08 - Menghitung Hujan

1.7K 257 22
                                    

Yeri melangkah turun dari kereta menuju ke pintu keluar Stasiun besar Busan. Dia melangkah keluar dari pintu Stasiun itu, ke arah peron yang luas. Sejenak dia berdiri, dalam hening dan diam, menatap ke sekeliling. Menghirup udara di sebuah kota yang sering dikunjunginya semasa kecil. Chaeyoung ada di kota ini, menghirup udara yang sama. Batin Yeri terasa pedih. Seharusnya kalau hubungan mereka baik-baik saja, Chaeyoung ada di sini untuk menjemputnya. Tetapi yang terjadi sekarang adalah dia melangkah sendirian di sini, dalam kesepian yang mencekik, merasa sedih dan ironi.

"Yeri? sudah lama menunggunya?"

Yeri menoleh mendengar panggilan itu, Lalu tersenyum ketika menyadari siapa yang menjemputnya.

"Halo Mark." dengan cepat dia menghampiri sepupunya itu, meninggalkan tasnya di lantai dan memeluknya.

Mark membalas pelukannya dengan sayang, Yeri akan selalu menjadi  kesayangannya, Mark adalah anak tunggal, dia tidak punya saudara dan satu-satunya orang yang bisa dekat dengannya adalah Yeri.

Diambilnya tas Yeri lalu mengerutkan keningnya, "Dimana Chaeyoung?"

Pertanyaan Mark itu membuat mimik wajah Yeri berubah, meskipun dia berusaha menyembunyikannya di balik senyumnya yang pahit. Ya, keluarga besar mereka memang belum tahu tentang pembatalan pertunanagan sepihak yang dilakukan oleh Chaeyoung. Hanya ayah ibunya yang tahu dan Yeri melarangnya untuk memberitahukan kepada keluarganya yang lain. Itu semua karena Yeri masih berharap bahwa Chaeyoung akan kembali kepadanya, bagaimanapun caranya.

"Chaeyoung sedang sibuk." Yeri mengarang dengan cepat, "Lagipula aku kemari karena merindukan nenek."

Mark tertawa, "Dan nenek juga merindukanmu. Dari kemarin dia sibuk menyiapkan kamarmu, dan menyuruh kami menyiapkan cemilan kesukaanmu, bahkan sekarang beliau sedang memasak makanan kesukaanmu." Mark mengedipkan sebelah matanya, "Kedatanganmu kemari benar-benar membuat nenek bersemangat." Wajah Mark kemudian terlihat sedih, "Biarpun begitu kami tetap bisa mengerti kenapa bertahun-tahun kemarin kau tidak bisa mampir kesini, apalagi mengingat kondisi Chaeyoung waktu itu yang begitu sakit, kami mengerti betapa kau mencintainya dan ingin tetap berada di sampingnya kalau-kalau yang terburuk terjadi."

Yeri merenung dengan sedih. Ya, demi Chaeyoung dulu, dia telah mengorbankan seluruh waktunya, keluarganya, hari-harinya dihabiskan untuk mendampingi Chaeyoung dan merawatnya. Mark memperhatikan ekspresi sedih Yeri lalu menepuk punggungnya, memberikan semangat, "Hei, kenapa kau murung? Sekarang keadaan sudah lebih baik bukan? Transplatasi jantung Chaeyoung yang sukses tentunya telah merubah hidup kalian, seperti sekarang, kau bisa main ke Busan dan menengok kami lagi."

Counting Rain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang