Pukul 22:00 WIB
Sebuah sedan mewah berwarna hitam langsung muncul dari ujung jalan menuju Hayam Wuruk.
Tampak puluhan wanita muda pekerja seks komersial yang berdiri antara Olimo hingga menjelang halte bus transjakarta di kawasan Harmoni.
Pakaian mereka semuanya berjenis sama. Ketat dan tidak ada yang dibawah lutut. Wajahnya dipenuhi riasan, Maminya alias germonya cuma mengawasi dari jauh dengan sebuah mobil sport sebelum berlalu kembali ke diskotik.
Perlahan sedan hitam tadi melambat dan lima wanita bermake up tebal dan berpakaian kurang bahan plus ketat mendekat saat kaca mobil terbuka menampakkan dua orang pria muda berstelan rapi menggunakan jas hitam.
Wahid menurunkan kaca mata sambil menahan napas begitu seorang gadis berambut pirang sepunggung memasukan kepala lewat jendela.
"Misi yang menyebalkan." Batin Wahid.
Mendadak dia beristighfar dan membenarkan niat.
Kalau tidak ada yang bergerak, kapan orang yang berada di dunia kelam mau tersadar?, pikir Atha yang fokus memegang setir mobil sambil menatap ke depan.
"Terkadang kita ini aneh, hanya tau mencela tapi tidak bisa memberi kontribusi apa-apa." Batin Wahid menyindir diri sendiri.
"Berapa semalam?" Tembaknya santai. Sudah terlatih sekali.
Gadis berwajah oval itu memilin-milin rambutnya sambil menarik pelan kerah baju Wahid bermaksud menggoda yang membuat pria itu makin berekspresi dingin.
Butuh kekuatan iman yang tebal kalau dalam misi seperti ini. Benar-benar tidak patut ditiru, pikirnya.
"Kalo sejam paling cuma lima ratus ribu. Udah termasuk tarif hotel lho, Mas. Kalo mau hotel lain juga boleh. Tarifnya sama kok." Jelas gadis itu dengan suara centil.
Atha sampai keringat dingin dibuatnya.
"Pantas HIV/AIDS dimana-mana. Ingat istri, ingat istri, ingat istri."
Atha menoleh. "Mau party?"
"Woahhhh boleh banget, Mas. Mau dong." Sahut wanita itu makin centil saja.
"Berapa jumlah perempuan disini?" Sela Wahid.
Dia tak mau repot-repot menghitung yang membuatnya harus melihat banyak aurat terpampang jelas di depan matanya.
Wanita itu menoleh ke arah luar sebelum kembali memasukan kepala. "Dua puluh orang, Mas."
Atha mengangguk pelan. "Tarifnya sama?"
"Beda Mas, tergantung kualitas. Lokal mah murah, kalau Asia agak naik apalagi mancanegara."
Wahid melirik Atha dan keduanya saling melirik sebelum memasang ekspresi datar.
Atha menekan earphone kecil di telinganya. "Tiga mobil." Bisiknya.
Tak menghitung detik benar saja, tiga sedan mewah muncul dari belakang dengan siaga.
Wahid membenarkan suaranya sebentar sambil mengatur degupan jantungnya yang serasa mau copot. "Ajak semua temen kamu. Kami akan bayar cash sesuai tarif." Ujarnya dingin sambil menatap jalanan.
Wanita itu langsung sumeringah sebelum melapor ke teman-temannya yang langsung menyerbu deretan sedan mewah itu.
Mereka berangkat!
Tepat saat belokan masuk ke area tertentu. Para pekerja PSK makin asik melempar cuit-cuitan manja.
Atha dan Wahid diam saja pura-pura tak mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION (Tamat)
Spiritual#KARYA 3 Bermula dari Israel Magazine yang mengeluarkan sebuah topik yang menggemparkan dengan judul, "THE MONSTER OF ISLAM". Topik yang membuat dunia Zionis ketakutan dan membuat sembilan tokoh iluminati membayar mahal Intelligence Israel sekelas M...