(9)

553 83 25
                                    

Happy reading!

🌙

Hari ini hari Senin. Kamu menatap handphone dengan gelisah sejak bangun tidur sampai di sekolah. Berjaga-jaga apabila ada surprise dari Junkyu melalui chat ataupun telepon.

Tetapi, nihil. Tidak ada apa-apa.

Kamu menghela nafas. Kamu terlalu banyak berharap.

"Masih belum ada kabar juga dari Junkyu?" tanya Haruto yang sedari tadi jemu menatapmu gelisah tak karuan.

Kamu menggeleng lemah.

"Sabar aja. Mungkin nanti malam, ini kan masih pagi."

"Iya, kali ya," katamu pasrah.

Kamu menatap jam dinding. Lima menit lagi bel masuk berbunyi.

Ah sudahlah, lebih baik kamu mulai memasukkan handphone-mu ke dalam tas. Perkataan Haruto ada benarnya juga, kamu hanya harus bersabar.

"Eh, eh, Pelajaran pertama apa?" tanya Jeongwoo tiba-tiba dari kursi belakang.

"Kimia, Bu Taeyeon," jawabmu.

Jeongwoo ber-oh ria.

Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi nyaring diiringi langkah kaki wali kelas kamu, Pak Heechul, memasuki kelas.

"Lah tadi katanya Bu Taeyeon, kok jadi Pak Heechul?" tanya Jeongwoo.

"Mana gue tau. Kalau dari jadwal emang Bu Taeyeon kok. Mungkin ada sesuatu yang ingin disampaikan Pak Heechul."

Jeongwoo mengangguk-angguk.

"Selamat pagi," sapa Pak Heechul.

"Pagi, paaak!!!" jawab kelasmu serempak.

"Jadi, saya langsung saja ke intinya karena harus mengajar di kelas lain, kelas kita akan kedatangan anak baru."

Kelas langsung riuh oleh rasa penasaran siswa-siswi. Masing-masing dari mereka penasaran, apakah anak baru itu perempuan atau laki-laki?

Chenle mengangkat tangan.

"Ya?"

"Cewek apa cowok?"

Pak Heechul tersenyum. "Cowok."

Para siswa melengos, sedangkan para siswi berteriak heboh, meributkan apakah siswa itu tampan atau tidak.

Kecuali kamu.

Kamu sudah biasa ditemani Haruto yang notabenenya laki-laki paling tampan di SMA Treasure dan Junkyu yang senyumnya sangat cerah. Jadi, pemandangan laki-laki tampan sudah terlalu biasa menurutmu.

"Ayo masuk," perintah Pak Heechul kepada anak baru yang sedari tadi berdiri di luar.

Awalnya kamu tidak ingin peduli, tetapi pada akhirnya mulutmu ternganga lebar begitu melihat anak baru itu memasuki kelas.

You or him? | HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang