4. Baekhyun's Love Story

93 8 17
                                    

🍁🍁🍁

Kubuka mataku kala merasakan tangan seseorang dengan lembutnya membelai rambutku. Oh, ternyata dia, pacarku. Pemandangan indah di pagi hari, ya, hehe.

"Rambutmu berantakan, sayang," ucapku. Faktanya aku suka bagaimana rambut panjangnya yang berantakan saat bangun tidur. Itu sebabnya aku tidak membantu merapikannya sama sekali. Dia hanya mencebik dan pergi setelahnya. Lucu sekali.

Aku tahu kemana dia pergi. Benar, ke dapur. Dia belum jadi istriku tapi dia benar-benar telah menunjukkan bahwa nantinya dia akan jadi istri yang baik. Kepeluk tubuh rampingnya dari belakang. Benar-benar ramping hingga satu tangan saja sudah bisa melingkari pinggangnya.

"...her body fit right in my hands, la la la.."

Dia menutup hidungnya dan aku paham. Aku mencium puncak kepalanya dan bergegas ke kamar mandi. Aku mandi secepat mungkin karena aku tidak ingin berpisah lama dengannya. Secinta itu aku kepadanya.

Aku kembali dan masakan favoritku sudah siap di atas meja makan. Wah, benar-benar calon istri idaman.

"Terima kasih. Mandilah, kita makan bersama," dia menggeleng sembari tersenyum. Ah, aku paham. Dia selalu begini, inginnya aku menghabiskan makananku dulu. Kuturuti saja karena aku ingin membuat hatinya senang.

Lihat, kan? Dia tersenyum manis melihatku makan. Senyumnya makin mengembang lagi kala kuhabiskan masakannya. Dia membelai pipiku, tiba-tiba raut wajahnya berubah.

"Kenapa? Karena aku makin kurus, ya? Pipiku hilang, ya? Hehe." Lagi-lagi dia mengangguk dengan sedih.

"Tenang saja, masakanmu akan selalu kuhabiskan agar aku kembali bugar seperti dulu." Ya, ucapanku langsung membuatnya sumringah lagi.

Aku juga heran kenapa tubuhku makin kurus. Aku sudah periksa ke rumah sakit tapi dokter bilang tidak ada masalah pada tubuhku. Tapi anehnya dokter malah merekomendasikanku kepada dokter yang menurutku sangat aneh.

"Kau mau pergi belanja hari ini? Kemarin aku melihat ada baju dan kalung cantik. Kau harus memilikinya," sumringahku. Dia tampak malu-malu seraya merapikan meja makan.

"Sayang, mau tidak? Ayolah, aku memaksa, lho," paksaku sambil bertingkah imut. Dia tertawa kecil mendengarku begitu, tidak lupa untuk mengangguk setuju. Ya ampun, tawa kecilnya sungguh menggemaskan. Kuhampiri dia, kuputar tubuhnya agar menghadapku dan kucium bibir cherry itu.

Tunggu! Aku melepas pautan bibir kami dan saling memandang. Ya, karena seperti ada suara yang mengganggu. Oh, bel rumahku berbunyi ternyata. Segera kubuka pintu rumahku dan ternyata temanku yang datang, Park Chanyeol.

"Masuklah," ramahku seperti biasa.

"Bagaimana? Kau sudah menemui dokter yang direkomendasikan itu?"

"Duduklah dulu, kau mau minum apa? Akan kuㅡ"

"Baekhyun!!"

Kuhela nafas beratku, "Jika kau kemari hanya ingin membahas ini, maka pergilah."

"Baekhyun, ini sudah bulan kelima. Mau sampai kapan kauㅡ"

"Pergi!! Kau bahkan tidak menghargai perasaan pacarku jika membahas itu. Lihat!" kutunjuk pacarku yang tengah berdiri kaku menatap kami, dia tampak sakit hati mendengarnya, "Kau lihat pacarku, kan? Dia sakit hati mendengarmu."

"Baekhyun, sadarlah!"

"Kau yang harusnya sadar, bangsat!!" Kalian tahu kelanjutannya? Ya, Chanyeol langsung pergi setelah melihat dengan kesalnya ke arah pacarku.

Pacarku menangis. Kuhampiri dia dan kubenamkan kepalanya di dadaku, "Maaf, sayang. Seharusnya kau tidak mendengar ini. Tenang saja, aku tidak akan menurutinya... Berhentilah menangis, ya, cantik."

Love Story || EXO Edition [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang