satu (110320)

3.2K 148 18
                                    

Memang apa salahnya jika Selina membunuh kakaknya yang selalu menyiksanya.

Kakak tiri sialan.

Terakhir bahkan ia hampir saja berhasil menyetubuhi Selina dengan bebas, bahkan di hadapan teman-teman kampusnya yang berkunjung ke rumah. Tapi untunglah ia berhasil membacok tubuh setengah telanjang itu dengan gunting yang tergeletak di atas meja. Gunting yang harusnya ia gunakan untuk membuat prakarya pun kini berlumuran darah. Bajingan itu mengerang dengan tubuh gelojotan tertancap gunting di bagian dada kiri. Ia mati di tempat.

Tiga orang teman brengseknya yang tadinya hendak menggilir Selina akhirnya beringsut mundur, apalagi saat dilihatnya manik mata Selina berkilat marah bagai iblis. Berdiri menantang dengan gunting di tangan yang baru saja dicabutnya dari dada itu yang tepat mengenai jantung kakak tirinya, ia tampak mengerikan seperti malaikat pencabut nyawa. Akhirnya mereka bertiga pun melarikan diri.

Namun tak hanya tiga orang itu yang berderap pergi. Selina pun segera mengambil mantel panjangnya, guna menutupi pakaiannya yang penuh noda darah, sambil memasukkan gunting itu di salah satu sakunya. Lalu menghilang dari sana. Ia bersumpah tak akan pernah kembali ke rumah itu lagi.

Turun di pedesaan dengan tenang setelah naik taxi, karena sepertinya kejahatannya belum terendus. Selina pun melangkahkan tungkainya menyusuri jalan setapak menuju desa. Tapi tepat di persimpangan gerbang desa Selina mengambil langkah ke kanan, menyusuri jalan tanah yang masih basah karena sepertinya semalam turun hujan lebat. Setelah beberapa langkah ia pun menerobos masuk ke dalam semak belukar. Lalu tungkainya melangkah menyusuri hutan lebat itu. Saat camp di desa Tani bersama seluruh anggota pramuka dulu ia pernah mendengar tentang hutan ilusi yang dimasukinya sekarang karena itulah ketika ia berhasil membunuh kakak tirinya ia bermaksud menghilang di hutan ilusi agar tak ada polisi yang akan menangkapnya. Terjebak di antara keajaiban hutan ilusi rasanya jauh lebih baik ketimbang terkurung di dalam jeruji dan menyandang gelar sebagai narapidana.

Berderap masuk makin ke dalam hutan yang bahkan tak dapat di tembus oleh cahaya matahari tak lantas membuat nyali gadis itu menciut. Justru sebaliknya ia merasa sangat nyaman dengan suara-suara mengerikan dan bau busuk dari dedaunan gugur atau bangkai binatang yang saling makan dan terjerat dalam rantai makanan tetap tak bisa mengubah tekad Selina. Bahkan meski ia harus berada dalam rantai makanan itu sekarang ia akan tetap bertahan hidup di sana. Dan berjuang untuk menjadi yang tertinggi dalam rantai makanan itu. Maka itu artinya ia akan menjadi pemakan segalanya.

Setelah beberapa kilometer berjalan masuk ke dalam hutan Selina pun kelelahan. Ia terduduk sambil bersandar di batu yang besarnya melebihi besarnya tugu batu yang ada di kampusnya. Tubuhnya pun serasa terlindungi.

Karena merasa cukup aman, maka dalam sekejap Selina pun tertidur untuk mengistirahatkan tubuh lelahnya.

Hingga beberapa waktu berlalu. Selina mengerjapkan kedua matanya. Suasana masih sama temaram seperti tadi. Ia mendongak. Mencari secercah sinar mentari yang sekiranya bisa meloloskan diri dari pertahanan dedaunan yang berdesakan seolah sengaja menutupi area dalam hutan agar tak terexpose ke dunia luar.

Sejenak Selina teringat akan bangsa troy dalam film frozen kesukaannya. Mungkinkah bangsa itu hidup di hutan ini? Imajinasinya bergerak liar. Namun dalam sekejap Selina menepis pikiran konyolnya lalu tertawa, menertawakan khayalannya yang kelewat jalur.

Perlahan Selina pun menggunakan tangannya sebagai tumpuan untuk berdiri. Kakinya terasa kesemutan. Ia menghentak-hentakkannya sambil memukul-mukul pantatnya yang kotor karena tadi ia tertidur tanpa alas.

Sambil terus menggoyangkan kakinya yang kebas, kini Selina menatap hutan dengan lebih seksama. Mencoba mencari tanaman buah atau dedaunan yang bisa di makan karena ia sangat lapar. Saat ini boleh saja ia bersyukur karena sepanjang ia menempuh pendidikan dari sekolah dasar bahkan sampai ia menginjak bangku kuliah Selina tetap memilih ekstra yang berkaitan dengan alam, entah itu pramuka, ataupun mapala. Itulah kenapa ia cukup ahli dalam bertahan hidup meski tersesat di tempat terpencil sekalipun. Atau tersesat di dunia ilusi seperti sekarang.

Seven Cursed SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang