Ibu Negara 'ngambek'

365 36 2
                                    






Yoo Jung melempar ponselnya diatas ranjang. Ia bangkit berdiri. Emosinya benar-benar sudah di ubun-ubun.

Ia keluar dari dalam kamar dengan membanting pintu kuat-kuat. Bunyi ponselnya sudah tidak ia hiraukan lagi.

Untuk saat ini, ia tidak ingin sendirian.
Ia pengen senang-senang. Ia pengin ada orang disini yang bisa diajak bercanda atau bercerita random.

Jungkook masih di sekolah.

Pun orang tuannya sedang tidak di rumah.

Baiklah, dia tahu, harus kemana.






Perempuan itu mengenakan helm lalu ia masukan dompetnya di dalam jok motor.

Yoo Jung mengemudi dengan kecepatan tinggi, meliak-liuk di tengah padatnya kendaraan sudah biasa ia lakukan ketika ia terlambat ke kampus. Namun, kali ini ia semakin menambah kecepatannya kala bayangan 'perempuan' tadi mengecup pipi calon suaminya terlintas.

Padahal, ia sendiri belum pernah sekali pun melakukan itu.

Marah?
Tentu saja.
Siapa yang tidak marah kalau calon suaminya digituin sama perempuan lain.

Yah.... meski mereka sepupuan. Tapi tetap saja mereka itu dua manusia berbeda jenis kelamin yang sudah dewasa pula. Ya kan.

.

.

.

.

Taehyung mondar-mandir dalam kamar. Muka tampannya benar-benar sudah kusut.

Barkali-kali ia mengecek ponselnya. Jangan tanya, sudah berapa ratus panggilan keluar di nomor Yoo Jung. Dan puluhan pesan pun sudah ia kirimkan.

Katakan saja ini salahnya.

Tak lama kemudian, sebuah panggilan masuk.






Adik ipar

"Halo." Sapa Taehyung.

"Halo hyung." Balas Jungkook. "Maaf hyung, aku baru selesai kelas. Ini sudah mau pulang. Ada apa, ya?"

"Bisa bantu hyung, tidak?"

"Bisa."

"Emm, gimana yah ngomong nya, ...ini, ibu negara lagi ngambek, Kook."

"Hah?" Jungkook cengo diseberang.

Taehyung garuk kepala. Ia kemudian mulai menjelaskan.

"Maksud hyung, Kakak kamu lagi ngambek, Kook. Hyung telpon dari tadi tapi tidak pernah di angkat."

"Udah dari kapan, hyung."

"Dua jam yang lalu kalo tidak salah."

"Sip hyung. Kookie tau dia kemana. Entar kalo udah ketemu baru Jungkook kabarin lagi yah."

Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya. "Iya-iya. Tolong yah Kook. Soalnya hyung lagi di Daegu, tidak bisa cepat-cepat ke situ, urusan kaka juga belum selesai disini, soalnya."

Setelah panggilan itu terputus, Taehyung langsung banting diri di atas ranjang. Berniat mau tidur tapi pintu kamarnya keburu diketuk.

"Iya, siapa?!" Tanya Taehyung memelas.

"Nayeon, oppa!"

"Masuk aja."

Pintu dibuka. Nayeon berjalan mendekat ke ranjang lalu dia duduk ditepi ranjang. Ia bisa melihat muka Taehyung yang benar-benar kusut, pun kacau.

My Happiness |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang