Beberapa kali aku lewat, kusempatakan melihatnya
Dia terdiam, duduk di samping gerobak dagangan
Pandangannya lurus kaku menatap semu
Menunggu pembeli agar jualannya laku
Pada jalanku pulang, aku melewatinya lagi
Sekelibat dan dia masih duduk terdiam
Tak tahu apa yang sedang berada dalam angannya
Rambut hitam bercampur uban digelung rapi
Atasan batik rapi dipadu dengan celana kain, kostum tempurnya malam ini
Hawa malam di kota ini cukup panas, sungguh
Sedang kepulan asap jagung menyelimutinya
Beberapa orang berlalu, ntah menengok atau menolak
Yang aku tahu, dia berangkat saat waktu senja
Dan mungkin saja, dia akan pulang ketika waktu dinamakan larut, tengah malam
Aku bukan sok tahu,
Mataku merekam, bagaimana ia mendorong gerobaknya dengan perlahan, melewati jalan raya
Di waktu senja, pada usia yang mendekati senja
Pesan ini ditulis ketika aku mengunjungi kota kelahiranku untuk pulang
Oleh orang yang sedangduduk menghadap ke jalan raya ketika petang
YOU ARE READING
Kataku Kaku
PuisiSelayaknya manusia, kadang ia lupa, kadang ia bodoh, kadang ia berbohong. Selayaknya manusia, ia akan bahagia, sedih, dan tertawa. Selayaknya manusia biasa, aku menuliskan apa yang aku rasa dalam kalimat tidak baku sebagai penyambung dari kataku yan...