17 Januari 2019, Seoul South Korean.
Rara berjalan sambil bersiul di koridor sekolah. Saat ini jam menunjukan pukul 16:30, bel pulang berbunyi sekitar 20 menit yang lalu. Jadi wajar saja kalau saat ini sekolah sepi.
Rara berjalan sambil menenteng tasnya di bahu sebelah kanan. Rambutnya yang di kepang satu acak acakan, luka yang menghiasi wajah dari awal masuk sekolah ini sama sekali belum sembuh malahan tambah parah, dan bajunya yang tidak pernah rapi membawa kesan kalau Rara adalah seorang berandalan.
Rara berjalan menuju lapangan basket. Dari awal masuk ke sekolah ini ia belum memutuskan ekstrakurikuler apa yang akan ia ikuti nantinya.
Sampainya di lapangan basket, Rara menyimpan tasnya di pinggir lapangan dan mengambil bola basket kemudian mendrible bolanya dengan lincah.
'dung'
'dung'
'dung'
'srat'
'wush'
'dung'
Setelah mendrible, melompat, kemudian masuk ke dalam ring dengan mulus. Rara mengulanginya hingga keringat bercucuran di seluruh tubuhnya.
"jago juga yah lu" - Seseorang yang sudah duduk di pinggir lapangan sekitar 10 menit yang lalu akhirnya bersuara.
Rara menoleh. Mudah mudahan orang ini bukan sejenis dengan Kim Hanbin dan antek anteknya. Yah kalian tahu lah siapa antek anteknya Manusia rese itu a.k.a Kim Hanbin.
Yang Rara dapati adalah seorang lelaki dengan dimple sedang tersenyum manis, kulit nya putih bagaikan susu, tinggi dan tubuh atletis.
'Jung Jaehyun' wakil ketua kelas 10-2. Rara mendengar beberapa kabar kalau dia ini termasuk ke dalam 'the handsome face in school PHIS' urutan ke-9. Jangan tanya siapa urutan pertama, tentu saja Kim Taehyung dari kelas 11-2.
"kenapa emang?" - Rara hanya mengangkat sebelah alisnya yang tebal bak ulat bulu itu.
Jaehyun senyum manis, sedetik Rara terpesona dengan visual seorang Jung Jaehyun.
"Gak sih, disekolah ini jarang perempuan mahir main basket. Tapi keknya lu lancar tuh main basket. Teknik yang lu tunjukin juga kayaknya pas banget. Mau gabung ke ekskul basket gak?" - Jaehyun senyum memperhatikan Rara.
"Yeu, kalo ujung ujungnya promosi mah apa, Nanti gua pikirin lagi ok" - Rara mengambil tasnya, bersiap siap untuk keluar.
"lu adiknya Riri kan? Kim Riri" - Jaehyun menahan langkah Rara yang hendak keluar dengan kalimatnya yang menurut Rara salah.
"Gua yang kakak, dia adek. Jangan sok tau lu" - Rara berbalik dan menatap Jaehyun sinis.
"yaudah maaf, soalnya badan lu pendek sih. Kan Riri tinggi tuh yah gua kira lu adeknya" - Jaehyun sempat terkekeh pelan.
"sesuka lu lah" - Kemudian Rara pergi dari lapangan basket dengan perasaan yang sedikit eum jengkel.
🐼🐼🐼
Riri gelisah. Bibir bawahnya ia gigit, tanganya meremas roknya, kakinya ia gosok gosokan di tanah. Pandangan matanya juga tampak gugup.
"apa?" - seorang lelaki tampan berbibir sexy berdiri tepat di hadapan Riri, 'Park Jimin' namanya.
"eung kak, eumm aduh heheh" - Riri mengaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
Jimin mengerutkan alisnya heran. Apa maksud gadis di depanya ini? Jimin tidak paham.
"bicara yang jelas, santai aja. Emang ada apa?" - Jimin memberikan intonasi nada bicara yang santai dan tenang.
Jantung Rara berdegup kencang. Entahlah mengapa, sepertinya ia akan sakit jantung.
"Jiminnie Oppa, Saranghae (aku cinta kamu)" - Kemudian Riri menunduk sambil memberikan Coklat batang kesukaan Jimin.
Jimin menatap Riri heran. Kemudian senyum mengejek Jimin tampilkan di wajahnya. Karena penasaran apa yang terjadi, Riri mendongak dan menatap Jimin.
"riri-ya, aku gak cinta sama kamu. Paham? Kamu pasti selama ini berharap yah?" - Jimin menatap Riri sambil tersenyum manis.
Riri hanya mengganguk seperti anak anjing. Memang betul, selama ini ia menyimpan perasaan lebih kepada seorang Park Jimin yang notebanya kakak kelasnya.
"aigo (astaga) uri Riri-ya, sebaiknya buang perasaanmu jauh jauh. Lagi pula aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu" - Jimin memberikan wink kepada Riri.
"wae? Aniya? (kenapa? Tidak?)" - Riri menatap Jimin dengan mata yang berkaca kaca.
"pertama, Aku tidak mungkin jatuh cinta sama orang kayak kamu. Kedua, kamu bukan tipe idealku" - Jimin mengambil coklat dari tangan Riri.
"geunde (tapi), uliga mwolhago iss-eossdeongeoya? (bagaimana dengan yang selama ini kita lakukan?)" - Riri masih menatap Jimin dengan tatapanya yang berkaca kaca.
"uli mwohago issni? pyeongbeomhan kiseu isang-eun aniji? (memangnya apa yang kita lakukan? tidak lebih dari ciuman biasa bukan?)" - Kemudian Jimin menatap Riri serius.
"oppaga nae salang-eul geobuhandaneun tteus-ingayo? (apa ini artinya oppa menolak cintaku?)" - Air mata Riri sudah tidak bisa ditahan.
"deo manhgeona jeogge, Yak! ulji mala. geugeos-eun yeoggyeowo boinda. (kurang lebih seperti itu, hey! jangan menangis. itu terlihat menjijikan)" - Jimin menatap sinis Riri yang masih setia mengeluarkan air matanya.
Selang beberapa Riri menangis dalam diam dan Jimin sibuk memakan coklat yang diberikan Oleh Riri, seorang perempuan bername Tag 'Kang Seulgi' datang menghampiri.
"Yak! Jiminnie! Apa yang lu bedua buat disana?" - Seulgi nampak marah.
"tidak ada, sedang makan coklat Mungkin?" - Jimin menjawab acuh tak acuh.
"Yak Riri Kim! Berhenti jadi PHO, Arraseo? (mengerti?)" - Seulgi menarik Jimin dari sana, meninggalkan Riri yang masih menatap mereka berdua.
Riri kemudian tersenyum getir. Menghapus airmatanya kemudian berdiri tegak.
"ah, nde (iya)" - Kemudian Riri menunduk sambil menangis.
Ini sudah ke 3 kalinya ia menembak seorang Park Jimin dan ditolak mentah mentah. Dan setelah ini, Park Jimin sialan itu akan mengirimkan dia pesan kalau dia minta maaf dan ingin kembali berteman dan membuat Riri baper kembali dan dan dan dan dan Tai Ayam.
🐼🐼🐼
P! Puasa y!?

KAMU SEDANG MEMBACA
Different Twins
Ficțiune adolescenți"Oh jadi mereka kembar yah?" - Irene "iyasih" - Yeri ____________________________ "Bacot aja lo besarin, maju sini" - Kim Rara "Lo kira gue takut?!" - Kim Hanbin ______________________________ "Ra! Gue Suka Ama Lo" - Min Yoongi "Hah?!" - Kim Rara __...