STAGE 16

161 10 1
                                    

"Yang penting kamu bahagia Jhose. Diam dan nikmati saja. Karena terkadang, cinta sedikit egois." -Steaven Ardhiansyah Putra

-Jhose PoV-

"Selamat malam, permisi kak. Mohon maaf kak, sebenarnya jam operasional wahana sudah tutup jadi apakah bisa kakak keluar sekarang.?"

"Ohh iyaa mbak. Maaf yaa,," gue mendengus kasar. Kenapa setiap gue melamun ada aja orang yang gangguin gue. Kayanya gue punya hobi baru nih.

Gue menatap jam tangan gue dengan tatapan horror. Hahhh gue gak nyangka bisa selama itu duduk diam sendirian di wahana bermain tanpa ada buku yang gue baca. Rekor baru gue nih kayanya.

Dari pada gue kekunci sendirian di sini mending gue langsung keluar, yaa buat tujuan itu dipikir di jalan aja lah.

***

(I am tired of this place, I hope people change
I need time to replace what I gave away
And my hopes, they are high, I must keep them small
Though I try to resist I still want it all)

Hahahaha gue ketawa, yupp, gue sedang menertawakan semua pikiran yang ada di otak gue. Semua pikiran-pikiran yang aneh dan tidak normal.

Enggak, gak mungkin gue berharap sama Steave. Gue gak belok, gue buka Gay kaya Gafi.

Tapi gue gak munafik, kalau emang gue gak suka Steave kenapa gue cemburu? Bukan, bukan cemburu, tepatnya gue gak mau Steave jadi gay. But, ayolah, gue udah kenal beberapa teman gue yang Gay, dan gue gak pernah mempermasalahkan hal itu.

Ahh dari pada kepala gue serasa mau pecah mending gue tenangin diri gue dulu.

"Oke Google, atur rute ke arah club malam terdekat." Yaa, gue akan kesana. Gue lupa kapan terakhir kali gue kesana dan gue sedikit rindu suasana itu.

"Club malam terdekat sejauh 15 km. Silahkan putar balik lalu....." gue gak mau terlalu lama di jalan jadilah gue gas seri 6 milik kak Rey dengan kecepatan yang sangat tinggi.

"Mau pesan apa kak?"

"Gue pesen brandy aja." Seperti biasa, malam ini ada live music dari DJ yang entah gue gak tau namanya. Seperti biasa kondisi bar cukup rame dengan banyak cewek-cewek seksi yang yaa, selalu menggoda.

"Mau Cognac atau Remy Martin?"

"Remy Martin aja. Gue open meja aja deh, di nomor 4 sono."

"Oke kak."

Gue yang sebenarnya bukan anak club malam harusnya gue ogah datang kesini. Tapi bukan berarti gue gak pernah ya, anak Jakarta mana pun pasti udah tiap beberapa bulan sekali pasti dateng ke klub malam. Tapi tetep aja gue masih anti banget sama rokok.

[Kak Rey Is Calling]

Gue tatap layar iPhone gue, gue males jawab karena pasti dia bakal marah-marah gak jelas kalo sampe tau gue pergi ke sini. Padahal sebenarnya, dia lebih sering ke bar dari pada gue.

Kira-kira Steave lagi apa yaa, apa mereka lagi seneng-seneng sekarang? Pastinya, mereka udah 3 tahun gak ketemu, of course sekarang pasti lagi ngelepas rindu. Apaan sih bahasa gue maho banget.

Tapi kenapa gue gak rela Steave sam—

[Kak Rey Is Calling]

Ahh berisik banget sih, gue flight mode aja lah.

Dan gue kembali meneguk minuman gue, entah gue udah habis beberapa gelas.

Oh yaa sampai mana tadi. Hmm kenapa gue yang sewot yaa missal Steave sama Gafi. Bener kata Steave harusnya gue terima kondisi sahabat gue apa adanya. Tapi,, gue merasa berat banget buat nyetujuin Steave sama Gafi. Gue cemburu yaa, hmmm apa gue suka sama Steave, apa gue baper sama dia?

NEW STAGE OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang