dua puluh tiga

1.4K 99 50
                                    

Maafkan aku ya, karena lama sekali tidak update cerita ini. Soalnya lagi fokus sama cerita yang lain.

Semoga kalian masih menunggu kelanjutan cerita ini ya gais.

Happy reading.

Makasi karena udah selalu vote dan koment.😘😘😘😘
.
.
.
.
.

Seonjin dan Siera pun tiba di dunia bawah setelah memutuskan untuk jalan-jalan ke dunia langit. Dengan satu siulan panjang, segera sebuah kepakan sayap burung besar terdengar dari angkasa. Berputar sejenak di atas istana lalu bertengger di puncak kubah bangunan istana megah itu. Mereka berdua pun mendekatinya.

"Apa kabarmu, Phoenix langit?"

Burung itu bersuara nyaring menandakan ia baik-baik saja. Perlahan tangan Seonjin terulur lalu mengelus burung itu dari kepala lalu kemudian berpindah ke lehernya.

"Bolehkah kami menaikimu?" tanya Seonjin lembut yang kembali dijawab dengan suara lengkingan panjang. Seonjin pun tersenyum.

"Ayo Siera, kau siap?" Seonjin mengulurkan tangannya pada Siera yang sedari tadi berdiri di belakangnya.

Mungkin Siera sudah sering mendengar tentang phoenix langit. Jenis burung terkuat di istana langit yang akan meleburkan dirinya setiap seratus tahun sekali lalu muncul kembali dari abunya, hampir mirip dengan burung phoenix si penyihir Dumbledor dalam seri Harry Potter hanya mungkin bedanya phoenix langit jauh  lebih besar dan ia adalah burung penjaga di dunia langit. Jika dalam kendali guardian yang tepat burung ini bisa mengeluarkan sihir yang akan mampu melindungi dunia langit agar tak bisa dimasuki oleh makhluk dari dunia bawah yang menjadi musuh besar mereka.

Dan penjaga terkuat selama ini adalah nenek Seonjin sendiri, sang guardian yang terjebak di dunia manusia karena harus mengejar phoenix langit yang terbang ke dunia manusia beratus-ratus tahun lalu.

Saat itu phoenix langit baru saja mengalami peremajaan setelah meleburkan dirinya menjadi abu. Namun tiba-tiba saat ia bangkit, phoniex langit jadi tak terkendali dan ia berhasil menerjang gerbang langit lalu melarikan diri ke bumi. Dan sejak saat itulah keberadaan dunia langit jadi makin terancam. Karena kehilangan sang burung keramat juga sang guardian.

Hingga beratus-ratus tahun berlalu, kisah phoenix langit pun hanya menjadi cerita dongeng yang seringkali didengar Siera. Itulah kenapa Siera jadi sedikit takut saat harus berhadapan dengan burung raksasa itu.

"Kau takut?" tanya Seonjin yang dengan cepat dijawab dengan gelengan kepala oleh Siera.

"Dia tak mengigit. Dia jinak." ucap Seonjin sambil terkekeh menertawakan sikap sok berani yang ditunjukan Siera.

"Ayo." Seonjin pun mengangkat tubuh Siera dan mendudukkannya di atas si burung. Kemudian menyusul dirinya yang duduk di belakang Siera.

"Mmm... Seonjin, tidakkah lebih baik jika kau saja yang duduk di depan?" tawar Siera.

"Aku akan ada di belakang untuk menjagamu, Sayang. Jadi nikmati perjalananmu." Segera Seonjin menepuk bagian leher phoenix langit. Lalu beberapa detik berikutnya burung itu pun mengepakkan sayapnya dan terbang ke udara. Seonjin mengulurkan tangannya ke depan sembari memeluk tubuh Siera. Deru napasnya menyapa pipi kanan Siera karena dagu pria itu bertengger manis di bahu kanan Siera.

"Kau menyukainya? Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar di dunia bawah sebelum terbang menembus langit?"

"Apa boleh?" tanya Siera dengan mata berbinar senang.

"Tentu saja. Memangnya siapa yang melarang?" jawab Seonjin penuh percaya diri lalu meminta phoenix langit terbang rendah agar mereka bisa menikmati pemandangan di bawahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seven Cursed SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang