7

68 5 0
                                    

Masih lanjutan dari part sebelumnya

Rara masuk ke kelas dengan hati tidak tenang setelah melakukan kegiatan yang cukup menguras tenaga. Sebenarnya, ia sudah biasa menghadapi hal yang semacam ini, bahkan lebih parah. Namun, kali ini kasusnya beda. Karena korban utama adalah adik kembaranya sendiri. Yah, hatinya sakit tentu saja.

Sekolah elit, yang terkenal akan pendidikan moral dan etika yang baik dan sopan. Bahkan bisa bersaing bersama HANLIM dan SOPA ternyata masih ada kasus tentang pembingkaian murid. PHIS tidak seperti apa yang orang harapkan.

Ini adalah sekolah bertaraf internasional. Namun, apa yang ditunjukan? Pembulyan oleh warga negaranya sendiri kepada warga negara lain? Konyol! Tapi itu nyatanya.

"weits, kenapa muka ke tekuk gitu keak orang susah dah?" - Nabila Azzahra, gadis cantik yang sedari tadi memperhatikan Penampilan Rara.

"Ada masalah, biasalah masalah kecil" - Rara duduk di bangkunya sambil memakan bekal Joy. Joy hanya kedip kedip polos.

"wuih, katanya Han lu susul kak Irene ya? Luapain coeg?" - Nabila nampak ingin tahu kemudian mendekatkan dirinya pada bangku Rara.

"Apasih Bil! Jauh jauh. Kepo amat lu" - Rara mendorong bahu Nabila pelan.

Joy yang tidak mengerti apa yang dibicarakan hanya diam. Masalahnya mereka menggunakan Bahasa Indonesia, sedangkan Joy orang Korea.

"Eh Ra, masakan yah adek lu kemarin tuh kalo gak salah nembak Park Jimin deh" - Nabila mengingat ingat kembali apa yang ia lihat tempo hari.

"Park Jimin saha?" - Rara masih mengunyah nugget milik Joy.

Nabila mengeluarkan iPhonenya dan menunjukan foto Park Jimin.

Rara mengerutkan alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara mengerutkan alisnya. Apa apaan ini? Kenapa bisa ada manusia seperti--

"gimana Ra? Gantengkan? Nama aslinya Park Jimin. Kelas 11-2, masuk loh dalam handsome face di SHS PHIS. Kalo gak salah urutan 5 deh" - Nabila blush sendiri, membayangkan betapa romantisnya Park Jimin.

"gini ya anjing, gua gak tau lu ngomong apa. Bdo amat dia kelas 11 kek, handsome face kek, bdo amat. Tapi, ini Yang namanya Park Jimin yang mana BANGSAT!" - Rara kesal sendiri jujur saja.

"oh iya lupa nunjukin heheh, Park Jimin yang disebelah kanan" - Nabila senyum senyum sendiri.

Rara memperhatikan lekat foto atas nama Park Jimin itu. Jimin, Jimin, Jimin, seperti tidak asing.

"ini Park Jimin yang nama akunya prkjiminnie bukan sih?" - Rara sudah tahu perihal Riri yang kena PHP dari Park Jimin.

"ihh bener kok lu tau seh? Jgn jgn?"- Nabila menggantungkan kalimatnya sambil tersenyum ambigu, senyum gini 🌚.

"Apa lu?! Btw yang disampingnya namanya Saha?" - Raraa kembali memperhatikan foto itu.

"ohh itu Kim Taehyung, dia juga kelas 11-2. Handsome face di PHIS no 1" - Nabila kemudian tersenyum kek orang gila lagi.

Rara mengingat ingat nama Kim Taehyung, seperti pernah dengar. Tapi lupa.

"eh btw kenapa lu tiba tiba tanyain Kim Taehyung dah?jangan jangan lu..." - Kalimat Nabila di potong.

"gua gak suka liat mukanya, cem om pedo" - Kemudian Rara berdiri.

Nabila dan Joy hanya kedip tidak tau apa apa. Kenapa dan mengapa Rara berdiri. Rara memutar bola matanya malas.

"gua mau ke kelas 10-1 dulu" - Kemudian Rara benar benar keluar kelas.

