tujuh belas

999 74 42
                                    

Happy reading.
.
.
.
.

"Seharusnya kau bersyukur karena Selina segera mengambil alih tubuhnya, kalau tidak maka semalam kau pasti sudah mati. Dasar iblis bodoh."

"Serenia...kenapa?" Seokjin menatap kecewa pada wanita yang kini tengah berdiri angkuh di depannya. Tubuhnya terjerembab dengan nafas makin tersengal setelah Serenia melepaskan ciumannya sesaat yang lalu. Sebenarnya bukan mencium, tapi lebih tepatnya setelah ia menghisap kembali energi kehidupan iblis itu.

"Hahahahah!" tawa Serenia makin menggelegar setelah mendapatkan keempat pecahan mutiara itu. Kemudian dengan kekuatannya ia menghancurkan segel yang dibuat Seokjin pada dua benda pertama. "700 tahun aku menunggu untuk ini. Untuk mendapatkan kembali kehidupanku yang telah kau hancurkan!! Meski belum sempurna, sekarang aku bisa merasakan hidupku telah kembali. Dan ini."

Jiwa Serenia melepaskan diri dari tubuh Selina, yang membuat tubuh itu lunglai tapi tetap tampak berdiri karena kekuatan Serenia yang mencengkramnya. Kemudian setelah itu Serenia menelan keempat mutiara terkutuk itu. Lalu sangat terasa kekuatannya yang makin bertambah dalam tubuhnya. Yang awalnya ia hanya sosok tak kasat tanpa badan kasar kini perlahan ia semakin tampak seperti sosok yang bisa disentuh secara utuh. Ia telah membentuk badan kasarnya sendiri, walaupun masih belum sempurna.

"Ini!!" suaranya kembali menggema, lalu tubuh Selina tampak terangkat ke udara. "Aku sudah tak membutuhkan sampah ini lagi!!"

"SELINA!!!!" jerit Seokjin bersama tubuh wanita itu yang terhempas dengan kasar setelah Serenia melemparnya.

Bunyi bergedebum pun terdengar begitu keras saat tubuh Selina menghantam dinding ruangan lalu disusul tubuhnya yang terpental menghantam lantai. "SELINA!!!" kembali Seokjin menjerit sambil merangkak dengan tertatih menuju tubuh istrinya yang terkapar bersimbah darah. "Tidak, Selina!! Bangun!!! Selina!!"

"Kurang ajar!! Apa yang kau lakukan pada istriku?"

"Istriku?! Apa kau lupa akulah istrimu Seokjin, sayang. Akulah istri yang kau bunuh 700 tahun lalu. Dan aku datang untuk membalaskan dendamku. Kau iblis keparat. Kau harus mati." berang Serenia menatap tajam ke arah Seokjin yang tampak tak berdaya.

"Kau gila!! Keluar kau dari jiwa Serenia!! Aku tau kau bukan Serenia!!!"

"Hahahahah!!! Harusnya kau sadar sejak awal, jadi akhirnya kau mengenaliku? Aku senang. Karena sebelum kematianmu akhirnya kita bisa bernostalgia."

"KURANG AJAR, KEMBALIKAN SERENIA PADAKU!!" teriak Seokjin lalu memaksakan energinya untuk melawan musuhnya. Namun karena Seokjin sudah tak berdaya maka ia langsung terhempas dalam sekali pukulan yang dilancarkan lawannya.

Sebelum Seokjin bangkit Serenia kembali hendak menerjang, tapi ia terdiam dan langsung beringsut mundur saat merasakan aura seseorang bergerak mendekat. Segera ia berlari keluar ruangan lalu melesat melalui jendela di sepanjang koridor istana dan menghilang.

"SELINA!! SELINA!!" Seokjin kembali merangkak ke tubuh Selina yang tak bergerak. Mulut sang wanita terus mengeluarkan darah, begitu juga bagian belakang kepalanya. "Selina tidak....jangan tinggalkan aku....Selina....." Tubuh itu masih tak bergerak meski Seokjin terus mengguncangnya dan memeluknya. Bibirnya bahkan berulang kali meyentuh bibir Selina berharap agar Selina kembali menyerap energi kehidupannya seperti waktu itu.

"Ambil energiku sayang, bukankah kau akan hidup jika menyerap energiku, ambil energiku dan bicaralah padaku, jangan diam saja. Marahlah padaku Selina sayang, Selina bangunlah....kita lanjutkan bulan madu kita...Selina..buka matamu kumohon...Selina.....jangan seperti ini...Selina..." tetes demi tetes air mata mulai berjatuhan membasahi wajah Seokjin juga wajah Selina. Akan tetapi wanita itu bergeming, tak bereaksi sama sekali. Hal itu mengingatkan Seokjin pada kematian Serenia ratusan tahun lalu. Membuat hatinya merasa begitu sakit dan sesak. Tidak lagi, tidak dengan kematian Selina, ia tak akan bisa menerimanya lagi. Kematian Selina akan menghancurkannya. Sangat menghancurkannya. Karena itulah ia terus berusaha membangkitkan wanita itu, bahkan ia mengalirkan energinya untuk diserap oleh Selina meskipun itu berarti ia lah yang akan mati. Tapi Seokjin tak perduli, hingga pada batas ia tak bisa melakukannya lagi maka tubuhnya pun tumbang di sebelah istrinya. "Selina, jangan pergi...biarkan aku belajar menerimamu dan mencintaimu...aku pasti akan melakukannya...bukalah matamu, sayang.....kumohon." bisiknya sebelum Seokjin kehilangan kesadarannya dan dunianya berubah gelap sepenuhnya.

Seven Cursed SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang