"Bersamamu selalu menyenangkan." Jennie merebahkan kepalanya ke pundak Lisa. Tersenyum sambil menatap hujan yang turun. "Jangan tinggalkan aku ya."Lisa tersenyum dan mengecup dahi Jennie
"Tidak akan."
"Apakah kita bisa begini selamanya?"
"Selamanya sayang, yakinlah kepadaku."
"Kau tidak menyesal melamarku padahal aku belum lulus kuliah?"
Lisa tersenyum lembut,
"Kenapa tidak? Kau bisa menikah, dan tetap kuliah."
"Benar juga." Lisa tertawa, "Tetapi hanya kau yang bekerja untuk rumah tangga kita nanti."
"Siapa bilang?" Lisa mengerutkan keningnya, pura-pura tampak serius. "Aku akan menagihkan semua pengeluaran yang kukeluarkan untukmu begitu kau lulus kuliah dan menerima gaji pertama di pekerjaanmu."
Mereka lalu tertawa bersama, sambil menatap hujan turun.
"Aku mencintaimu Jennie. Aku berjanji akan membahagiakanmu, sekarang, ataupun nanti setelah kita menikah. Apapun yang terjadi, kau harus tahu. Jantungku ini akan selalu berdetak, hanya untukmu.
🐿
Selamanya sayang, yakinlah kepadaku. Jantungku ini akan selalu berdetak, hanya untukmu.
Kalimat itu terngiang ditelinga Jennie sederas aliran hujan yang turun, sekarang, di depan makam Lisa dengan tanah merah yang masih basah. Apakah Lisa kedinginan di bawah sana? Pertanyaan itu menggayutinya, menghancurkan hatinya, membuatnya memeluk dirinya sendiri yang gemetaran. Jennie tidak pernah membayangkan ini akan terjadi. Sampai dengan kemarin, yang terbentang di depannya adalah kebahagiaan, kebahagiaannya bersama Lisa. Tetapi ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kekasihnya direnggut dari sisinya tepat sehari sebelum pernikahan mereka. Lisa meninggal karena kecelakaan, ketika mencari rangkaian buket bunga untuk pengantinnya di saat-saat terakhirnya.
Mereka bilang jenazah Lisa menggenggam bunga itu ketika ditemukan, bunga mawar putih dengan kelopaknya yang hancur berguguran terkena benturan. Bunga itu tidak putih lagi, berubah merah, terpercik darah Lisa. Dan jantung Lisa sudah berhenti berdetak. Sudah tidak berdetak untuk Jennie lagi, terkubur diam di sana, dalam tanah yang dingin, tidak terjangkau.
Apakah yang dipikirkan Lisa pada saat-saat terakhirnya? Apakah Lisa memikirkan dirinya? Pernikahan mereka? Air mata mulai menetes lagi di mata Jennie, mata yang sudah kelelahan meneteskan kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Rain (Completed)
FanfictionHujan, Kenapa detak jantungku hanya berdetak saat melihatnya? [remake]