Nabila dan Joy saling tatap tatapan. Namun, Joy memutuskan kontak mata mereka dan lanjut memakan bekalnya.

🐼🐼🐼









"Riri, lu kena lagi sama kak Irene? Kok ganti baju?" - gadis cantik bernametag Song Yuqi melihat Riri yang baru masuk kelas.

"eh, eung enggak kok qi. Aku habis eumm" - Riri nampak bingung untuk menjawab.

"udahlah Ri, gausah bohong. Maaf yah aku gak bisa bantu kamu apa apa" - Yuqi menunduk lesu, selama ini teman setia Riri hanya Yuqi.

"enggak apa apa kok qi, aku juga gak mau kamu bantu aku. Nanti kamu ikut ikutan kena lagi sama kak Irene" - kemudian Riri tersenyum tulus dan Yuqi hanya membalasnya.

'BRAK'

Pintu kelas 10-1 di buka dengan kasar. Membuat seisi kelas 10-1 menatap kearah pintu. Nampaklah Rara sedang berdiri disana dengan style amburadul. Semua nampak terkejut.

"Ngapain lu bikin rusuh disini?" - Lee Taeyong ketua kelas 10-1 yang terkenal tegas.

"gua cari Riri" - Rara menatap mata Taeyong ganas.

Riri segera berdiri. Dan segera menghampiri Rara. Sungguh indah melihat anak kembar bersatu.

"lu gapapa? Gak ada yang luka? Selama ini lu diapain? Cerita ma gua!" - Rara berbicara dengan suara agak berbisik, namun kesanya tegas.

Riri hanya menggelang tanda dia tak apa apa. Rara mendesah kasar. Jujur saja, dia benci ini.

"utang cerita lu ma gua. Dan untuk Lu Lee Taeyong, awas aja kalau lu macem macem" - Rara menatap Rir kemudian menunjuk Lee Taeyong tepat di wajahnya.

Setelannya, Rara pergi keluar kelas 10-1 menuju ke kelasnya. Bel akan berbunyi 5 menit lagi.

🐼🐼🐼









"Minggu lalu, kita telah melaksanakan Ujian mingguan dengan mata pelajaran matematika" - Bae suzy, guru matematika yang saat ini sedang mengajar dikelas 10-5.

Semua murid mendesah pasrah. Hari ini hasilnya keluar. Hasil dari usaha mereka untuk mendapat nilai terbaik. Entah siapa yang akan mendapatkanya.

"Ibu heran, murid murid yang ibu harapkan tidak sesuai ekspetasi. Dan dari 25 orang, hanya 1 orang yang mendapat nilai 97" - setelah Suzy mengatakan itu, semua murid menatap keara Jeon Woonwo

"ok kita langsung saja. Siswa yang mendapat nilai 97, adalah Rara Kim Jasmine" - semua nampak kaget. Sulit dipercaya.

Rara maju kedepan mengambil kertas ulanganya. Kemudian duduk kembali dan melihat hasil pemikiran dari otaknya.

"Dan hasil terendah, dengan nilai 45 atas nama Kim Hanbin" - kemudian Hanbin dengan muka masam maju mengambil kertas hasil jeri payahnya.

"ok sekarang kita mulai pelajaran" - kemudian Suzy menulis beberapa angka di whiteboard untuk dipelajari.

🐼🐼🐼









Bel pulang berbunyi dengan lantang. Para siswa dan siswi mulai berhamburan keluar dari kelas maupun halaman sekolah.

Riri berdiri di halte bersama Rara. Menunggu Bus yang jalurnya menuju rumah mereka.

"Ra, gimana kalau kak Irene balas dendam?" - Riri menundukan pandanganya.

"coba aja. Gblk kalau dia mau hantam gua" - Rara melonggarkan dasinya.

Tentu saja Rara sudah tau apa yang akan Irene lakukan setelah ini. Rara bukanlah orang bodoh dengan IQ rendah.

Jika Irene bertindak satu langkah, maka Rara akan melangkah lima langkah di depan Irene. Apa yang dibanggakan dari diri seorang Bae Irene? Kecantikan? Nanti kita lihat.









Voment! Semangat puasa! 🍇

Different TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang