Jangan Lakukan itu Padaku

120 12 3
                                    


(YUTA SIDE)

Kepalaku pusing, badanku berat, dan tanganku sakit. Hitam........ kenapa dunia ini jadi hitam? Apa aku tidak bisa melihat lagi?

Dimana aku sekarang?

Dengan siapa aku sekarang?

Aku menggigil ketakutan, saking takutnya keringat dinginku bercucuran dengan deras.

"Unh.........." rintihku lirih. Tanganku ngilu, dan aku tak bisa bergerak sama sekali.

"Ah. Kau sudah bangun?" Suara seorang pria bergema di telingaku.

Nyaliku langsung menciut. Aku tak berani menggerakkan badanku sedikitpun, agar ia tak mendekatiku.

'Tap......Tap....Tap........' Suara derap kaki mendekat. Tak lama kemudian, aku merasakan belaian tangan di pipiku. Ia mengelusku dengan lembut, jemari-jemarinya yang cukup besar itu melesat dengan cepat di wajahku.

Dia mulai mengangkat daguku. "Sudah ku duga. Kau lebih indah kalau dilihat dari dekat!" Perlahan, dia mengangkat sepotong kain hitam yang menutupi mataku.

"Bagaiman Yuta-kun, kau suka dengan kamarmu?"

Setelah  mataku kembali terbuka, aku hanya bisa menggigil ketakutan. Bagaimana tidak? Kini aku sedang berada di sebuah kamar yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Di seluruh dindingnya, berjajar rapih foto-fotoku yang tertempel di setiap sudutnya. Merchandise edisi khusus yang menampilkan diriku juga tertata rapi di meja. Beberapa boneka kecil bergambar wajahku di letakkan di sekitar area kasur. Intinya, kamar ini penuh dengan hal-hal seputar diriku.

"A....a...ano......!" Ujarku sambil mengigil gemetaran. "Siapa anda?" Tanyaku ketakutan

Laki-laki itu menatapku sejenak. Tangannya kembali terulur, dan menggapai wajahku. "Tak apa Yuta-kun, tak usah takut. Aku adalah 'Master' mu sekarang"

"Ma....ma..master? Apa itu?" Aku menggelengkan kepalaku. "Aku........... Aku........ aku tak tau apa maksudmu!"

"Nee..... Yuta-kun. Jangan takut, aku tidak jahat kok!" Dia memelukku.

Mataku langsung terbelalak kaget. "LEPASKAN!" bentakku dengan keras.
Setelah mendengarkan jeritanku, pria itu melepasku dengan spontan. Tak lama kemudian tatapan sinis mulai tertuju padaku.

Tatapan sinis itu membuatku semakin ketakutan. Jantungku mulai berdegup dengan kencang, dan tubuhku menggigil lebih hebat. Kugerakkan tanganku, aku ingin segera melawannya. Tapi...............

"Percuma saja, mau kau gerakkan sekeras apapun tanganmu itu. Borgol itu, tak akan lepas."

Eh.......? Borgol? Sejak kapan tanganku terborgol?

Aku menoleh ke belakang, dan mendapati tanganku terborgol di punggungku. Rantainya terikat di ujung ranjang. Begitupun juga dengan kakiku. Kakiku terborgol ke ujung ranjang juga.

Melihat kenyataan yang cukup pahit ini, Seketika air mataku mulai menetes.

Kenapa semua ini terjadi kepadaku?
Aku yang tak tahu apa-apa ini, tiba-tiba dipaksa masuk ke dalam mobil. Mereka memukulku dengan keras hingga tubuhku lemas.

Mereka memasukkanku dalam koper sempit, yang membuatku sulit bernafas.

Mereka mengikatku, menyumpal mulutku, dan menutup mataku.

Aku tak tahu kemana mereka membawaku saat itu. bahkan aku tak bisa menyelamatkan Gouchin yang berusaha menolongku.

Dan saat aku terbangun, tiba-tiba aku berada di sebuah kamar yang belum pernah aku lihat sebelumnya, bersama seorang pria menakutkan yang maniak terhadapku. Dengan beribu foto, dan merchandise diriku.

Aku tak tau lagi, apa yang harus aku lakukan.

Aku ingin kabur dari sini, tapi semua itu mustahil. Kaki dan tanganku terikat, tak ada harapan bagiku untuk keluar.

"Nee..... Yuta-kun!" Panggilan dari pria itu menyadarkanku. Pria itu mendekatiku sekali lagi. Tangan besarnya menggapaiku dengan cepat. Dan merik rambutku dengan kuat.

"Ugh......" rintihku lirih.

"Ingat dan camkan ini baik-baik. Kau adalah milikku sekarang, jadi kau harus menuruti semua perkataanku. Atau kalau tidak............. aku akan menghukummu tanpa ampun." Ujarnya sambil tersenyum sinis.

"Ugh...... le...le..lepaskan!" Pintaku terbata-bata.

Setelah mendengarkan permintaanku dia melepaskan cengkeramannya.
Dia menatapku sejenak, "kenapa?" Tanyaku sambil ketakutan.

"Entah kenapa, saat melihatmu secara langsung seperti ini. Aku jadi ingin........" ia menggosok dagunya.

"Ingin apa?"

"Aku jadi ingin bermain dengamu!" Ucapnya sambil tersenyum sinis.

Tak lama kemudian, jemari-jemarinya mulai turun ke leherku. Dengan lincahnya ia menggerayai kemejaku. Dan melepaskan kancingnya satu per satu.

"A........A...AA.....APA YANG AKAN KAU LAKUKAN PADAKU, HENTIKAN!"

"HENTIKAN......."

"HENTIKAN!"

Air mataku mulai menetes. "Aku mohon hentikan!" Pintaku dengan suara yang mulai mengecil.

"Maafkan aku Yuta-kun. Aku tak bisa berhenti lagi!"

Dia mulai mendorongku ke kasur, dan menahanku dengan kasar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ayo nikamati hari ini bersamaku!"

"TIDAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK................"

I'll Protect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang