Show me what he's done to you
Stand up little girl
A broken heart can't be that badWhen it's through, it's through
Fate will twist the both of you
So come on baby, come on over
Let me be the one to show youI'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you feel it too(Mr Big - To Be With You)
*****
Inara terjebak dalam situasi tidak menyenangkan. Menemukan Robi berdiri di depan rumahnya, membuat perasaan Inara kacau. Narendra yang menyadarinya langsung menarik Inara menjauh untuk berbicara empat mata. Dimintanya Inara untuk mengutarakan ucapannya yang sempat tertunda dulu. Sesaat Inara ragu, takut bahwa ini akan menghancurkan pertahannya. Namun sekali lagi, Narendra berhasil menyakinkannya.
Ketika Narendra ke kamarnya, Inara segera menerima kedatangan Robi. Begitu Robi duduk dan Inara berdiri kaku di samping televisi, tidak lama kemudian Narendra turun. Pria itu kini sudah mengganti ketelanjangannya dengan sebuah kaos polos abu-abu. Dia tidak langsung menghampiri, lebih memilih menyandarkan punggung di dinding dekat tangga. Kedua tangannya bersedekap di dada sembari memperhatikan Inara.
Anggukan pelan Narendra seolah memberi isyarat pada Inara untuk mulai berbicara. "Bi ...."
Robi sontak mendongak. Ekspresinya tidak terbaca. "Bentar. Gue harus meluruskan satu hal, dia ... bos lo yang waktu itu, kan?"
Kepala Inara hanya mengangguk kaku.
"Terus sekarang, kalian menjalin hubungan?"
Refleks, Inara menoleh pada Narendra. Pria itu bergumam pelan diikuti anggukan sebagai persetujuan.
"I ... iya, Bi."
Robi menghela napas dalam. "Apa dia tahu, kalau lo ... suka gue?"
Mata Inara sontak melebar mendengar pertanyaan Robi. Inara pikir selama ini Robi melupakan perasaannya. Sikap Robi terlalu abu-abu, selayaknya dua sisi koin yang berlawanan. Kadang baik, penuh perhatian seolah memiliki rasa yang sama terhadap Inara. Namun, ada kalanya, sikap dingin Robi yang tidak mengacuhkannya membuat Inara menyadari bahwa dia tidak berarti.
"Saya tahu perasaan Inara ke kamu, Robi." Narendra tiba-tiba bersuara, membuat Robi menoleh padanya. "Kebersamaan saya dengan Inara karena saya ingin Inara melupakan perasaannya kepada kamu. Gampangnya, saya ingin menggantikan posisi kamu ... di hati Inara."
Mendengar ucapan Narendra, kepala Inara sontak menoleh pada Narendra. Pria itu tidak memandangnya, malah menatap lurus pada Robi. Tatapannya menantang seperti menatap rivalnya. Entah drama apa lagi yang pria itu mainkan, tapi kali ini drama apa pun itu berhasil membuat jantung Inara berdegub kencang.
"Inara?" Robi kembali memusatkan perhatiannya pada Inara, membuat fokus Inara beralih. "Apa dia benar?"
"Harusnya ...," Inara menarik napas dalam, lalu melanjutkan pelan ucapannya. "Gue bilang sejak awal, kalau gue ... mau pergi dari hidup lo. Nggak selamanya, Bi, beberapa saat sampai gue menyadari bahwa bukan lo lagi yang gue cari. Kalau lo khawatir gue sendirian di sini? Lo salah, Narendra selalu ada di sini ... sama gue."
Ekspresi Robi semakin menggelap. Dia beranjak dari duduknya, lalu memutar tubuhnya menghadap Inara. "I see. Seharusnya sejak awal, inilah yang harus lo lakukan, Ra. Tapi ... bisakah lo pastikan bahwa pria ini akan berlaku baik pada lo?"
Kali ini Inara mengangguk tanpa ragu. Bersama Narendra selama ini, Inara tidak pernah menyesali apa pun. Ada saja kejutan tidak terduga Narendra yang berhasil menciptakan senyum lebar, meskipun hanya sekadar pelukan. Mungkin saat ini Narendralah tempatnya menggantungkan kebahagiaan, seperti janjinya pada pria itu untuk saling menemukan kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAND AID
Romance[Cerita ini akan tersedia gratis pada 29 Oktober 2021] Inara tidak menyangka usahanya memutuskan untuk pindah ke Bali demi mengejar cinta sahabatnya berujung sia-sia. Di tengah sakit hati yang melanda dan disaksikan secangkir kopi, bos baru Inara me...