2

62 4 2
                                    

15 Januari 2019 Seoul, south Korean

Riri membawa setumpuk buku dari perpustakaan untuk di bagikan teman sekelasnya. Riri berjalan dengan santai tanpa beban.

Ketika Riri berbelok kearah koridor kelas 11 ada yang sengaja mengkait kakinya hingga ia terjatuh bersama dengan setumpuk buku yang dia bawa. Riri hanya diam ketika ia terjatuh dan menjadi bahan tertawaan setiap orang yang melihat.

"Hahaha mampus lu" - Sungjae kakak kelas Riri yang entah kenapa tidak suka dengan Riri.

Riri hanya tersenyum miris, kemudian bangkit menyusun semua buku yang terjatuh tadi. Hendak berdiri.

Tiba tiba terulur sebuah tangan yang menandakan ingin membantu.

"butuh bantuan manis?" Riri mendongak menatap orang yang mungkin baik hati itu.

Orang itu bername Tag 'Kim Taehyung' pangeran sekolah dari kelas 11-3 yang dicintai semua orang.

Riri menerima uluran tangan itu tanpa ragu. Namun, ketika ia hendak berdiri Si Kim (sialan) Taehyung itu melepas genggaman tanganya hingga Riri kembali jatuh terduduk. Riri merasa terbingkai sekarang.

Semua kembali menertawakan kebodohan dan kepolosan seorang Riri Kim's blesterlan Indonesia Korea yang tidak akan pernah mereka suka dengan kehadiranya disekolah ini.

Suasana semakin riuh ketika seorang perempuan yang terbilang sangat cantik menyiramkan Riri Minyak belut yang sangat bau, perempuan itu bername Tag 'Bae Johyun' orang orang mengenalnya dengan Nama 'Irene'.

Riri tidak bisa melakukan apapun. Jika ia melawan siapa yang akan membelanya? Dia butuh seorang pembela yang kuat. Dia butuh seseorang yang bernasib sama dengan dia namun seseorang itu harus lebih kuat dari dia.

Riri hanya menunduk, ketika ia di siram dengan air kotor. Ketika ia menjadi bahan lelucon seantero sekolah. Ketika ia menjadi bahan santapan yang lezat. Ketika ia menjadi segala galanya yang dapat merusak psikologisnya. Apa peduli mereka?

Riri semakin menunduk ketika sumpah serapah keluar dari mulut licin mereka. Ia benar benar merasa terbingkai sekarang.

"Woey! Udah woey! Apaan dah alay pada ngebuly Makhkuk cem nih anak" - 'Min Yoongi' kakak kelas 12-1 yang terkenal akan sikap dinginya.

Semua gerombolan itu pun bubar. Mereka malas kalau mendengar celotehan seorang Min Yoongi yang perkataanya terkenal savage.

Yoongi menatap Riri yang masih terduduk sambil tertunduk. Merasa terbelenggu diantara bingkai yang terbentuk hanya untuk dirinya. Merasa terintimidasi di setiap gerakan yang dia lakukan.

"Berdiri lu, nih buku buku lu. Udh jangan bilang makasih, bye" - Yoongi memberikan Riri buku buku yang tadi berhamburan dan langsung berlalu pergi.

Riri yang baru saja mengalami culture shock akibat kecepatan berbicara Yoongi hanya cengo ketika Yoongi berlalu seperti angin.

Setelah beberpaa menit, Riri sadar dari kegiatan melamunya dan cepat cepat menuju ke toilet untuk mencuci kotoran yang ada di badanya.









Ini adalah Jam dimana semua orang sibuk dengan kegiatan masing masing. Dimana mereka akan sibuk makan, minum, membaca dan lain lain.

Riri berada di rooftop sekolah. Sendirian. Memilih ke tempat sepi sendirian dari pada nekat ke tempat ramai dan merasa terpojoki itu lebih sakit.

Di Rooftop ini, Riri hanya duduk sendirian memandang birunya langit dan putihnya awan cerah di sertai cahaya matahari yang menerangi setiap sudut planet ini.

Riri senang suasana tenang, tentram, damai, tanpa gangguan sedikitpun. Sampai Indra penciumanya mencium hal aneh yang seharusnya tidak tercium di area sekolah.

Ya, bau rokok.

Riri mengikuti asal aroma cengkih itu. Sampai ia mendapati punggung tegak seorang lelaki pucat yang membelakanginya sedang menghembuskan asap dan satu batang rokok yang terjepit diantara jari telunjuk dan tengah.

"Kak Yoongi?" - Suara lembut Riri menyadarkan lelaki itu untuk berbalik ke arah Riri yang tepat di belakangnya.

Netra hitam Yoongi dan Netra coklat Riri bertemu. Hingga tatapan intens itu diputuskan oleh Riri secara sepihak.

"Lu kenapa bisa sampai disini?" - Yoongi membuang rokoknya tepat dibawah kakinya kemudian menginjaknya hingga hancur.

Riri tidak merespon pertanyaan Yoongi. Ia mendekati Yoongi kemudian kembali menatap Yoongi tajam. Yoongi menaikkan sebelah alisnya.

"apa?"

"Kak Yoongi kenapa merokok?"

"karena gue suka"

"Kak, nyawa gak ada di jual"

"kalau takdir Gue mati karena rokok yaudah gue bisa apa?"

"yah bukan begitu juga kali kak ihh" Riri tidak bisa menyembunyikan ekspresi cemberut nya yang membuat Yoongi gemas sendiri.

"hahaha iya iya maafin gue yah" Yoongi mengelus kepala Riri sayang. Riri akhirnya tersenyum senang.

Min Yoongi dan Riri Kim adalah tetangga sekaligus sahabat sejak 12 Tahun terakhir. Jarak umur mereka terpaut 2 tahun. Yoongi menyayangi Riri sebagai adik dan Riri menyayangi Yoongi sebagai kakak laki lakinya.

"kak" Riri menatap Yoongi serius.

"kenapa?" Yoongi balik menatap Riri serius.

"Rara bakal menetap disini dan bersekolah disini" Riri tidak bisa menyembunyikan senyumanya.

"bagus dong, Pas gue tamat ada Riri yang jagain lu" Yoongi berbalik dan menatap langit yang cerah.

"hmm iya, Riri juga senang" Riri ikut menatap cerahnya langit.








Apasih apa? :v

Different TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang