Aku suka hujan yang datang ketika sore,
Yang mengantarkan matahari bersembunyi dan mendampingi bulan yang kadang hanya berteman sepi
Kemudian petang menyapa, guruh bersahut-sahutan, sedang aku dipaksa keluar
Oleh kepentingan yang memburu, tak bisa diwakilkan dan membuat jantungku berpacu
Haruskahku menerjang hujan?
Atau diam dan menunggunya reda?
Kemudian bagaimana? Hujan di luar pun aku tak tahu kapan redanya
Dan kenapa suara hujan di luar seakan berlomba dengan detak jantungku?
Berisik, dan menggebu-gebu
Seakan memburu waktu yang tinggal sedikit dan sangat cepat berlalu
Aku pasrah,
Dan seketika aku ingin menghentikan hujan sejenak
Padahal sebelumnya, biasanya aku sangat menyukai kedatangannya
Pelanlah, kemudian mereda
Agar aku bisa tenang seketika.
Pesan ini ditulis ketika petang, pada musim yang kukira sudah kemarau namun hujan masih datang dengan lebat
Oleh seseorang yang jauh dari kata hebat.
YOU ARE READING
Kataku Kaku
PoesíaSelayaknya manusia, kadang ia lupa, kadang ia bodoh, kadang ia berbohong. Selayaknya manusia, ia akan bahagia, sedih, dan tertawa. Selayaknya manusia biasa, aku menuliskan apa yang aku rasa dalam kalimat tidak baku sebagai penyambung dari kataku yan...