Bag 17 ~llueve~

712 44 6
                                    

Sebenarnya dia tidak berubah, dia yang sekarang adalah dia yang sebenarnya.

____________


"Pokoknya gue ga mau tau, lo ga boleh lemah lagi sama dia" Kata Dinda pada Claudi.

Sekarang mereka sedang berada di rumah Claudi, lebih tepatnya hanya Dinda yang ikut pulang ke rumah Claudi. Karena alasan Claudi yang merasa bosan dan kesepian karena orang tuanya sedang berada di negara paman sam, sedangkan abangnya sedang mengerjakan skripsi di rumah temannya.

"Gue juga udah coba buat ga lemah lagi Din, tapi tadi itu gue speechless sumpah. Gue gak nyangka aja Rian bakal ngomongin ini lagi, yang gue tau kan sekarang gue sama dia cuma temenan" Jawab Claudi.

"Astaga Clau, dia itu coba buat deketin lo lagi. Ga mungkin kan setelah dia kembali terus minta balikan setelah lo tolak dia mau aja jadi temen lo?"

"Ga ada yang tau niat dia kaya gimana kan? Nah gue juga ga tau kalo dia bakal maksa ngajak balikan"

"Lagian jadi cowok kok ngemis ngemis sih, udah di tolak juga masih aja ngejar. Ga nyadar diri banget. Udah nyakitin, ninggalin, datang datang bawa masalah" Gerutu Dinda.

"Udahlah, lo dari tadi ngedumel mulu. Lagian gue juga ngga mau jatuh ke lubang yang sama" Jelas Claudi mencoba untuk menenangkan Dinda.

"Nah gitu dong, gue kan tenang jadinya" Claudia hanya menanggapinya dengan senyuman, setidaknya masih ada orang yang mengerti masalahnya dan mau memberikan saran.

"Besok lo latihan lagi Clau?" Tanya Dinda.

"Iya"

♡~♡~♡~♡~♡


Gadis itu membuka matanya.
Dingin. Itu yang Claudi rasakan ketika bangun tidur. Menatap jam yang sudah menunjukan pukul 6.03. Gadis itu bangkit dari ranjang nya dan berjalan menuju balkon rumahnya. Hujan. Pagi ini di hiasi dengan hujan yang cukup lebat tapi tidak ada petir diantaranya.

30 menit Claudi bersiap siap untuk berangkat ke sekolahnya, Claudi turun menuju ruang makan keluarganya. Sepi, itu yang menggambarkan keadaan rumahnya. Claudi harus mulai terbiasa dengan keadaan ini. Claudi melajukan mobilnya menuju parkiran sekolahnya lalu mengambil payung yang ada di jok belakang dan keluar dari mobilnya.

Selain menyukai ice cream, dan sunrise, Claudia juga sangat menyukai hujan. Bagaimana tidak, selain hujan yang akan membuat pelangi muncul, hujan juga mengajarkan Claudi untuk tidak menyerah pada keadaan, hujan tetap kembali ke atas langit meski pada akhinya langit akan membuangnya kembali ke bumi.

Claudia sangat ingat "cintailah hujan bukan pelangi yang datang setelah hujan, karena kamu tidak pernah tau indahnya pelangi jika tanpa hujan. Tentang mencintai sebuah penderitaan agar kita bersyukur dengan kebahagiaan yang akan datang. Entah itu sesaat ataupun kekal" Seseorang pernah mengatakannya pada claudi untuk mencintai hujan, tapi orang itu sendiri yang sekarang menjadi alasan Claudi membenci hujan. Ya, sekarang Claudia Laila Askandar sangat membenci hujan!

"CLAUDI!" panggil Dinda, Alicia, dan Diandra yang melihat sahabatnya di guyur hujan. Payung yang semula melindungi Claudi dari hujan kini sudah tergeletak di tanah.

Panggilan sahabatnya seakan menyadarkan Claudia dari lamunannya, ketiga sahabatnya menghampiri Claudi yang sudah basah kuyup lalu Dinda memayungi gadis itu. Claudi menatap sekitarnya, ternyata dia masih berada di parkiran dengan orang orang yang menatapnya seolah Claudi adalah gadis bodoh yang hujan hujanan di sekolah.

RECUERDOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang