Part 20 - Mad Love

29.2K 2.2K 192
                                    

Di Publish pertama kali di Wattpad pada 9 Juni 2019 dan direpublish kembali pada 14 Maret 2021

=======

Kalian ganas banget ya sama Mas Daniel 😝😝😝
Votes jangan lupa 🤗
****

You said, "Hey, whatcha doing for the rest of your life?"
And I said, "I don't even know what I'm doing tonight"
Went from one conversation to your lips on mine
And you said, "I never regretted the day that I called you mine"
So I call you mine.
~Call You Mine - The Chainsmokers, Bebe Rexha~
***

Daniel POV

"Kamu tidur di sofa!" Ucap Amandha ketus. "Aku tidak mau tidur satu ranjang denganmu." Ucapnya lagi tanpa melihat ke arahku. Wanita itu mulai melepaskan flat shoes-nya dan mengganti dengan sandal hotel.

Diletakkannya kantong-kantong belanjaannya lalu mulai mengecek isinya satu persatu. Rambutnya di kuncir kuda saat ini, memperlihatkan leher jenjang dan bahu sexy-nya yang mengundang.

Hell, dia bilang apa? Tak mau tidur satu ranjang denganku? No way!

Memangnya dia pikir apa yang kuinginkan saat ini? Saat memaksanya untuk mau bermalam di kamar hotel yang kutempati saat ini. Tentu saja untuk memeluk tubuhnya, mencumbu bibir manisnya. Mengulang kegiatan panas kami tempo hari jika aku beruntung.

Ada sesuatu yang salah denganku saat ini. Semalam saat Amandha tak berada disisiku, rasanya begitu aneh. Terasa hampa. Bahkan, sial.. aku tidak dapat tidur semalaman. Ranjangku terasa kosong tanpa kehadiran Amandha, dan aku tidak suka.

"Sepertinya nyonya Arthur pintar menghabiskan uang suaminya ya?" Sindirku kala Amandha masih sibuk dengan barang-barang yang dibelinya.

"Tentu saja! Buat apa punya suami konglomerat kalau tidak bisa menghabiskan uangnya?" Balasnya. Melirikku sekilas lalu kembali fokus dengan belanjaannya.

Amandha lalu berdiri, tangannya menjinjing satu buah paperbag dengan brand pakaian dalam cukup ternama di dunia. Wanita itu masuk ke dalam kamar mandi.

Oh yeah, rasanya aku tak sabar untuk melihat pakaian tidur apa yang dirinya kenakan nanti.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Lima belas menit.

Dua puluh menit berlalu namun Amandha belum juga keluar dari kamar mandi. Tak sabar aku pun bangkit dari dudukku, melangkahkan kakiku lalu mulai mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup itu.

Tok. Tok.

"Amandha!" Panggilku. Tak ada jawaban dari dalam.

Tok. Tok.

"Amandha, open the door!" Seruku lagi. Namun tetap tak ada jawaban dari Amandha.

"Amandha, buka pintunya atau ku dobrak!" Ancamku. Tetap hening. Perasaanku tak enak. Tanpa pikir panjang lagi kudobrak pintu besar itu.

Braak!

Holly Shit!

Amandha tak sadarkan diri di dalam bath up. Tangannya lunglai menggantung di sisi bath up. Hampir saja seluruh wajahnya tenggelam ke dalam air.

"Amandha!" Seruku. Kutepuk pipinya pelan. Kedua matanya tetap terpejam. Kuangkat tubuh polosnya dari dalam bath up. Ku ambil handuk besar untuk menutupi tubuhnya. Menggendongnya lalu kuletakkan tubuhnya di atas ranjang.

Cinta Tanpa Rencana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang