KARAM
Di tanah lapang yang muram
Di keramaian yang terasa mencekam
Di wajah keras yang tatapan matanya menajam
Menangkap netraku, membuat bungkam
Di balik sorotnya yang tajam, ada berkas luka menganga
Di balik punggungnya yang tegap, ada perih tak kasat mata
Ada hampa dalam senyumnya
Ada kosong dalam tawanya
Tanganku bergerak memeluk
Lengannya lebih cepat menyampuk
Garis tinggi di pintu masuk
Tak dibukanya walau keras kuketuk
Dia... Sendiri
Lebih akrab bersama sepi
Menjaga jarak dengan harmoni
Terlalu rawan untuk dititipi hati
Oleh : Winda Khoirin Nissa
Majalengka, 6 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Puisi
PuisiAku Puisi, cerita yang kau tulis dalam ilusi. Kumpulan puisi dari komunitas di grup whatsapp 'Kau Puisi' Edisi ke #2 Copyright ©2019 @Logophile_01