PROLOG!

1.3K 57 3
                                    

"Level tersulit dalam perjalanan hidupku adalah memiliki mu." - Jhose Zavier Pratama

***

"Sayang kamu dimana?"

Pemuda tampan serta manis dengan ukuran tubuh yang cukup "kecil" sedikit berptar-putar sambil menyipitkan matanya untuk mencari seseorang yang sudah berjanji menemaninya membeli buku sore hari ini.

"Hey baiklah, aku akan ke Food Court sekarang. Jangan pergi kemana-mana." tanpa menunggu waktu lama, pemuda itu mematikan penggilan nya dan segera pergi menyusul sang pemilik panggilan tadi.

Sangat mudah baginya untuk menemukan sosok yang dia cari saat ini. Sekarang, ia sudah melihat wanita manis dan sangat cantik dengan kulit yang menawan sedang duduk sambil memakan gellato dengan rasa vanilla kesukaannya.

"Haii Sayang." sapaan hangat pemuda tersebut lantas membuat perempuan di depannya menoleh.

"Hai Jhose, kenapa kamu baru sampai? kamu tadi bilang kalau kita ketemuan jam 4. Tapi lihatlah, sekarang sudah hampir jam 5." perempuan bernama Bella yang tak lain adalah pacar Jhose kini sudah mengerucutkan bibir nya sambil menunjuk jarum jam mewah yang tepasang di pergelangan tangannya.

Menandahkan kalau dia sedikit kesal dengan kedatangan Jhose yang selalu melebihi waktu kesepakatan.

Namun, Jhose justru tersenyum melihat kelakuan pacarnya itu. Karena hal itu malah membuat Bella semakin imut. Dan Jhose suka sekali dengan eksperesi pacarnya saat ini.

"Hehehe, maaf ya sayang. Habis nya tadi aku harus belikan kak Rey martabak dulu."

Tak ada yang bisa dilakukan Bella selain percaya dengan alasan Jhose. Untuk itu, dia hanya menghela nafas singkat. Setelah itu mereka berdua segera berjalan menuju toko buku langganan mereka.

"Udah? kamu beli itu aja?" pandangan Jhose mengarah ke buku dengan sampul biru di tangan Bella.

"Iya, yang kemarin juga masih belum selesai sayang." Jhose dan Bella segera membayar buku yang mereka beli. Jhose hanya membeli buku "Atlas of Tropical Medicine and Parasitology" karya Peters dan Wallace sementara Bella hanya membeli salah satu novel karya Aldous Huxley.

Setelah menyelesaikan semuanya, Jhose dan Bella segera pergi berkeliling mall untuk mencari makan, karena memang mereka berdua sama-sama belum menyentuh makanan apapun sejak siang tadi.

"Kamu mau makan apa sayang?" Jhose berjalan pelan disamping Bella sambil menggenggam tangan milik Bella.

Sungguh sangat serasi, muka mereka yang sama sama manis ditambah Jhose yang tampan dan kecantikan Bella, membuat beberapa orang disekitarnya terlihat iri dan sedikit sinis dengan pemandangan tersebut.

"Hmm maybe ramen?" Bella mengatakannya dengan suara pelan dan sedikit manja. "Nooo, lusa kemarin kamu sudah makan ramen." tolak Jhose dengan tegas namun tetap menggenggam tangan kekasihnya itu.

"Yahh, padahal lagi pengen ramen lagi." nada suara Bella tampak kecewa.

"Gimana kalau shusi? tapi jangan pernah coba-coba untuk memesan ramen atau pun mie." tawaran alternatif Jhose sambil menatap Bella.

"Baiklah, terdengar menyenangkan."

Kini Jhose dan Bella sedang duduk berhadapan di sebuah restoran shusi yang cukup terkenal.

Tak ada perbincangan khusuh yang mereka lakukan saat ini hanya diam sambil membaca sekilas buku yang baru saja mereka beli.

Drrttt Drrrrtt Drrrtt Drrrtt Drrrt,

Tiba-tiba kedua handphone miliki Jhose bergetar menandakan ada 2 panggilan masuk secara bersamaan di dua handphone yang berbeda. Terpaksa Jhose menghentikan aktivitasnya dan melihat nama yang tertera di kedua handphone nya.

[Kak Rey is Calling]

[Daddy is Calling]

Jhose terlihat menautkan kedua alis di dahinya.

"Siapa sayang?" tanya Bella yang juga ikut penasaran.

"Gak tau nih, daddy sama kak Rey tiba-tiba nelfon. Barengan pula." takut panggilan nya segera berakhir, Jhose mengangkat panggilan yang di berikan oleh daddynya dan membiarkan panggilan dari kakak kandungnya.

"Hallo dad...?"

"Umm, lagi di Plaza Senayan sama Bella..."

"Harus sekarang ya dad? Jhose belum makan soalnya." Jhose semakin mengerutkan kening mendengar apa yang diperintahkan daddy-nya saat itu.

"Okay Jhose pulang sekarang." setelah panggilan tersputus, Jhose langsung dengan jelas memasang tampang kesal dan sedih di hadapan Bella.

"Daddy ada berita penting apa sayang.?" kini Bella menggenggam tangan Jhose begitu melihat perubahan mimik wajah pacarnya.

"Gak tau yaa, tiba-tiba daddy nyuruh pulang. Katanya ada hal penting gitu."

"Gimana dong sayang? kita belum sempet makan." Jhose meletakan handphone nya lalu memandang mata coklat muda milik Bella.

"Yaa kamu pulang aja gak apa Jhose." ucap Bella dengan lembut.

"Tapi kamu gimana? kita belum sempat makan loh. Terus kamu pulangnya?" tanya Jhose semakin bingung

"Ya gak apa nanti aku suruh supir aku jemput. Atau naik Taksi kan bisa. Yang penting kamu harus pulang, jarang-jarang loh daddy kamu nyuruh pulang. Kayanya emang ada hal penting." Bella gantian menatap mata biru di hadapannya sambil sedikit menyisir rambut panjang milik pemuda yang sangat ia cintai.

Lihatlah, semua perlakuan dan sikap inilah yang menjadikan Jhose semakin sayang dengan Bella. Karena, hanya Bella seorang yang bisa mengerti dan sabar dengan semua tingkah laku aneh yang dimiliki Jhose.

Sekarang Jhose menimbang-nimbang saran Bella, hingga akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.

"Oke, aku pulang dulu ya. Kamu jaga diri ya sayang. Kalau ada apa-apa jangan lupa kabari aku. love you." ucapnya possesive, kemudian berdiri serta tak lupa mengecup kening milik Bella. Lalu meninggalkan wanita anggun itu duduk sendirian di sebuah restoran shusi.

*****

Hallo semuanya bagi kalian yang udah baca cerita sebelumnya maaf banget ya ceritanya harus gue rombak karena ada satu hal yang cukup aneh terjadi.

Ini akan menjadi cerita yang baru dan tentunya gue harap kalian lebih menikmati cerita ini.

Hohohohoho jangan lupa comment follow dan VOTE yaa. lop u all.

Surabaya,11/11/18 -PTR

NEW STAGE OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang