STAGE 20

246 20 4
                                    

"Terimakasih udah sabar nunggu aku." -Steave

-Jhose PoV-

"Wahhh Pak Sardi udah lama nungguinnya?" gue langsung berlari dan memeluk tubuh Pak Sardi yang tingginya hampir sama kaya gue.

"Engga dek barusan kokk."

Gue dan Pak Sardi langsung masuk ke mobil karena gue sama sekali engga bawa barang apapun. Namun, gue berhenti sejenak karena merasa asing dengan mobil yang gue tumpangi saat ini. Karena gue tau kalo ini mobil baru banget. Bahkan plastik di seat belakang aja masih belom dilepas.

"Lahh ini mobil siapa ya pak?" 

"Mobil dari kantornya bapak dek, kita habis ini mau ke mana?"

Setelah landing di Soekarno-Hatta perasaan gue bahagia banget. Bahkan sampai membuat senyuman dari bibir gue terus tercetak, seakan semua masalah gue hilang untuk sementara.

"Ke rumahnya Bella ya pak, Jhose lagi kangen nih."

Pak Sardi pun segera melajukan mobil ke sebuah perumahan yang cukup mewah di kawasan Ibu Kota.

Dan sampailah gue di depan rumah megah yang sangat minimalis.

"Bella nya ada pak?" gue berbicara sedikit dengan satpam rumah Bella yang kayanya masih inget sama gue. 

Tanpa pikir lama, gue segera memencet tombol lonceng dan berharap Bella keluar menemui gue.

Gue sengaja dateng ke Jakarta tanpa menghubungi Bella karena gue pengen kasih kejutan ke dia.

Tingg Tongg, ..... Ting Tongg,......

"Ehhh ada nak Jhose, ayoo masuk dulu..."

Tampaklah seorang wanita muda yang memiliki kemiripan dengan Bella.

"Ohhh engga usah tante, saya mau langsung ajak Bella keluar aja. Bella nya ada kan tan?"

Seketika raut wajah wanita berkepala 4 itu berubah drastis. Dia lalu mengambil nafas cukup panjang.

"Kita masuk dulu yaa Jhose, nanti kita bicarakan di dalam."

Dan entah kenapa tiba-tiba gue merasa bahwa ini adalah suasana yang tidak baik. 

Gue pun duduk di sofa keluarga milik Bella. Gue emang deket banget sama keluarga Bella, karena kebetulan Tante Veni itu teman bisnisnya mommy. Dan dapat gue rasakan suasa yang terjadi saat ini jauh berbeda dengan apa yang gue rasakan beberapa bulan lalu.

"Bella masuk Rumah Sakit Jhose, dia sudah koma selama 2 minggu."

Gue membelak tidak percaya dengan apa yang Tante Veni ucapkan barusan. Tapi gue juga yakin ini bukalah bahan bercandaan yang sering Tante Vani lontarkan.

"Iyaa Jhose, Bella didiagnosis kanker darah stadium 3 dan kata doker kankernya sudah mulai meningkat menuju Stadium 4."

Kini bukan cuma Tante Veni yang mulai terisak. Bahkan gue yang tandinya sangat gembira mendadak merasa sangat terpukul dan tubuh gue juga sedikit terguncang karena cairan bening mulai melesak keluar dari kantong mata gue.

***

Lemas, tidak berdaya, dan hampir seluruh tubuh nya penuh dengan alat. Itulah kondisi Bella yang ada di hadapan gue. Lutut gue mendadak lemas melihat kondisi memprihatinkan dari salah satu orang yang sangat gue cintai,

Gue mencoba menggenggam tangan Bella yang pucat dan cukup dingin, rambut indah miliknya yang selalu dia pamerkan kini perlahan mulai menipis.

"Maaf in aku Bell." gue gak bisa menahan emosi yang ada pada diri gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEW STAGE OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang