(12)

288 44 12
                                    

Happy reading!

🌙

Pak Heechul membagikan beras dan sosis ke masing-masing tenda untuk persiapan makan siang. Kalian semua akan diajarkan untuk memasak sendiri. Tidak ada yang protes soal ini. Para murid sama-sama beranggapan bahwa memasak sendiri bersama teman-teman jauh lebih seru ketimbang menerima makanan yang sudah dimasak koki dapur.

"Gue enggak nyangka banget bakal setenda sama lo!" Kata Ryujin, lantas memelukmu.

"Sama, Jin ... tapi ...," kamu mendekatkan bibir ke telinga Ryujin, kemudian berbisik, "Kayaknya ada yang enggak seneng sama kehadiran gue di sini."

Kamu dan Ryujin sama-sama menoleh, lantas mendapati Wonyoung dalam keadaan melipat kedua tangan di depan dada, menciptakan kesan super angkuh. Menyadari tatapan kalian berdua, Wonyoung mengalihkan pandang. Ia mendengus sebal.

"Wonyyy, jangan gitu, dong," Ryujin menggenggam kedua tangan Wonyoung. "Kita semua, kan, teman."

Wonyoung melepas paksa genggaman tangan Ryujin. "Apaan sih, lo aja kali."

"Won, jangan ngambekan terus karena masalah super sepele, (y/n)nya kan enggak suka Haruto," bisik Ryujin.

"Ah, palingan dia bohong. Siapa sih yang enggak suka sama Haruto? Terlebih visualnya wow banget," Wonyoung melengos.

Kalau (y/n) suka balik, enggak mungkin Haruto jadi orang paling sadboy sesekolah :') -Ryujin

"Terserah lo aja deh," Ryujin mengibaskan tangan. "Asal sikap bermusuhan lo jangan terlalu ditunjukkan, oke? Kita sedang bersenang-senang di sini."

Selain Ryujin dan Wonyoung, kamu juga setenda dengan Im Suah, Herin, dan Heejin. Yang sekelas denganmu hanyalah Im Suah dan Herin, sayangnya kamu tidak terlalu dekat dengan mereka, terlebih Herin. Kamu benar-benar berharap acara kemah ini mampu mempererat hubungan kalian.

"Guys, sosisnya mau dimasak gimana nih?" Tanya Herin. Ia menggenggam sebungkus sosis mentah dengan tampang tidak sabaran.

"Dibakar?" Usul Heejin.

"Tapi terlalu basic gak sih?" Kata Wonyoung.

"Iya juga, ya. Terus mau diapain dong? Bumbu-bumbu yang diberikan juga terbatas. Ditambah minyak," Heejin mengerutkan kening, tampak berpikir keras.

Tiba-tiba, Ryujin tertawa kencang, mengejutkan kalian yang setenda dengannya. "Kalian enggak perlu khawatir, lihat apa yang gue bawa."

Ryujin mengambil bungkusan merah yang sedari tadi disembunyikannya di belakang. Membukanya. Lalu, terpampanglah bahan-bahan memasak seperti berbagai jenis bawang dan cabai, penyedap rasa, merica, makaroni dan pasta-pasta lainnya, kentang, wortel, saos barbeque, bahan-bahan yang sudah disiapkan sekolah (baca: garam, gula, saos sambal, saos tomat, dan kecap,) dan... mi instan.

"HAH? LO BAWA DAPUR KE PERKEMAHAN APA GIMANA DAH?" Wonyoung menyahut keras.

"Lebih tepatnya, gue orang yang penuh persiapan, gue tahu sekolah enggak bakal menyediakan cukup bahan untuk membuat makanan yang enak," Ryujin tersenyum bangga. "SMP gue juga pernah mengadakan acara kemah dengan sistem memasak makanan sendiri seperti kita. Ketidak puasan gue atas keterbatasan bahan makanan--sehingga makanan yang diciptakan pun enggak terlalu lezat--membuat gue belajar untuk mempersiapkan lebih banyak bahan makanan dari rumah kalau-kalau ada acara kemah dengan sistem memasak sendiri lagi."

"Ya, bener sih, tetapi kok rasanya juga enggak bener...," Suah memijat pelipisnya. Heran dengan kelakuan Ryujin.

"Random banget sih lo jadi orang, pengen tak hihhhhh," Wonyoung mendorong kepala Ryujin.

You or him? | HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang