Semua mata langsung memandang ke arah Jennie, membuat Jennie merasa canggung luar biasa. Yeri sendiri tampak tenang, perempuan itu tersenyum dan menghampiri Jennie
"Ayo Jennie, aku kenalkan pada orang tua Chaeyoung" Gumamnya cepat, meraih tangan Jennie. Jennie tersendat mengikuti langkah Yeri yang menarik lengannya,
"Ini Jennie, Mama dan papa pasti sudah mendengar namanya dari Chaeyoung" Yeri tersenyum ceria, kemudian menepuk bahu Jennie, "Ayo, masuklah ke sana, dokter pasti akan mengizinkan kita menambah satu orang, apalagi kalau mengetahui itu akan memberikan efek yang bagus bagi kesembuhan Chaeyoung."
Semua orang masih terpaku bisu dalam suasana yang canggung, kecuali Yeri yang memasang wajah ceria, seperti tidak ada hal yang aneh di balik suasana ini.
Mama Chaeyoung yang masih menelusuri seluruh penampilan Jennie dengan tatapan mata menyelidik tampak kaget. Dia kemudian menganggukkan kepalanya meskipun tampak tidak rela. "Silahkan. Chaeyoung pasti sangat ingin bertemu denganmu, Jennie."
Dengan Izin dari mama Chaeyoungpun, Jennie masih ragu, dia benar-benar kebingungan akan keadaan yang tidak diduganya ini. Tapi kemudian Yeri mendorongnya dan terkekeh ceria,
"Ayo, masuklah" Gumamnya setengah mendorong Jennie, membuat Jennie mau tak mau melangkah masuk ke dalam ruangan tempat Chaeyoung terbaring.
***
Begitu Jennie masuk dan menghilang di balik pintu, mama Chaeyoung langsung menyambar Yeri dengan pertanyaan, "Kenapa kau lakukan itu Yeri?" tanyanya tajam.
Yeri menatap lembut, "Itu yang seharusnya dilakukan. Kita tidak boleh memisahkan dua pasangan yang saling mencintai."
"Tapi Yeri, bagaimana denganmu?"
"Aku tidak apa-apa. Aku sudah sampai di titik untuk menyadari bahwa Chaeyoung mungkin memang bukan jodohku, banyak sekali kejadian sebelum ini yang menunjukkan padaku akan kenyataan itu." sekilas Yeri melirik ke arah Mark yang segera tahu apa maksudnya. Semua kejadian sebelumnya, kenyataan bahwa Yeri adalah anak angkat, kenyataan bahwa Yeri mempunyai saudara kandung yaitu Lisa
Yeri meremas jemari mama Chaeyoung "Yeri sudah merelakan Chaeyoung. Tapi mama tidak perlu khawati, hal ini tidak akan merenggangkan sayang Yeri ke mama, Yeri akan selalu menjadi puteri mama."
Air mata bergulir dari mata mama Chaeyoung, perempuan setengah baya yang masih cantik itu menangis, lalu memeluk Yeri erat.
🐿️
Ketika menyadari siapa yang masuk, Chaeyoung hampir saja menegakkan tubuhnya, melupakan rasa nyeri yang menggayutinya.
"Jennie?" suaranya serak, penuh kesedihan, melihat perempuan yang sangat dicintainya itu berjalan mendekat.
Jennie mendekat dan menatap Chaeyoung dengan sedih,
"Maafkan aku Chaeyoung atas kata-kata terakhirku sebelum kau pergi. Maafkan aku." Setetes air mata bergulir di pipinya, membuat suaranya bergetar, "Aku bersikap egois dan tidak mempedulikan perasaanmu. Aku berikap jahat, hingga kau jadi seperti ini."
Chaeyoung tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya kepada Jennie, dengan lembut menyentuh jemarinya, "Semua bukan salahmu, dan semua bukan kesengajaan. Percayalah, tidak pernah ada niat di benakku untuk mengakhiri hidupku dan bersikap tidak bersyukur kepada Tuhan yang telah memberiku kesempatan kedua. Aku ingin kau tahu bahwa itu adalah murni kecelakaan."
Jennie langsung merasakan kelegaan memenuhi sekujur tubuhnya. Syukurlah dugaan pahitnya tidak benar. Chaeyoung tidak sedang mencoba bunuh diri, ini adalah murni kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Rain (Completed)
Fiksi PenggemarHujan, Kenapa detak jantungku hanya berdetak saat melihatnya? [remake]