Part 15 - Desire

34.5K 2.1K 147
                                    

Tersedia versi cetak dan Ebook di Google Playbook

Yang kangen Babang Daniel, mana votesnyaaaa?? 😊****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kangen Babang Daniel, mana votesnyaaaa?? 😊
****

Skin to skin
Breathe me in
Feeling your kiss on me
Lips are made of ecstasy
I'll be yours for a thousand lives
~For you - Rita ora, Liam Payne ~
****

Amandha POV

Gedung Mewah Arthur's Corp berdiri menjulang di pusat kota London. Turun dari mobil mewah milik Daniel, diriku langsung disambut oleh salah satu petugas yang berada di lobi gedung.

Dua orang pria berseragam safari dengan cekatan mengawal dan mengarahkan diriku menuju lift yang kemungkinan adalah lift khusus yang empunya kantor. Karena tak ada satupun pekerja atau tamu yang berminat naik di lift yang kunaiki saat ini.

Lift melesat cepat ke lantai dua puluh satu, lantai dimana kantor khusus Daniel berada.

Ting.

Pintu lift terbuka, seorang wanita muda dengan rambut pirang panjang bak Cleopatra menyambutku dengan senyum manis yang terlihat berlebihan. Namun begitu, patut kuakui wanita ini begitu menarik. Wajahnya cantik, tubuhnya langsing berlekuk dan rambut panjang pirangnya langsung mengingatkanku kepada boneka Barbie. Boneka perempuan dengan tubuh idaman hampir semua wanita di dunia ini.

Cih, dasar Daniel sialan. Pantas saja selama satu minggu ini, saat dokter melarang kami untuk tidak berhubungan seks, pria itu selalu saja pulang tengah malam.

Mungkin karena tidak mendapat jatah dariku, maka pria kutub itu menghangatkan tubuhnya bersama wanita ini. Pikiran-pikiran negatif mulai bermain di otakku.

Padahal, seandainya pun Daniel bermain dengan wanita lain dibelakangmu juga ya apa pedulimu, Amandha? Biar saja. Toh kalian berdua memang tak saling mencintai bukan?

Ibarat ungkapan simbiosis mutualisme, itulah dirimu dan dirinya saat ini. Daniel butuh tubuhmu dan anakmu untuk mendapatkan lebih banyak lagi kekayaan keluarga Arthur. Sedangkan dirimu, dirimu membutuhkan pria itu agar dapat tetap bersama anakmu.

That's it!

Jadi, jangan bermain dengan hati disini, Amandha.

"Good afternoon, Mrs. Arthur." Sapa si sekretaris cantik kepadaku.

Oh, kenal aku ini istri bos besarnya ternyata. Batinku.

"Good afternoon, Ms.?" Sengaja kugantungkan kalimatku. Menunggu dirinya menyebutkan namanya.

"Meghan. Nama saya Meghan, Mrs. Arthur." Balas wanita itu ramah.

"Daniel ada?" Langsung saja kutanya keberadaan Daniel. Kakiku begitu saja melangkah ke arah ruangan besar yang pastinya adalah ruangan Daniel. Meghan ikut melangkah disisiku.

Cinta Tanpa Rencana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang