Bukankah rindu yang tak berujung temu hanyalah bualan yang tersampaikan lewat kata-kata manis saja?
Aku menulis ini setengah ingin menangis
Mengetahui bahwa kata kiasan seperti jarak yang memisahkan, waktu yang membelenggu, hanya alasan yang membuatku semakin terganggu
Aku, pernah menjadi salah satu bagian dari kita, bukankah begitu?
Menurutku, selalu ada luang untuk semua yang tersayang
Jika nyatanya tidak, maka dapat dipastikan alasannya hanya dua hal, tak mau atau malu.
Tak mau bertemu karena memang rasanya telah sirna
Atau malu karena ada rasa yang membelenggu menjadikan diri kita takut untuk bertemu
Nyawaku tak tahu sampai kapan, kawan.
Mungkin saja dia akan cepat hilang
Sejam kemudian, sehari setelahnya, atau sebulan yang akan datang
Siapa yang tahu?
Aku tidak bermaksud untuk menuntut
Aku tidak ingin dikata berlebihan, tapi nyatanya benar begitu. Aku hanya ingin temu
Bukan pula rindu yang selalu menyiksaku
Melainkan........
Ah aku tak bisa menyebutnya, hanya saja kalian yang lebih paham
Dimana aku berpijak sekarang, dimana waktuku masih banyak luang, maka disinilah aku ingin rinduku tertuang
Kemudian aku mengingat beberapa kalimat, yang bahwasannya kita memang sedang dan sudah berbeda arah, jalan, dan tujuan.
Rasa pun perlahan mungkin akan juga sirna.
Bukankah begitu?
Pesan ini ditulis pada musim kemarau yang tidak terlalu terik,
Oleh manusia yang terlalu berlebihan memaknai rasa yang terasa sedikit mencekik
YOU ARE READING
Kataku Kaku
PoésieSelayaknya manusia, kadang ia lupa, kadang ia bodoh, kadang ia berbohong. Selayaknya manusia, ia akan bahagia, sedih, dan tertawa. Selayaknya manusia biasa, aku menuliskan apa yang aku rasa dalam kalimat tidak baku sebagai penyambung dari kataku yan...