Teruntuk jingga di cakrawala
Anggap gelak tawa sebagai irama
Degup jantung sebagai ritmenya
Lalu janji janji sebagai liriknya
Kemudian ingkarmu sebagai melodinya
Bukankah seluruhnya pas menjadi senandung nada ?
Dimana kau pemusik yg mahir dalam merangkainya
Sedangkan aku yang begitu bodoh menjadi penikmatnya
Harusnya aku sadar perihal manisnya kamu dalam menebar senandung nada teruntuk ribuan mawar sudah biasa
Bagimu aku dan mereka tak jauh berbeda
Semakin terpikat dalam jerat suara
Semakin kau senang membuat kesakitan luar biasa
Lalu sama sama menjadi pemudar sang gadis yg tertinggal di lain masa•••••
Bandung, 07-05-2019««« Harkeyaniael Maharyandza »»»
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Puisi
PoetryAku Puisi, cerita yang kau tulis dalam ilusi. Kumpulan puisi dari komunitas di grup whatsapp 'Kau Puisi' Edisi ke #2 Copyright ©2019 @Logophile_01