dead or date

33 3 0
                                    

Kemarin, tepatnya H-4 pernikahannya dengan Reva merupakan hari terakhirnya bekerja sebelum menikah. Kemarin juga hari yang cukup berat karena dia mengumumkan rencana pernikahannya kepada teman-teman dan rekan kerja yang cukup dekat dengannya. Dan dari kemarin, Gavin harus tinggal di rumah orang tuanya. Jen bilang karena Gavin tidak bekerja jadi tidak ada alasan untuk tidak menginap.

Saat ini, saat Gavin masih bermesraan dengan bantal dan gulingnya, Jen malah mendesaknya untuk bangun dan mandi. Padahal baru jam 6.

"Mi, Gavin mau bangun siang. Jarang loh" Rengeknya. Percayalah kalian, Gavin anak yang manja. Mungkin karena dia satu-satunya anak laki-laki di keluarganya.

"Bangun, Vin. Buruan mandi. Jemput Reva sana!" Jadi, alasan Jen membangunkannya sepagi ini di hari libur karena menyuruhnya menjemput Reva.

"Ngapain sih, Mi? Orang dia bilang gak kuliah" Sahut Gavin. Masih dengan mata yang terpejam.

"Emang dia bilang?"

"Bilang"

"Emang dia ngabarin kamu?"

"Ngabarin"

Tiba-tiba senyum Jen mengembang mendengar penuturan jujur dari Gavin.

"Sering gak dia ngabarin kamu?" Jen kembali mencoba mengorek informasi dari anaknya yang masih setengah sadar ini.

"Sering..." Gavin mulai jengah.

"Udah deket dong artinya" Jen mencolek lengan Gavin.

"Ah udah ah, Mi. Aku mau tidur lagi. Orang dia gak kuliah, pake dibangunin segala" Dipejamkannya lagi matanya. Dia juga mempererat pelukannya pada guling.

Plak! Satu pukulan mendarat di bokong Gavin. "Siapa yang nyuruh nganter kuliah? Orang mama nyuruh kamu ngedate. Bangun gak?"

Otomatis mata Gavin langsung terbuka lebar. Yang benar saja maminya ini menyuruh ngedate. Lebih baik tidur. Dan lagi siapa yang mau ngedate pagi buta begini?

"Nanti aja ah, Mi. Kapan-kapan" jawab Gavin asal. Dia menarik selimutnya lagi, kemudian memejamkan matanya.

"Bangun sekarang! Astagfirullah... Anak siapa sih kamu?"

"Anak mami lah" sahut Gavin dengan cepat. "Lagian harusnya aku dipingit. Reva dipingit. Gak boleh keluar rumah"

Jen kesal melihat tingkah anaknya yang satu ini. "Kita gak ada tradisi pingitan"

Tangan Jen tergerak menyubit lengan Gavin. "Vin, dead or date?" Tanya Jen.

"Oh jadi mami mau anaknya mati sebelum nikah?"

"Mami ngasih pilihan ya"

"Gak ah, Mi. Mending tidur" Gavin menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya. Tapi dengan cepat Jen menarik selimut itu. Akhirnya terjadilah aksi tarik menarik antara ibu dan anaknya yang malas bangun ini.

Oke! Gavin menyerah. Dia memilih bangun dan pergi mandi. Tentu Jen sangat senang melihat langkah yang diambil anaknya itu.

"Mandi yang bersih, Vin. Jadi kalo Reva meluk-meluk atau cium-cium kamu, gak malu-maluin karena kamunya wangi" ujar Jen diikuti dengan tawanya yang terdengar begitu lepas.

Sedangkan Gavin tidak memperdulikan ucapan Maminya walaupun dia mendengar.

Jen menghembuskan nafasnya setelah beberapa saat tertawa terpingkal-pingkal karena berhasil menggoda Gavin. Setelah mengatur nafasnya, Jen memilih keluar dan menunggu Gavin di meja makan beserta ledekan dan godaan baru yang sedang dia persiapkan.

Why Should I Get Married?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang