10. Broken Home (Daniel)

1K 146 8
                                    

Setelah 5 hari dirawat di rumah sakit akhirnya Seongwoo diperbolehkan untuk pulang. Sekarang ini Kai sedang sibuk mengemasi barang-barang yang digunakan oleh sang adik selama ia dirawat, dibantu oleh anak-anak Bifend. Seongwoo sudah pulih walau terkadang masih merasa lemas. Dirinya pun sudah kembali ceria seperti dulu.

Sepertinya, ia sudah tidak lagi bersedih tentang kejadian hari itu. Meskipun terkadang Seongwoo kembali diingatkan oleh kenangan pahit itu, namun secara keseluruhan, ia sudah bisa memaafkan dan mengikhlaskannya. Berterima kasih kepada Kai dan Bifend yang selalu berada di sampingnya dan membantunya untuk melupakan kejadian itu.

Sesampainya di rumah, Kai langsung membawa Seongwoo menuju ke kamarnya sementara Bifend mengeluarkan barang bawaan mereka dari mobil dan memindahkannya ke dalam rumah. Sebenarnya barang bawaan Seongwoo tidak begitu banyak. Yang banyak ialah pemberian dari teman-teman tongkrongan Kai dan teman-teman sekelas Seongwoo yang telah menjenguknya.

Di kamar, Seongwoo langsung terlelap sesaat setelah berbaring di tempat tidurnya. Sepertinya efek dari obat yang ia konsumsi masih bereaksi. Setelah memastikan sang adik tertidur lelap, Kai keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Di luar, ia bertemu dengan Daniel yang sepertinya ia bertemu dengan Seongwoo.


“Adek gue udah tidur.”

“Tahu aja kalau gue mau ketemu sama Seongwoo.” Ucap Daniel sembari tertawa kecil.

“Dan?”

“Ya kak?”

“Lo suka sama adek gue?”


Deg!


Seketika langkahnya terhenti. Daniel berusaha keras untuk mengontrol ekspresi wajahnya. Sebisa mungkin ia menampilkan raut wajah seperti biasanya, walau saat ini jantungnya berdegup dengan kencang. Ia takut Kai tidak menyetujui perasaannya jika semisal ia menjawab dengan jujur.


“Lo ngomong apaan sih kak. Gue sama Seongwoo kan sahabatan, sama kayak anak Bifend yang lain.”

“Dan, gue udah khatam banget sama kelakuan anak-anak Bifend. Gue bisa lihat kalau selama ini lo selalu ngasih perhatian dan perlakuan lebih ke adek gue. Lo gak bakal ngelakuin hal itu semata-mata karena Seongwoo satu-satunya yang didominasi diantara kalian berempat.”

“Itu mah perasaan lo aja kak.” Ucap Daniel yang masih berusaha untuk berkilah.

“Mata gak bisa bohong Dan. Tatapan lo ke Seongwoo, jauh beda sama tatapan lo ke orang lain. Lo mungkin bisa bohong ke gue atau ke orang lain, tapi lo gak bisa bohongin hati lo sendiri.”


Setelah berbicara panjang lebar, Kai kembali melangkahkan kakinya. Daniel sendiri masih terdiam di tempatnya. Berusaha mengatasi peperangan yang terjadi di dalam hatinya. Haruskah ia jujur? Atau haruskah ia terus menutupi perasaannya, seperti yang selama ini ia lakukan?


“Kalau gue bilang gue jatuh cinta sama Seongwoo, apa lo bakal terima kak?” tanya Daniel yang berhasil menghentikan langkah Kai.

Kai berbalik dan melipat kedua tangannya di depan dada, “Why not? Tapi gue minta tolong untuk sekarang ini, lo bersikap seperti biasanya aja ke Seongwoo. Dia masih butuh waktu buat nyembuhin hatinya. Lo tahu sendirikan kalau si brengsek itu cinta pertamanya adek gue. Kalau lo emang orang yang tepat buat Seongwoo, gue yakin lo bisa jadi obat penyembuh buat dia.” Kai tersenyum lalu pergi dari sana. Meninggalkan Daniel yang masih termenung, berusaha mencerna ucapan Kai.








🌻🌻🌻








Waktu menunjukkan pukul 16.30 saat Seongwoo terbangun dari tidurnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar dan tidak mendapati siapapun. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar sang kakak yang berada tepat disamping kamarnya namun lagi-lagi tidak ada siapapun di sana. Seongwoo beralih ke attic room yang biasa menjadi tempat berkumpulnya Bifend. Hasilnya masih sama, ia tidak menemukan siapapun.

Best Friend or Boyfriend - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang