STAGE 4

483 35 0
                                    


"Ibarat sebuah pesawat, terkadang cinta bisa saja mendapat turbulence. Jika memang sudah tidak bisa, maka berhentilah." –Reynaldi Archard Pratama

-Jhose PoV-

"Jhoosee bangun dongg, kita udah mau sampai nihh. Ayooo Bangunn." kak Rey goyang-goyang in badan gue hanya karena bentar lagi pesawat udah mau landing di Surabaya.

"Cepet banget ya, perasaan gue  tidur cuma 15 menit." gue yang masih ngantuk banget, nyawa gue masih belum balik semua. Dan setelah gue buka tirai jendeala, ternyata emang kita sudah sampai di Surabaya. Soalnya udah keliatan tuh daratan di bawah.

"Gila aja, lo pikir kita mau ke Arab. Kan penerbangannya cuma 45 menit." kak Rey udah bersiap-siap dan mulai betulin posisi duduknya.

"Oh ya kak, btw kita nanti dijemput atau naik taksi?"

"Kata mom sih naik taksi aja. Soalnya bude juga lagi nganterin anaknya sekolah. Kakak udah dapet alamatnya kok."

Dan tak lama kemudian udah ada pemberitahuan dari cabin crew kalo kita udah di Surabaya.

"Bapak Ibu penumpang yang terhormat kita sudah mendarat dengan sempurna di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya......."

Begitu keluar dari pesawat, hal gue rasain cuma 1, yaitu sama-sama panas dan ramenya kaya Jakarta. Setelah ngambil bagasi yang super banyak. Gue sama kak Rey langsung pergi ke rumah bude Iriana sesuai sama alamat yang udah mom berikan.

Yaahh sepanjang perjalanan, setelah gue pikir-pikir ternyata Jakarta dan Surabaya hampir sama, macet,panas,gedungnya banyak tapi entah gue merasa Surabaya sedikit lebih renggang dari Jakarta. Karena merasa asing, gue cuma diem aja sambil dengerin supir taksinya yang antusias cerita beberapa hal tentang kota ini. Hmmm kota yang cukup ramah.

Karena rumah bude Iriana ada di salah satu perumahan mewah yang cukup dekat dengan bandara, gak kerasa taksi gue udah berhenti aja karena udah nyampe sesuai alamat yang tertera.

Tiinggg Tuunngggg.....

Sekarang gue udah di depan rumah yang hampir sama mewahnya dengan rumah gue. Dan gak lama gue melihat seorang wanita yang hampir sama dengan mom gue, cantik dengan senyum yang mekar di pipi nya.

"Ehhhh kalian sudah datang. Yaa ampunn Jhosee Reynald ayoo masukk." Bude Ana terlihat antusias banget dengan kedatangan gue. Wajahnya keliatan sumringah gitu, dan ngebantu bawa koper gue masuk ke dalam.

"Gimana perjalanannya, aduhhh udah gede ajaa ya kalian. Apakabar nihh sehat semua kan?" bude Ana mulai meluk gue satu-persatu lalu duduk senderan di sofa ruang tamu.

"Sehatt bude, Alhamdulillah."

"Iyaa, bude kapan ya terakhir ketemu kalian? Kayanya udah 4 tahun yang lalu, soalnya kalian udah gak pernah ikut sih kalau mom kalian ke Surabaya."

Gue sebenernya bingung harus ngapain, karena jujur, gue masih heran kenapa bude gue ini langsung akrab banget sama gue. Sementara gue dan kak Rey Cuma bisa senyum-senyum doang.

"Yasudahh kalian langsung ke kamar kalian ajaa, kebetulan kamar kalian bersebelahan cuma letaknya di atas dan agak mojok. Terserah nanti kalian berdua mau pakai yang mana."

"Iya bude kalau gitu kita siap-siap dulu yaa bude. Sekalian istirahat sebentar." gue bersyukur banget gue gak perlu sekamar sama kak Rey.

"Nanti kalau ada apa-apa panggil mbak Mar aja yaa. Nanti malem bude juga mau ajak kalian makan bareng diluar."

"Siapp bude." setelah itu gue dan kak Rey masuk ke kamar masing-masing dan setelah ini gue Cuma tiduran aja di kasur sambil kasih kabar ke Bella kalau gue udah nyampe di Surabaya.

***

Jam set 5 sore gue baru bangun dan bersiap buat mandi. Dan jam set 7 kak Rey masuk dengan pakaian yang cukup formal. Padahal sebenernya gue Cuma mau pake kaos doang.

"Jangan pake kaos dong Jhose, kita ini mau dinner keluarga loh." karena gue sebenernya gak peduli dengan penampilan, akhirnya gue ikutin aja sarannya kak Rey.

"Kak Jhosee, are you ready?" tiba-tiba si Ricky satu-satunya anak bude Ana manggil dari luar kamar. Dia masih kecil banget, kayanya sih kelas 3 SD, ketara banget dari suaranya yang cempreng.

Dan setelah semuanya siap, gue dan keluarga kecil bude Ana pergi dinner di sebuah restoran yang kayanya Cuma ada di Surabaya aja.

"Jadi gimana kabar sekolah kalian? Katanya Jhose barusan menang lomba di Malaysia ya?"

"Baik-baik aja kok om. Yaa kamarin itu Cuma lomba-lomba kecil gitu om."

"Wah hebat tuh, kalian ini loh udah ganteng,pinter,baik. Lengkap deh semuanya. Pasti udah punya pacar nih?" tanya om Anton yang masih sangat antusias dengan pengalaman pribadi gue.

"Jhose aja itu mah yang pacaran saya sih masih jomblo om." tiba-tiba kak Rey ngegas pertanyaan om Anton yang sebetulnya mau gue jawab.

"Ihh kak Rey mah suka mainin hati orang om, di deketin doang, kaga di tembak."

"Hahahah hati-hati loh entar kalian kena sama cewek Surabaya." entah kenapa gue cuma bisa diem aja. Karena tiba-tiba keinget Bella.

'Apakah gue dan Bella kuat nunggu selama 3 tahun?'

Selebihnya kita Cuma sekedar ngobrol ringan untuk nambah keakraban gue dengan mereka.

***

Besoknya, kebetulan mobil kak Rey udah datang dan jam 2 siang gue sama kak Rey disuruh beli perlengkapan pribadi di mall yang deket dari rumah bude Ana. Karena memang gak banyak baju yang gue angkut. Jujur, kalau koper gue penuh sama buku, tapi kalau kak Rey penuh sama sepatu karena dia demen banget beli sepatu.

"Mall nya deket kok, mungkin 15 menitan lah, itu mall nya ada 2 nanti kalian parkir di Supermallnya aja ya."

"Siap bude kita berangkat dulu yaa bude." sesudah pamit ke bude Ana, gue dan kak Rey langsung berangkat.

Sesampainya di Mall, gue sama kak Rey nyari pakaian harian yang casual gitu, celana sama beberapa pakaian formal. Gak lupa kita juga beli sepatu dan tas sekolah, karena bodohnya kita berdua lupa membawa semua itu. Habis itu, gue dan kak Rey beli perlengkapan pribadi gitu lah untuk kehidupan gue di kota baru ini.

Dan karena kak Rey yang lumayan demen beli-beli, gak kerasa tiba-tiba udah jam 7 sore aja.

"Kak, makan yukk."

"Yahh Jhose, gila aja kita makan bawa barang segunung gini. Makan diluar aja yaa, sekalian nyari makanan Surabaya gitu." benar kata kak Rey, belanjaan kita emang kelihatan banyak banget. Dan 60% didominasi sama kak Rey

"Hmmm bolehh bolehh, mumpung gak ada mommy kan ya, kita bebas makan dimana aja." akhirnya, gue dan kak Rey memutuskan untuk mencari makan di luar. Hal yang sangat jarang terjadi di hidup gue.

"Jhose lo yang nyetir yaa"

"Yaudah terserah, tapi kita makan dimana ini? yang pasti-pasti aja loh, gue gak mau hilang di kota orang."

"Soto mau gakk? Ini ada soto Lamongan cak Har."

Gue pun langsung pergi ke lokasi yang udah ada di navigasi mobil. Dan setelah makan gue langsung pulang karena gue inget besok gue harus masuk sekolah jam set 7 pagi.

Dan sialnya, bude Ana baru bilang ke gue kalau jarak rumah ke sekolah itu 20KM, dengan 30-40 menit perjalanan. Ditambah lagi, ini sekolah negeri yang udah tersohor, artinya gue harus taat atau gak, gue bakalan mampus kena hukuman dari pihak sekolah. Beda sama sekolah gue yang masuknya jam 7 dan jarak tempuh cuma 10-15 menit.

Surabaya,13-Januari-2019-PTR

NEW STAGE OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang