tiga belas

927 76 34
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.

"Jangan coba-coba melukai temanku, iblis kurang ajar!!" manik kemerahan Seonjin terkunci menatap seorang wanita yang menatapnya tajam dengan busur dan panah yang terpasang sempurna membidik ke arahnya.

"KURANG AJAR!! BERANI SEKALI KAU MELUKAI SAYAPKU!!" geram Seonjin. Ia kembali berdiri tegak dan menatap nyalang ke arah wanita yang berada beberapa meter di depannya.

"Kau tak apa-apa Duke?" tanya sang wanita.

"Aku tak apa-apa terimakasih Karen." berdua kini mereka berdiri menantang Seonjin yang menggeram marah. "Hati-hatilah Duke, aku bisa merasakan kekuatan yang luar biasa darinya."

"Aku juga, sesaat tadi ia seperti memiliki kekuatan yang sama dengan tetua."

"Oh, jadi bangsawan Elzaka juga punya benda seperti ini?" Seonjin yang mendengar percakapan dua makhluk di depannya pun mengeluarkan kalung mutiaranya.

"Ternyata benar sama!" desis Karen.

"Tapi warnanya berbeda, dia memiliki pecahan yang berwarna biru. Itu artinya kita harus merampasnya, Duke."

"HAHAHAHAHA!!! MERAMPAS?!! Kau pikir itu mudah. Yang harus kau lakukan adalah menyerahkan milik rajamu padaku."

"Cih. Jangan harap kau bisa mengambilnya, karena kau akan mati saat ini juga!!" Duke langsung melompat menyerang. Tak lama kemudian beberapa prajurit werewolf utusan raja mereka datang membantu Duke. Maka pertarungan sengit pun kembali terjadi. Sementara Karen berada di tempatnya menyaksikan pertarungan itu.

Karen bukan tipe petarung jarak dekat, karena ia bukan dari bangsa werewolf. Ia adalah manusia, manusia luar biasa hebat yang diciptakan dari kloningan dua bangsa yakni bangsa manusia dan bangsa werewolf. Hanya saja, bangsa manusia yang dipakai untuk dikloning justru tidak jelas. Sebab tak ada manusia yang memiliki kekuatan menyamai iblis kecuali raja Taeran pada zamannya dulu.

Dari tempatnya Karen menyiapkan kembali busurnya. Mengalirkan kekuatan iblis pada anak panah yang akan ia lepaskan kemudian membidik ke arah Seonjin, menunggu iblis itu lengah.

Sementara di tempatnya Seonjin tengah berjuang mati-matian mempertahankan exsistensinya. Ia tak mau kalah. Melawan beberapa prajurit werewolf tak bisa membuatnya kualahan, akan tetapi jika bergabung dengan Duke akan beda lagi ceritanya. Karena seperti disebutkan Duke cukup tangguh. Sebagai pelindung garis depan negeri werewolf dia benar-benar harus diperhitungkan.

Lima prajurit tumbang diiringi teriakan nyaring dari mereka. Kelima Jiwa itupun langsung tersedot masuk ke dalam kalung bermutiara biru yang dipakai Seonjin.

Karen mengeram marah dari tempatnya. Dilihatnya Seonjin semakin bertambah kuat. Ia melompat ke udara sambil menatap Duke dengan tajam, tepat saat itulah Karen menemukan kesempatan lalu melesatkan anak panahnya.

Trang!!

Dua senjata terdengar beradu. Anak panah Karen terhempas ke tanah setelah berbenturan dengan sebuah senjata berbentuk sabit dengan gagang panjang seperti sabit dewa kematian. Maka dengan beringas Karen menatap ke arah dari mana senjata itu datang.

Tampak seorang wanita berdiri anggun di atas pohon besar. "Brengsek!! Berani sekali kau ikut campur dengan urusan kami!!" teriak Karen pada wanita itu, mengabaikan Duke yang kini makin terdesak hingga kemudian ia menjerit saat cahaya hitam milik Seonjin berhasil merobek dadanya.

Seven Cursed SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang