Bag 16 ~Hace un amor~

488 44 4
                                    

: : Happy reading')


Lo mau tau cara membunuh tanpa menyentuh? Buat dia mencintaimu kemudian menghilanglah:)

_______________


Tok..tok..tokk

Suara ketukan pintu kamar Claudi berhasil membuyarkan lamunan Claudi. Sekarang dia sedang berada di balkon kamarnya melihat langit hitam yang hanya di sinari oleh bulan dan bintang.

"Masuk" Kata Claudi dari balkon. Lalu terdengar suara pintu yang terbuka.

"Udah malem, kenapa belum tidur?" Tanya Danendra lalu duduk di kursi balkon samping Claudi.

"Belum ngantuk, masih pengen liatin bintang" Jawab Claudi.

"Tapi angin malam ga baik buat kesehatan lo"

"Kenapa bintang jauh banget sih bang? Kan gue ga bisa nge gapai kalau bintang nya jauh" Kata Claudi mengalihkan pembicaraan.

"Takdir"

"Sama ya kaya kebahagiaan gue, rasanya kebahagiaan itu jauh banget dari gue, sampe gue ga bisa nge gapai kebahagiaan gue sendiri. Dan jawabannya sama, yaitu takdir" Ucap Claudi tersenyum tipis.

"Lo ngomong apa sih dek?" Tanya Danendra yang belum tau kemana alur cerita Claudi.

"Bang, kenapa gue ngerasa Ayah sama Bunda jauh banget sama kita? Kenapa gue ngerasa mereka lebih sering ngurusin pekerjaannya di banding kita? Katanya Bunda ngga bakal ninggalin kita di sini kalau Ayah lagi pergi, tapi kenapa sekarang beda? Gue rindu keluarga kita yang dulu bang" Tak terasa kini Claudi sudah menangis di pelukan Danendra.

"Udah jangan nangis, gue yakin keluarga kita bakal kaya dulu lagi. Sekarang Ayah sama Bunda lagi disibukkin sama pekerjaannya, setelah pekerjaannya selesai mereka bakal pulang dan kembali sama kita" Kata Danendra menenangkan.

"Tapi kapan?" Tanya Claudi.

"Ada saatnya" Claudi hanya mengangguk, beberapa detik kemudian Claudi tidur di pelukan Danendra. Danendra yang mendengar dengkuran halus melihat wajah adiknya yang sudah terpejam dengan muka basahnya karena habis menangis.

Danendra membaringkan Claudi di atas kasur king size nya lalu menghapus jejak air mata di pipi Claudi, Danendra menarik selimut untuk menutupi tubuh adiknya.

"Gue bakal usahain buat keluarga kita bisa kaya dulu lagi" Setelah itu Danendra mencium kening Claudi lalu keluar dari kamar gadis itu.

*******

Di sekolahnya, kelas Claudi sedang pelajaran olahraga. Mereka sudah berada di lapangan olahraga, dan seperti biasa olahraga mereka di biarkan bebas karena tes untuk di masukan nilai sudah selesai semua.

"Kita main basket aja yu, sekalian latihan" Ajak Gerald, dan di angguki oleh Rafa dan Claudi.

"Kalian mau ikut ga? Yakali cuma bertiga?" Tanya Claudi pada teman temannya.

"Gue ikut" Kata Dinda.

"Gue ngga deh" Kata Diandra dan Alicia dengan cengirannya.

"Gue juga kaga" Kata Irfan

"Yaudah yu main" Ajak Claudi lalu membawa bola basket ke tengah lapang.

Di sisi lain dua pasang mata sedang memperhatikan Rafa dan Claudi yang sedang bermain basket dengan sesekali tertawa dan Claudi yang mendengus kesal karena di permainkan, kedua pasang mata itu merasakan hal yang sama tetapi dengan pemikiran yang berbeda.

"Gue tau gue salah udah ninggalin cewe kaya lo demi cewe yang ga tau diri itu. Tapi gue ga terima kalo lo deket sama lelaki selain gue, liat lo ketawa tapi bukan gue yang buat tawa itu, gue ga Terima Clau. Gue cemburu" Kata salah seorang diantara dua pasang mata tersebut.

"Gue benci liat lo ketawa ketiwi sama orang yang gue suka, gue benci liat lo deket banget sama orang yang gue sayang, dan gue benci banget karena lo selalu dilindungin sama orang yang gue cinta. Gue benci lo Claudia Laila Askandar!" Kata sepasang mata lainnya.

"Udah lah, cape gue. Bukannya latihan kalian malah ngerjain gue" Kata Claudi sambil mendengus lalu meninggalkan lapangan.

"Lah ngambek" Kata Rafa masih dengan sisa tawanya.

"Makannya, jangan pendek pendek amat jadi cewe. Ngerebut bola aja ngga bisa hahaha" Kata Gerald lalu meneruskan kembali tawanya.

"Eh gue ga pendek ya! Gue masih sepantaran sama cewe cewe yang lain! Kalo main basket itu pantulin ke bawah jangan main pasing atas dong lo kira lagi main voli?!" Jawab Claudi kesal. Setelah itu Claudi meninggalkan lapangan dan pergi ke kantin sendirian, dan menyumpah serapahi Rafa dan Gerald yang sudah mengerjai nya dan mengatai Claudi pendek.

"Bu Ani, anair botol satu ya bu" Pesan Claudi setelah berada di kantin.

"Ini neng" Kata Bu Ani dan memberikan satu botol anair pada Claudi.

"Makasih bu" Bu Ani hanya menjawab dengan anggukan sambil tersenyum.

Claudi duduk di kantin seorang diri sambil meminum minumannya karena yang lain pasti sedang belajar.

"Ila" Panggil seseorang dan duduk di samping Claudi.

"Eh? Rian, ngapain lo ke sini?" Tanya Claudi heran.

"Gue cuma pengen deket sama lo doang" Jawab Rian.

"Lo kan temen gue"

"Tapi gue masih sayang sama lo, gue udah coba buat bersikap hanya sekedar teman sama lo, tapi gue ga bisa ila ga bisa. Gue ga suka liat lo deket sama cowo lain, apalagi kalo lo udah suka sama cowo lain. Gue ga rela ila!" Kata Rian sambil memegang pundak Claudi. Claudi yang mendengarkan hanya bisa diam, tidak tau harus berkata apa. Sampai ada orang yang menghempaskan tangan Rian dari bahu gadis itu dan menarik tangan Claudi.

"Lo ga boleh lemah lagi sama dia. Udah cukup dulu lo di buat jatuh sekarang tidak." Kata Dinda pada Claudi.

"Dan lo! Lo gak berhak ngekang Claudi buat ga suka sama siapa siapa! Claudi berhak buat dapetin cowok yang lebih baik dari lo! Yang terima Claudi apa adanya, bukan ada apanya! Dan pasti, gak.bakal.tinggalin.claudi." Kata Dinda kepada Rian dengan penuh penekanan.

"Dulu lo buat Claudi jatuh, terus pergi ninggalin dia. Lalu sekarang lo datang dengan membawa luka lama kembali. Lo kira dunia ini hanya berpihak sama lo! Gue pastikan lo bakal tau rasanya kehilangan seseorang yang lo inginkan dengan melihatnya bersama orang lain. Gue pastikan itu Rian!" Lanjut Dinda lalu membawa Claudi pergi dari kantin.

_______________

Tau ko part nya pendek hehe😂
Tapi double up kan?
Udah lah, see you next part😘

RECUERDOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang