Agoraphobia.
Ialah sejenis gangguan kecemasan dimana si penderita merasa takut dan cemas saat berada di tempat atau situasi yang membuatnya merasa panik, malu bahkan merasa terjebak. Biasanya orang yang menderita Agoraphobia merasa takut terhadap tempat-tempat yang ramai. Maka dari itu mereka harus selalu bersama dengan orang lain jika berada di tempat yang ramai.
Dan fobia ini, sudah lama Seongwoo derita.
Seongwoo sendiri memiliki fobia ini semenjak duduk dibangku Sekolah Dasar. Tepatnya saat ia dan Kai berada dirumah sakit sewaktu orangtua mereka kecelakaan. Saat itu suasana di depan ruang IGD sangat kacau.
Kakek dan neneknya yang menangis dengan sangat histeris karena kehilangan anak tunggalnya. Tak jauh berbeda dengan keadaan Kai. Belum lagi banyak dokter dan perawat yang kelihatan sangat sibuk untuk menyelamatkan orang tuanya.
Kala itu, Seongwoo kecil hanya terdiam sembari memandangi keadaan kacau itu. Tubuhnya bergetar, terlebih saat melihat banyak kabel dan peralatan medis lainnya yang dipasangkan pada tubuh orangtuanya. Suasana itu membuat Seongwoo merasa sangat takut.
Tiba-tiba pandangannya memburam serta suara bising dari kekacauan itu berubah menjadi dengungan tak jelas. Hingga akhirnya Seongwoo pingsan dan langsung dibawa ke ruang UGD. Beberapa hari kemudian, dokter mendiaknosa bahwa Seongwoo memiliki Agoraphobia.
Kai berlari kencang melewati koridor sekolah. Dengan napas yang terengah, ia membuka pintu UKS itu. Hatinya seperti mencelos saat melihat Seongwoo terbaring di salah satu ranjang. Wajahnya begitu pucat. Keringat juga membasahi wajah manisnya. Padahal pendingin ruangan sudah dinyalakan dengan suhu yang cukup rendah.
Tadi ia sedang makan di kantin. Dan secara tak sengaja ia mendengar percakapan dari segerombolan gadis yang duduk di depannya. Awalnya ia tidak ingin mempedulikan apa yang sedang mereka bahas. Namun setelah mendengar nama sang adik disebut, mau tak mau ia langsung menajamkan pendengarannya. Emosinya langsung memuncak saat mengetahui bahwa Seongwoo pingsan akibat dihukum oleh salah satu panitia MOS.
"Tenang aja. Kakak gak bakal tinggal diam Woo."
Lapangan utama SMA Produce terlihat cukup sepi saat ini. Jam menunjukkan pukul 15.30 yang berarti setengah jam yang lalu seluruh aktivitas di sekolah itu telah usai. Termasuk kegiatan MOS. Sekarang hanya tersisa panitia MOS yang sedang bersantai di lapangan sekolah sembari mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah disediakan oleh pihak sekolah.
Bugh!
Tiba-tiba Kai datang dan langsung menarik salah seorang dari mereka, siapa lagi kalau bukan Dongho. Ia melayangkan sebuah tinjuan keras pada pipi lelaki itu hingga ia terhuyung dan jatuh ke tanah. Sudut bibir Dongho berdarah akibat kuatnya pukulan Kai. Kalian tahukan bagaimana kuatnya pukulan dari seorang petarung ulung sepertinya? Terlebih saat ini Kai sedang diliputi oleh amarah.
Dengan kasar Kai menarik kerah seragam Dongho, "Bangun lo pengecut! Lo pikir lo siapa sampai lo berhak bentak adek gue!"
Bugh!
"Lo tahu gak kalau adek gue punya penyakit?! Gara-gara lo adek gue jadi pingsan anjing!"
Bugh!
"S-sorry Kai, gua gak tahu kalau uhuk adek lo punya penyakit." Ucap Dongho seraya menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Bugh!
Bugh!Dua pukulan sukses mendarat di pipi dan perut Dongho. Tanpa mengindahkan rintihan lelaki itu, Kai terus menghajar bahkan sampai membanting tubuh Dongho ke tanah. Tubuh Kai memang tidak sebesar tubuh Dongho namun teknik bela diri dan staminanya jauh lebih unggul dari lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend or Boyfriend - Ongniel [END]
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Tentang Kang Daniel, yang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Local AU Bahasa Semi Baku Start : 12 Mei 2019 Finished : 03 Oktober 2019