapa?"

"Gue nggak ada temen dong ya," kamu ngerucutin bibir, lucu, sampe bikin dua teman Hyunjin itu nahan tawa.

"Makanya sekolah di SMK gue,"

Kamu menghela napas, "Itu masalahnya.."

"Jadi gini, gue kesini bawa dua kabar.." kamu natap Hyunjin sok misterius, "Pertama.. Mama sama Papa izinin gue masuk sekolah umum,"

Hyunjin seneng, tapi dia diem aja, nggak mungkih lah dia ngelihatin kalau seneng denger kabar ini, bukan gaya Hyunjin yang kayak gitu.

Beda lagi sama Jaemin yang langsung senyum lebar denger kabar itu, kan kamu jadi ikut senyum lihat senyumnya Jaemin.

"Yang kedua, gue nggak boleh sekolah SMK.." kamu langsung nekuk wajah, dan jujur Hyunjin juga kecewa.

"Sekolah di SMA gue aja gimana?"


Tbc~

MunLovea
Sabtu, 18 Mei 2019

Abang - Hwang Hyunjin [00-01L Imagine] [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang