Chapter 4

176 18 0
                                    

Unkown place

Untuk sesaat, pandangan Tetsuya berubah buram. Pada menit selanjutnya, Tetsuya mendapatkan kembali pengelihatannya dengan jelas. Melihat sekeliling, tempat dimana dia berada adalah sebuah lab yang sudah lama ditinggalkan. Setelah beberapa saat melihat sekelilingnya, Tetsuya sadar dengan kondisi tubuhnya. Ia berada dalam sebuah tabung berisi cairan bening, tetapi anehnya ia masih dapat bernafas dengan baik dalam air tersebut.

Memastikan tidak ada yang salah dengan tubuhnya, Tetsuya mencoba memeriksa sekitarnya secara lebih teliti guna mencari jalan keluar dari tabung besar dimana ia berada. Menghabiskan waktu beberapa saat, akhirnya Tetsuya dapat keluar dengan utuh tanpa luka satupun ditubuhnya. Hanya bajunya yang basah dan berbau menyengat khas obat-obatan, Tetsuya mencoba mencari baju kering agar ia tidak terkena flu.

Baru saja akan bergerak, pintu di ujung ruangan tersebut terbuka. Menampilkan wujud sesosok anak kecil berambut pirang dengan seringai di bibirnya.

"Ah, kau sudah bangun rupanya. Wahai calon adam, Kuroko Tetsuya." ucap anak tersebut dengan nada mencemooh.

"...", tak ada jawaban. Tetsuya hanya menatap datar pada wajah sombong itu.

Menyadari orang yang disapa tak ingin membalas, anak tersebut melanjutkan, "Hm..  Tidak menyangka kau akan bersikap tenang. Kukira kau akan bertindak konyol demi bertemu 'Eve'.. Ah, atau lebih tepatnya... Tetsuna". Ingin kumenampar anak kecil satu inih..  Mamanya mana sih, kok ga diajarin attitude ginih.. 😑

Tetsuya tetap bersikap tenang. Matanya mengawasi tajam pada wajah menjengkelkan tersebut, sambil sesekali menghitung kapan waktu yang tepat melarikan diri dari tempat tersebut.

"Aku yakin kau ingin pergi dari tempat ini, tapi apa kau benar-benar ingin pergi dari sini? Tanpa bertemu sang 'ibu' tercinta??", pancing Da'ath. Terus tersenyum tanpa peduli lawan bicara merasa jengkel, ia melanjutkan, "Kau pasti telah sadar alasan mengapa kau berada disini." Berjalan mengitari Tetsuya, Da'ath mendekati sebuah meja dan mendudukinya.

"Aku memilihmu sebagai adam selanjutnya, menggantikan Ouma Shuu untuk meneruskan tahap penyeleksian. Jadilah raja di kerajaanmu sendiri, berdua dengan Ouma Mana sebagai ratumu", ujar da'ath dengan wajah sombongnya.

"Aku tidak tertarik berhubungan incest.. ", adalah kalimat pertama Tetsuya setelah hening sekian lama.

"Ouma Mana yang kau sebut itu adalah mamaku. Yang benar saja.." ejek Tetsuya. "Setelah gagal merayu adiknya sendiri Ouma Shuu, kau menunjukku untuk melakukan incest dengan mamaku sendiri. Apa penciptamu sudah gila? Oh, atau..  Kau punya fetish pada cerita incest?" 😎😎

"😒😒 ekh.. Hm...  Apa maksudmu. Kau kupasangkan dengan Mana, bukan Tetsuna. Jadi apa yang kau sebut incest itu?" balas Da'ath merasa disindir. Hoo..  Ternyata da'ath penggila cerita incest guys... 😗😗😗😂😂

"Dan sebagai informasi tambahan, Mana yang kau maksud berada dalam tubuh Tetsuna, mamaku", kejar Tetsuya tak mau kalah. Berdiri di tempatnya sambil bersidekap menghadap Da'ath, Tetsuya bergaya seperti sedang berhadapan dengan anak buah yang akan dia hukum. Pose orang keren. (bayangin tubuh semampai Tetsuya yang bersidekap, berwajah datar, dengan tatapan yang tajam..  Ugh..  Sayang wajahmu manis nak..  Klo lebih maskulin gitu, mimisan author ini) 😂😂

Tak merasa dipojokkan oleh Tetsuya, Da'ath tetap menampilkan seringainya. Masih mencoba membuat Tetsuya berpihak kepadanya, Da'ath kembali mengucap,  "Memang kau tak tertarik dengan Mana, Kuroko Tetsuya..? Aku yakin si pengecut Ouma Shuu itu telah memberikanmu foto Mana sebelumnya. Kau.....  Benar-benar tak tertarik pada Mana?" nih anak ngeyel amat ya..  Tetsu hanya milik Sei seorang tauk.. 😑

A New Story of Guilty Crown (AkaKuro) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang