1. Sehun's Love Story

160 13 90
                                    

Warning : Karena agak panjang, siapkan waktu yang pas untuk membacanya ya ❤

🌻🌻🌻

Aku menguap. Bosan dan mengantuk jadi satu. Bakti Minggu ini selalu membosankan bagiku. Jika saja tadi pagi-pagi buta ibu tidak menarik selimutku, sepertinya aku masih mengarungi alam mimpi. Hei, alam mimpi lebih indah, kan? Kurasa begitu, haha.

"Awh!!" teriakku tertahan. Tahu kenapa? Itu karena ibu dengan seenaknya mencubit pahaku karena aku lagi-lagi menguap. Dasar ibu, masih belum peka saja kalau aku bosan. Sejujurnya aku malas datang ke Bakti Minggu. Di hari libur begini, aku lebih memilih menyelami mimpi daripada harus bangun pagi dan pergi ke gereja.

Ya, keluarga kami memang umat Kristiani yang taat. Tapi aku tidak. Oops, maksudku bukan tidak taat tapi...ya asal menjalankan juga lah, tapi kadang juga taat. Bagaimana aku menjelaskan ini kepada kalian agar paham, ya? Ah, sepahamnya kalian saja lah, haha.

"Sehun! Astaga anak ini!"

Aku membuka mata mendengar ibuku hampir berteriak. Aku lumayan kebingungan sekarang karena semua jema'at mulai keluar dari gereja, "Ada apa ini, Bu?"

"Kau ketiduran makanya tidak tahu kalau sudah selesai! Ah, kau membuatku malu," ibu langsung keluar, tentunya dengan gerutunya yang mengiringi. Kini aku hanya membuntutinya sambil tertawa dalam hati.

Aku ketiduran tadi? Masa? Tidak terasa sekali, haha.

Eh, tunggu. Sudut mataku menangkap seorang gadis yang masih duduk di salah satu bangku di luar gereja. Dia melamun? Sepertinya begitu, karena dia hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Biar saja, pasti dia punya beban hidup yang sangat berat jadi ingin berlama-lama berdoa di sini. Kutinggalkan saja, aku tidak peduli.

🌻🌻🌻

Aku mengumpat keras kala ibu menarik selimutku lagi. Dan akhirnya kepalaku sukses terkena jitakan maut darinya. Hei, aku bukan mengumpat pada ibuku, tapi aku mengumpat karena kakiku kedinginan tanpa selimut.

Lagipula kenapa satu minggu harus berlangsung begitu cepat? Sekarang hari Minggu lagi dan sudah pasti aku akan berangkat ke gereja dengan ibu.

Hanya ibu? Ya, aku anak tunggal yang yatim. Ah, sudahlah jangan bahas ini, aku akan sedih jika mengingat almarhum ayah yang gugur di Afghanistan dulu. Hei, air mataku tidak sengaja menetes, tahu!

Aku memakai kemeja putih seperti sebagaimana ke gereja. Kupadupadankan dengan celana chinos coklat. Aku sungguh percaya diri kala bercermin dan menyisir rapi rambutku. Wah, aku memang tampan, ya.

"Cepatlah! Kau ini berkaca terus."

"Ibu harusnya bangga punya anak tampan sepertiku."

"Tampan saja tidak cukup, Sehun. Nilai pelajaran selalu jelek, tes bulanan di SM juga jelek."

Selagi ibu sibuk mengomel, dalam hati aku membenarkan ucapannya. Tapi tidak sepenuhnya benar karena aku masih berusaha, lho. Ngomong-ngomong tentang tes bulanan SM, ya memang aku trainee di SM Entertainment. Sudah lima tahun ini, tapi aku belum debut karena mereka bilang kalau aku tetap begitu-begitu saja. Ah, kesal sekali mengingatnya.

"...kau hanya kurang bersungguh-sungguh melakukan semua hal," setidaknya itu omelan terakhir ibu yang aku dengar sebelum memasuki halaman gereja.

Langkahku berhenti. Aku melihatnya lagi. Ya, gadis yang melamun itu. Duduk di bangku yang sama seperti kemarin. Tapi dia melamun lagi, bukannya masuk ke gereja.

Love Story || EXO Edition [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang